#22.

13.9K 977 87
                                    


Happy Reading

Mark tergelak mendengar perkataan Zeevana yang terdengar sangat lucu, ia kemudian berjalan menuju Zeevana berada. Tapi Zeevana lebih dulu berlari dengan kaki mungilnya, Ace dan Delano tidak menghiraukan Mark dan Zeevana yang tengah berlarian didalam mansion, mereka sangat lahap memakan ice cream buatan Natasya.

"Kak Malk, jangan makan Vana"

"Nanti kak Ace nangis kalo Vana gak ada"

"Mama juga pasti nangis"

"Es klim Vana belum habis"

"Aaaa, jangan kejal Vana telus iiiiih!"

Mark tertawa dengan keras, bahkan ia sampai memegang perutnya tak kuasa menahan tawa.

"Ngomong r dulu yang bener, baru kakak berhenti kejar Vana"

"L" ucapnya dengan wajah polos. Mark menggeleng pelan.

"R bukan l" ucap Mark lagi.

"L"

"Rrrrrrr"

"Lllllll" geram Vana karena tidak bisa mengucapkan kata 'r'.

Mark mendengus kasar, susah sekali mengajari Zeevana untuk mengucapkan kata 'r'. Ia mengambil handphone-nya yang bergetar didalam saku celananya. Ia kemudian tersenyum saat melihat siapa yang menelfonnya.

"Vana habisin dulu ya ice creamnya, kak Mark mau angkat telfon dulu. Penting" Zeevana mengangguk dan berlari menuju meja makan, ice creamnya sedikit mencair karena ia tadi sedang bercanda dengan Mark.

"Van, kakak kekamar dulu ya, mau ambil buku cerita" Zeevana menatap kakaknya dan mengangguk. Ace kemudian berjalan melewati tangga menuju lantai atas. Zeevana melirik kearah Delano yang masih asik dengan ice creamnya, ia menatap ice cream rasa coklat milik Delano yang masih banyak. Sedangkan miliknya sudah habis, hanya tersisa rasa vanila dan strawberry.

"Lano, minta yang lasa coklat dong. Punya Vana udah habis" Delano menatap ice cream coklatnya. Kemudian ia mendekati kursi Zeevana dan duduk disebelahnya. Ia kemudian mengambil satu sendok ice cream rasa coklat dan menyuapi Zeevana. Mereka memakan ice cream mereka sampai habis. Zeevana mengambil tisu dan mengelap mulutnya, ia kemudian menaruh wadah sisa ice creamnya ke tempat cuci.

Zeevana kemudian berlari kearah lemari pendingin dan membukanya, mata bulatnya menelisik mencari sesuatu. Dan akhirnya ia menemukan apa yang ia cari, buah strawberry. Ia tersenyum senang dan bertepuk tangan kecil, Delano yang penasaran akhirnya menghampiri Zeevana. Mereka berdua memakan strawberry dengan bergiliran, kemudian Delano menatap karung besar yang berada disamping lemari pendingin.

Delano dan Zeevana berdiri dari duduknya di lantai dan melihat karung besar dihadapan mereka, tampak wajah mereka yang terlihat bingung dengan karung tersebut.

"Lano, kita buka aja yuk. Siapa tau ada stlobeli dan anggul" ucap Zeevana dengan polosnya, Delano yang tak kalah polos mengangguk dan mencari shear untuk membuka karung tersebut. Setelah menemukan shear, ia berlari kecil ketempat Zeevana dan karung itu. Dengan polosnya ia menggunting karung tersebut dari pinggir, dan tampaklah tepung yang mulai berceceran dilantai. Mereka berdua tertawa senang dan bertepuk tangan, dan memainkan tepung tersebut hingga ruang dapur tampak seperti rumah salju.

A & Z ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang