#46.

12.1K 1K 82
                                    


Maaf ya, baru bisa update. Mulai senin sampai kamis ciki juga gk bisa update karena ciki sedang UN. Dimohon pengertiannya🙏.

SEKALI LAGI. CIKI UN DAN MUNGKIN GK AKAN UPDATE. SO, KALO MASIH ADA YG NAGIH. BERARTI DIA GAK BISA BACA😝

HAPPY READING

|

|

Zeevana mengusap lehernya yang terasa keram akibat terlalu lama tidur dengan posisi tetap, seseorang membuka pintu kamar Zeevana. Delano datang dengan nampan yang berisi bubur, obat, dan segelas air putih, laki-laki itu mengecup kening Zeevana dan mengangguk.

"Panasnya udah reda, makan ya. Aku suapin" Zeevana mengangguk dengan semangat. Kemudian Delano segera menyuapi Zeevana dengan telaten. Laki-laki itu tersenyum dan mengusap sudut bibir Zeevana. Mereka berinteraksi seperti biasa, bedanya. Delano lebih possessive kepada Zeevana.

"Udah" ucap Zeevana ketika masih tersisa satu suapan terakhir. Menutup bibirnya menggunakan kedua tangannya, Delano menggelengkan kepalanya gemas. Ia menyuapkan suapan terakhir kedalam mulutnya sendiri. Kemudian menyuruh Zeevana segera meminum obatnya.

Tok...tok...tok.

" Masuk!"

Pintu terbuka menampilkan dua orang berlawan jenis dan masuk kedalam kamar Zeevana. Kayla yang mendengar kabar bahwa Zeevana juga sakit langsung memeluk tubuh gadis itu yang masih terasa panas. Zeevana membalas pelukan Kayla yang terasa hangat ditubuhnya.

"Ehem" dehem laki-laki bermata biru sapphire itu sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana. Delano mengangkat satu alisnya bingung melihat Ace yang seakan enggan mendekati adiknya. Seakan mengerti maksud Ace, Kayla mengangguk dan berpamit untuk keluar kamar sambil menyeret laki-laki bergigi kelinci yang kini hanya bisa pasrah mengikuti Kayla dari belakang.

Zeevana meremas selimut yang ia pakai, tangannya berkeringat saat mata tajam Ace menatapnya datar.

"Masih belum mau bicara?" tanya Ace dengan nada dingin yang mencekam. Sebenarnya ia tidak tega mengeluarkan suara dingin kepada adiknya sendiri, tapi kalau Zeevana tidak dipaksa. Maka seterusnya Zeevana akan menjadi gadis cengeng dan penakut, karena itu Ace melakukan apa yang harus ia lakukan sekarang.

"Kalau tidak ada yang ingin dibicarakan, kakak pergi" Ace mulai melangkah menuju keluar kamar, tangannya sudah memutar knop pintu. Tapi ia berhenti saat merasakan pelukan hangat dari belakang.

"Kakak~" lirih Zeevana sambil menitikkan air mata. Bibir Ace berkedut menahan tawa dengan perlakuan Zeevana yang menurutnya lucu.

"Maaf, maafin Zeevana. Zeevana gak sengaja dorong Mama, Zeevana juga janji gak bakal boros, cengeng, dan penakut. Maafin Zeevana-hiks"  Ace berbalik badan dan mengusap air mata Zeevana. Ia mengangguk membuat Zeevana mendongak menatapnya.

"Tapi ada syaratnya"

"Apa?"

"Bikinin kakak kue mochi"

"HAAAH?!!"

***

Fira menginjakkan kakinya di tanah kelahirannya sambil menggendong Violet sedang tidur, Rega menyusul dibelakangnya dan diikuti oleh Ace, Zeevana, Delano, Kayla, Lisa, dan Vernon. Tepat pukul dua siang mereka sampai di Indonesia, segera mereka menuju ke mansion Alexander.

A & Z ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang