...Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
(Al-Baqarah : 216)🌿🌿🌿
Semilir angin menciptakan kebahagiaan tersendiri bagi mereka yang menyukainya. Tapi tidak untuk Dave dan seseorang yang kini berdiri di hadapannya. Deru nafas mereka terdengar saling bersahutan menambah panasnya suasana hati masing-masing.Mentari sudah hampir kembali ke singgasananya, tapi pembahasan kedua laki-laki bertubuh tegap itu tidak juga menemui titik akhir. Seperti mereka tidak berjalan ke titik akhir, namun malah menambah rambat masalah.
"Lo maunya apa sih?" sengit Dave.
Laki-laki di hadapannya balas menatap tajam. "Gue cuma mau pengakuan dari Risya."
Dave berusaha meredam amarahnya. Bagaimana pun masalah nggak selesai dengan kemarahan. "Keluarga lo sudah memutus pertunangan kalian, jadi untuk apa lagi lo muncul? Bukannya itu sudah cukup?"
Raffa. Dia yang tengah bersama Dave di tempat ini. Inilah pekerjaan yang Dave katakan pada Risya malam itu. Pekerjaan yang hanya Dave yang bisa menyelesaikannya, karena dia tidak ingin lagi melibatkan Risya, apalagi harus membuat Risya merasakan sakit saat harus bertemu Raffa.
Mereka tidak sedang di luar kota, tapi mereka tetap di kota yang sama dengan Risya. Hanya pengalihan saat Dave mengatakan akan pergi ke luar kota.
"Gue mau pengakuan langsung dari Risya."
"Enggak!" pandangan Dave nyalang. "Gue nggak akan biarin lo nyakitin Risya lagi. Sudah cukup, Raf, sudah cukup selama ini Risya mikirin lo yang tanpa dia tahu lo itu laki-laki sialan yang seenaknya mempermainkan perasaan perempuan.
"Gue bakal ngomong baik-baik ke dia. Lo sebagai suaminya tenang saja, karena gue nggak akan ngapa-ngapain istri lo." Pandangan Raffa menerawang jauh ke belakang, selanjutnya dia terkekeh mengejek. "Lagian, gue nggak pernah cinta sama dia."
"Gue tahu. Untuk itu lo nggak perlu lagi ketemu Risya," kata Dave mencoba menekan dalam-dalam amarahnya.
Berbeda dengan Dave yang berusaha menekan amarah, Raffa justru semakin terbakar dan berkobar. "Zeyra mau pengakuan dari Risya, sialan!" kata Raffa tajam.
Dave hanya terkekeh.
Raffa mengumpat? Astaga, Risya terlalu banyak membuang waktu percuma untuk laki-laki brengsek ini.
Sia-sia perempuan sebaik dia membuka hati hanya untuk Iblis berwajah Malaikat.Dave menekuk alisnya. "Zeyra?" Dave mencoba mengingat-ingat. "Ah iya, dia perempuan yang punya kemiripan dengan Risya, dan dia perempuan idaman lo yang sempat hilang kabar."
Raffa kembali mendesis tajam. "Gue nggak minta lo jelasin siapa Zeyra. Gue minta lo bawa Risya temuin gue dan gue akan minta pengakuan."
"Nggak perlu. Istri gue nggak gue biarin lagi buang-buang waktu hanya untuk ketemu orang kayak lo."
Dave mendapat sebuah ide. Dia tersenyum mengejek ke arah Raffa. "Gue akan biarin lo ketemu Risya, asal lo bawa Zeyra juga saat itu sama lo. Jadi, lo nggak perlu lagi capek-capek ngerekam."
"Sialan lo Dave!"
"Gue nggak akan biarin istri gue sedih saat harus tahu orang yang pernah dia cinta ternyata hidup penuh dengan topeng." jeda. Dave tersenyum miring. "Bahkan bukan cuma lo yang bertopeng tapi keluarga lo juga."
Emosi semakin menjadi di dalam hati Dave. Kendati menahan dia malah tersulut saat harus mengingat semuanya. "Lo bahkan nyuruh keluarga lo nipu Risya dengan bilang lo punya kembaran, dengan bilang Bunda lo shock karena kehilangan lo. Lo ngelakuin itu agar Risya nggak curiga kalau ternyata keluarga lo tahu yang sebenarnya! Adik lo, Nindi. Sahabat Risya juga melakukan penipuan yang sama kayak yang lo lakukan. Dasar keluarga penipu!" Sepertinya Dave tidak bisa memendam lagi semuanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Setulus Rasa (END)✔️
SpiritüelUpdate tiap senin, rabu, jumat, sabtu! Baca yuk! Kali aja bisa jadi temanmu mengarungi kisah cinta yang abu-abu, sebab belum pahamnya dirimu dengan cinta atas dasar cintamu pada-Nya, Sang Pemilik Cinta. Bukankah romantis jika rasa itu dinamai Cinta...