Happy reading!
******
Ceklek...
Farid membuka pintu apartemennya, dengan snelli yang disampirkan ditangan kanannya dan kemeja yang 2 kancing teratasnya sudah dibuka serta dasi yang sudah longgar tidak terpasang rapi di leher farid membuat kesan berantakan yang seksi pada diri farid yang sudah memporak porandakan hati setiap gadis yang melihatnya berjalan sejak di lobi apartemen sampai ke koridor menuju unitnya.
Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam dan shift Farid sudah selesai sejak 2 jam yang lalu akan tetapi Farid baru sampai di apartemen karna jalanan ibukota Yogyakarta yang macet akibat hari Libur dan biasanya saat malam begini semua orang yang menikmati weekend baru pulang dari tempat liburannya.
Farid menaruh tasnya diatas meja kerjanya lalu berjalan menuju kamar mandi dalam kamarnya untuk membersihkan diri.
Kamar mandi besar dengan satu buah wastafel dan kaca tempat biasanya Farid bercukur menghentikan langkahnya untuk masuk lebih dalam dan mulai mengguyur badannya dengan air.
Rasa lelahnya semakin bertambah saat melihat kondisi wajahnya yang kusut sangat kentara gurat kelelahan dan sudah mulai ditumbuhi beberapa helai bulu yang saking sibuknya lupa farid bersihkan.
Ia membasuh wajahnya di wastafel dan menatap dirinya dalam cermin dengan seksama.
Begitu banyak yang dia lalui hari ini, operasi pasien, pasien yang meninggal akibat terlambat ditangani karna keluarga yang lambat membawa ke Rs, dan gadis kecil Widjaya yang sejak tadi siang mengganggu ketenangan otak Farid.
Bohong kalau pengakuan fani tidak mempengaruhi atensi Farid sejak tadi.
Farid tidak habis fikir, bagaimana bisa seorang gadis kecil yang masih polos mengungkapkan perasaan nya terang - terangan didepan seorang pria.
Farid bahkan yakin kalau apa yang dirasakan gadis kecil Widjaya itu masih tabu alias perasaan semu.
Fani hanya kagum dan menyimpulkan bahwa dia menyukai Farid.
Tentu saja itu mempengaruhi kinerja otak farid, sebab jika gadis dewasa dan seksi yang terang - terangan mengungkapkan cintanya, menggoda bahkan mengajaknya untuk one night stand ia sudah biasa.
Lah ini, seorang gadis kecil yang bahkan umurnya masih belasan dan belum lulus sekolah menengah atas. Apa tidak aneh?
"Cih.. Gadis kecil Widjaya"
Farid berdacih mengingat kejadian tadi, berdoa dalam hati agar Farid tidak berurusan lagi dengan gadis kecil pemaksa cucu sang pemilik RS tempatnya bekerja lalau melangkah menuju shower untuk mandi air dingin, membersihkan otaknya dari kepulan asap dan kelelahan akibat hari ini.
****
Senin pagi di awal bulan Mei.
Sebuah mobil range rover putih baru saja terparkir di parkiran sebuah Cafe tidak jauh dari Rumah sakit Widjaya Hispital Center dengan pria berbadan tegak berkemeja biru navi dengan dasi garis garis biru dan sepatu hitam mengkilap yang mengendarainya.
Dia Farid.
Farid Pradipta Wishnutama.Seperti kebiasaannya setiap pagi, bahwa minum satu slot capucino panas dengan gula sedikit sudah seperti penambah stamina untuknya.
Jadilah dia singgah di cafe langganan nya terlebih dahulu untuk sekedar menuntaskan hajatnya mengisi stamina paginya dengan 1 slot capoucino panas.
Ting...
Bunyi lonceng selamat datang pada cafe tersebut menandakan bahwa ada tamu yang masuk dan siap memesan.
Farid melangkahkan kakinya kedalam cafe untuk memesan minuman dan waffle sebagai sarapan paginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step By Doctor
RomanceAda hal yang membuat kita belajar bahwa untuk mendapatkannya butuh banyak kesabaran dan perjuangan. Dia Cinta! **** Fanita Kusuma Widjaya, kehidupan bak princessnya membuat apa yang dia inginkan satu menit yang lalu akan terkabul satu menit kemudia...