#65.

13.1K 1K 104
                                    


Irfan kalang kabut, ia meremas rambutnya kasar. Dari awal ia memang sedikit curiga dengan tatapan Lisa kepada Delano, dan ternyata kecurigaanya benar. Lisa menghasut Victoria untuk membunuh Delano, gadis itu merelakan Delano dan juga tidak ingin melihat Delano dan Zeevana bahagia. Dan sekarang target selanjutnya adalah Zeevana, Lisa menargetkan Zeevana sebagai list korbannya. Jika Irfan tidak bertindak, maka Zeevana akan dalam bahaya. Tapi jika bertindak, maka Lisa harus mati. Itu berarti, Irfan akan membunuh anak dari teman-teman Fira.

"Hhhhhhh, im confused"

Ketukan kecil di jendela kamar Irfan membuat laki-laki itu seketika merinding, bayangan wajah-wajah seram hantu mengelilingi otaknya. Apa dia hantu dari musuh yang kubunuh semalam? Atau dua hari yang lalu? Atau seminggu yang lalu? Atau sebulan yang lalu?. Irfan kembali merinding saat ketukan jendela kembali terdengar. Dengan perasaan takut dan badan merinding, Irfan melangkah pelan mendekati jendela kamarnya. Laki-laki itu membuka kaca jendela, matanya melotot seketika. Bulu kuduknya langsung turn on.

"Kau!"

***

Victoria tersenyum kecil dan membuka pintu kamar, kemudian melangkah kecil menuruni tangga disertai senandung. Ace memandang heran adiknya yang tiba-tiba berubah seratus delapan puluh derajat. Bukankah tadi dia melihat adiknya yang lesu, dan tidak bersemangat. Kenapa sekarang ia melihat adiknya tengah bersenandung kecil sambil mengelus perutnya yang rata.

"Kau sakit?" Tanya Ace, dengan nada datar. Tapi raut wajah khawatir tidak bisa dilepas dari wajah tampannya. Victoria tersenyum dan tiba-tiba memeluk Ace dengan erat.

"Aku sehat" Jawabnya dan memberikan sebuah kecupan di pipi kiri Ace. Laki-laki itu semakin bingung dan membalas kecupan di pipi adiknya.

"Kakak, aku ingin sesuatu. Bisakah kau menerima permintaanku?"

"Selama itu wajar, akan aku laksanakan"

"Aku ingin jalan-jalan denganmu, di halaman depan bersama Edward"

"Hanya itu?" Victoria mengangguk dengan semangat. Ace mengangguk dan menggenggam tangan kanan adiknya. Dia tidak menyalahkan Zeevana saat tahu adiknya hamil, adiknya terlalu polos. Tidak mungkin mereka melakukan hubungan badan jika si laki-laki tidak memaksa atau terbawa nafsu.

Ace memanggil Edward yang tengah memejamkan mata dibawah sinar matahari pagi, anjing husky itu langsung menghampiri Ace dengan bersemangat sambil menggoyangkan ekornya. Ace berjongkok dan mengelus bulu Edward.

"We're walk for a moment, you will be follow?" Anjing itu menggonggong dengan semangat. Sambil menjilati pipi Ace. Membuat seseorang mendesis dari kejauhan. Kayla yang memperhatikan Ace dari jendela kamarnya hanya bisa menggembungkan pipinya kesal, bisa-bisanya anjing itu menjilati pipi Ace. Pipi itu miliknya. Semua milik Ace itu miliknya.

Kayla tersentak saat tiba-tiba matanya bertubrukan dengan mata tajam Ace, laki-laki itu tersenyum kecil padanya. Tapi Kayla tetap diam ditempatnya, tidak membalas senyuman Ace. Yang membuat senyum Ace luntur, apa yang terjadi? Kayla menutup gordennya membuat alis Ace semakin mengkerut. Ada apa dengan kekasihnya?.

Lamunan Ace buyar saat Victoria menarik lengannya agar meneruskan acara berjalan mereka.

"Kak, kenapa sih?"

"Enggak apa-apa"

Mereka berdua 'pun berjalan sambil bergandengan tangan, mungkin jika orang-orang melihat mereka. Maka akan mengira bahwa mereka adalah sepasang kekasih, tapi nyatanya tidak. Mereka adalah A dan Z, sepasang anak kembar yang sering bertengkar dan saling memaafkan. Sebuah bayangan dari balik pohon muncul, disertai senyuman bahagia dari sosok tersebut. Kemudian sosok tersebut menghilang bersamaan dengan Edward yang menggonggong.

A & Z ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang