28 - Kencan Pertama (Filed)

3.2K 115 0
                                    


Happy reading

Jangan lupa tekan ☆

Typo!

Pagi ini semua ruangan terasa berbunga dimata Fani. Mulai dari kamar, ruang makan, ruang tamu, tangga bahkan kamar mandi, pun seperti ditumbuhi bunga-bunga dan dihinggapi kupu-kupu.

Ok! Jangan lebay Fan. Ini masih pagi, yang harus kamu lakuin adalah nyusun jadwal buat kencan pertamamu sama Farid.

Ah.. Fani bahkan masih belum yakin sekarang ia menjadi kekasih Farid. Semuanya begitu cepat dan tanpa ia duga. Apa lagi siangnya Farid masih sempat - sempatnya membuat ia terbakar cemburu dan menangis.

Ia jadi ingat kejadian semalam. Dia yang mulanya datang ke cafe bersama Edgar harus pulang lebih dulu dengan sedikit berbohong. karna Farid melarangnya semobil dengan Edgar jadilah ia diantar oleh Farid pulang. Biarlah, nanti saja ia meminta maaf kepada Edgar.

Ponsel Fani berdering. Senyumnya semakin mengembang, nama kekasihnya terpampang nyata disana membuat bunga-bunga semakin bertebaran di hatinya. Tapi ada apa? Ia jadi cemas, jangan-jangan saat terbangun di pagi hari Farid menyadari kalau apa yang ia lakukan semalam adalah kesalahan. Amit amit Fani. Kamu jangan soudzon.

"Ha.. Halo.. " Ragu Fani berucap. Ia hanya belum terbiasa olahraga jantung sepagi ini.

"Sudah bangun?" Fani terseyum masam, nanya apa nyindir nih?
"Udah.. "Jawabnya.

"Pagi ini kamu ke rumah sakit ya. Ada yang ingin saya bicarakan"

Tiba tiba Fani cemas, ada apa? Tapi Fani tetap mengiyakan. Hingga sambungan telepon terputus tak ada yang spesial, Farid masih terkesan datar tidak romantis. Kecemasan Fani semakin menjadi.

Farid sendiri sebenarnya belum berangkat ke rumah sakit. Ia baru selesai sarapan, dan ia baru sadar kalau ia lupa memberi tau Fanita sesuatu semalam. Farid tentu tidak lupa kalau sejak semalam statusnya sudah resmi menjadi kekasih Fanita. Gadis kecil yang ia hindari habis-habisan sejak dulu tapi tetap gigih mengejarnya.

Cinta?
Apakah Farid mencintai Fani?
Ia tak tau.

Perasaan itu hingga kini belum Farid kenali. Intinya saat ia melihat Fani sedang bersama seorang pria semalam membuat hatinya berkobar dan saat ia melihat air mata Fani terjatuh karenanya membuat hatinya ikut teriris. Apa itu cinta? Rasa peduli sepertinya lebih tepat menurut Farid.

Tak dapat Farid pungkiri kalau Hesti, sepupunya juga berperan penting atas keputusannya. Kemarin, saat fikiran Farid benar-benar kacau karna Clara. Hesti tiba-tiba muncul di ruangannya dengan wajah yang tidak bisa dibilang baik-baik saja.

Amarahnya memuncak hingga Farid yakin sebentar lagi api dikepala wanita itu akan membakar ruangannya.

Sepertinya Hesti bertemu Clara di depan ruangannya dan sepengakuan Hesti mereka sempat terlibat adu mulut. Hesti mengira kalau Farid sengaja mengundang Clara ke ruangannya.

"Apa kamu yang Mengundang ular itu ke sini Rid?" ucap Hesti berapi-api.

"Ular apa? Aku bukan pawang ular" balas Farid sekenanya. Kepalanya masih pusing tentang Clara dan sekarang Hesti. Semua wanita memang memusingkan.

"Cih.. Pantas saja Fani menangis. Ternyata itu ulahmu. Kalau aku jadi kamu, aku gak akan pernah menukar air mata Fani dengan seorang Clara yang jelas-jelas sudah pernah mencampakanmu dan Mas Hans" alis Farid terangkat.

Bukan karna sindiran Hesti mengenai masa lalunya tapi karna Hesti menyebutkan Fani yang menangis seolah wanita itu mengenal Fani begitu lama. Dari mana wanita itu tau tentang Fani dan dirinya?

Step By DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang