#38

12.5K 1.2K 121
                                    


"Lagi ada urusan bisnis, Zee masuk lagi. Terus tidur" Zeevana memicingkan mata curiga. Ia kemudian mengangguk dan berjalan menuju lantai atas dengan memeluk Koya yang berukuran jumbo. Boneka koala berwarna biru itu ia peluk seerat mungkin, berusaha mencari kehangatan didalam boneka tersebut, mengingat cuaca malam ini sangat dingin.

Fira menarik nafas dengan rakus, ia sempat menahan nafasnya saat Zeevana berada dibelakangnya tadi. Irfan langsung menyeret Alan dan memasukkan kedalam mobil. Alam sendiri meneguk ludahnya kasar, dia sekarang sedang duduk berdampingan dengan seorang wakil ketua Black Blood. Gugup, itulah yang seorang Alan rasakan.

Rega menggandeng tangan Fira dan masuk kembali kedalam Mansion.

Mata sapphire itu menatap nanar kearah Mamanya dari jendela kamar, kemudian menutup jendela dan kembali terlelap kedalam mimpinya. Berusaha melupakan apa yang ia lihat tadi, dia sudah berjanji. Kalau Ace tidak akan pernah membenci Mamanya, meskipun Mamanya adalah seorang pembunuh sekalipun. Lagipula, dia juga pernah membunuh seseorang. Ace akan bertanya kepada seseorang besok, tentang masa lalu Mamanya.

***

Hari Minggu yang sangat cerah, Rega dan Fira sepertinya sangat enggan untuk bangun dari tidur mereka. Keduanya semakin mempererat selimut yang mereka gunakan. Dua orang gadis menyembulkan kepala mereka dan terkikik melihat suami-istri itu masih tidak melepas pelukan. Dengan senyum jahil, keduanya berjalan mengendap-endap layaknya pencuri.

Zeevana menggelitik pinggang Rega membuat laki-laki itu terbangun karena kegelian, sedangkan Farah mengambil selimut yang Fira gunakan. Sontak suami-istri itu terbangun dengan raut wajah kesal.

"Ada apa kalian?!" tanya Fira dengan nada kesal.

"Ada kak Maya tuh Ma dibawah"

"Maya? Ngapain pagi-pagi kesini?"

"Gak tau, dia sama wanita seumuran aunty Kinan"

Fira langsung beranjak dari ranjang dan berjalan menuju lantai bawah. Zeevana mengendus bau aneh yang menyengat.

"Bau apa sih ini?" Farah memutar bola matanya malas. Melirik kearah Rega yang pura-pura tidak mendengar pertanyaan putrinya.

"Ayo keluar Zee, kamu masih kecil. Gak boleh tau tadi ada bau apaan"

"Kok gitu? Aku udah enam belas tahun, kecil dari mana?"

"Udah deh, kakak ada sesuatu buat kamu"

"Mana?"

"Di mansion sebelah"

Di ruang tamu.

Fira mengernyit heran melihat Maya yang terlihat sedang gugup. Kemudian beralih menatap wanita disamping Maya, ia mengangguk mengerti. Kemudian berteriak memanggil Robin dan Luna. Farah dan Zeevana yang melewati Fira sedikit terkejut mendengar teriakan melengking Fira.

"Farah" panggil Fira.

"Iya aunty?"

"Panggilkan Papamu, suruh dia kesini. Secepatnya"

"Oke"

Robin dan Luna turun dari kamar mereka, laki-laki paruh baya itu menguap menandakan kalau dirinya masih mengantuk. Berbeda dengan Luna, wanita itu sudah terlihat segar dengan pakaian rumahnya.

"Ada apa sayang?" tanya Luna. Fira mengusap perutnya yang masih rata.

"Ada tamu, dan kalian harus tau"

"Siapa?"

Robin dan Luna segera turun dari tangga dan berjalan menuju ruang tamu. Maya dan Windy terlihat lebih gugup.

A & Z ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang