#56.

12.1K 874 96
                                    


|

|

Fira membuka pintu rumah sakit, tepatnya ruangan yang digunakan Lucas dan Kesya yang kini tengah terbaring lemah. Selang-selang kecil dan juga alat lainnya yang Fira tidak tahu namanya menempel ditubuh mereka berdua. Sambil mendorong pram yang berisi Violet, bayi itu sudah bangun dan memasukkan jari-jari mungilnya kedalam mulut. Seakan mengerti situasi, bayi itu terlihat tenang dan tidak banyak berceloteh seperti biasanya.

Pintu ruangan diketuk, Fira mempersilahkan orang itu untuk masuk. Ternyata Maya yang datang bersama dengan Irfan, mereka berdua masuk kedalam ruangan dengan memakai baju hitam khusus saat melaksanakan tugas.

"Bagaimana?"

"Tuan Walker, dia yang merencakan kecelakaan ini. Berniat membunuh paman Lucas karena kemarin dia kalah bersaing dengan Farrel, dia kalah tender saat meeting. Karena itu dia berniat membunuh paman Lucas, sebenarnya tujuannya adalah membunuh Farrel. Tapi mobil yang ditumpangi tuan Lucas adalah mobil milik Farrel, bisa dibilang. Salah sasaran atau salah objek."

"Meskipun begitu, mereka berniat membunuh kan?" Tanya Fira sambil menatap kuku-kukunya yang runcing. Irfan dan Maya mengangguk.

"Kalau begitu, biarkan publik mengetahui kecelakaan ini. Kirim alamat rumah keluarga Walker, kalian bisa menemaniku nanti. Tidak perlu anggota Black Blood, mereka sedang sibuk dengan tugas lain. Kita pergi tengah malam, itu jauh lebih menyenangkan. Mereka berniat membunuh, maka itupun sebaliknya"

"Baiklah"

Fira keluar dari ruangan, diikuti oleh Irfan dan Maya. Fira yakin Farrel akan datang satu jam lagi, karena laki-laki itu sedang menuju kesini.

Violet yang masih mengulum jarinya akhirnya kembali berceloteh saat keluar dari ruangan, bayi itu tampak terlihat ceria seperti biasa. Fira mati-matian menahan keinginannya untuk tidak menggigit pipi gembul putrinya, dia gemas.

"Mamamamama" Celoteh Violet dengan nada kecil. Fira mengulum senyumnya, dari kejauhan dia bisa melihat Rega, Ace, dan Kayla yang sedang berjalan menuju kearahnya. Sepertinya mereka bertiga tidak menyadari jika Delano dan Zeevana diam-diam ada dibelakang mereka, tampak Zeevana yang berniat mengagetkan Rega. Karena laki-laki jangkung itu memang mudah terkejut.

Begitu Zeevana ingin mengagetkan Rega, Ace menoleh kebelakang saat menyadari ada dua bayangan disampingnya. Bukannya Rega yang terkejut, tapi Zeevana. Gadis itu memegang dadanya sambil menarik nafas.

"Kakak ngagetin ih!"

"Loh, kakak gak ada niatan ngagetin kamu kok. Kamu sendiri yang terkejut, kakak kan cuma noleh"

"Tau ah, Vana mau lihat kakek Lucas aja" Ucap Zeevana sambil melongos pergi. Ace mengernyit heran melihat gadis itu, Delano menghela nafas dan menyusul langkah Zeevana.

"Kalian jenguk dulu kakek Lucas, Mama mau pulang. Ada urusan" Semuanya mengangguk. Rega sudah tahu urusan apa yang akan dilakukan oleh Fira, Ace menatap Fira sebentar. Kemudian menatap Violet yang kini juga tengah menatapnya dengan pandangan polos.

"Violet biar sama aku aja Ma, di mansion gak ada siapa-siapa" Fira mengangguk. Kemudian memberikan pram kepada Ace. Ia mengecup pipi dan kening putrinya. Bayi itu bergerak gelisah sambil menunjuk mobil Fira dengan tangan mungilnya. Merasa tidak beres, Fira melihat kearah mobilnya. Ia tersenyum miring begitu menyadari ada sebuah bayangan dibalik mobilnya. Fira melirik Irfan, laki-laki itu kemudian mengambil pistol dibalik bajunya. Berlari dengan cepat menuju mobil Fira berada, tapi tidak ada orang. Orang itu sudah berlari dengan cepat.

A & Z ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang