19 - Berpisah Itu Mudah

3.2K 146 5
                                    

I am back 😋





Farid kembali memandangi ponselnya untuk kesekian kalinya, layar persegi berukuran 5.5 " itu menampakkan nomor ponsel seseorang yang dia beri nama Gadis kecil tidak lupa emot boom di sampingnya.

Sudah 3 hari sejak kejadian malam itu dan Farid belum mendapat kabar apaun dari Fanita, ya dia menunggu kabar dari fanita.

Biasanya saat pagi menjelang pesan Fani sudah masuk dan menanyakan apakah ia sudah bangun dan sarapan, begitu juga saat malam hari ia akan mengirim pesan selamat tidur, bahkan tak jarang juga Gadis itu melaporkan kepada Farid kemana ia pergi meski tak satupun yang ditanggapi oleh Farid, pesannya hanya ia baca dan teleponnya ia diamkan tanpa ia perdulikan, dan dengan sialnya seharian ini Farid sudah seperti orang bodoh yang berkali kali memandangi ponsel hanya ingin memastikan apakah Gadis itu ada mengirim pesan atau agar ia tidak melewatkan sedetik pun untuk mengangkat teleponnya saat Gadis itu menelepon nanti.

"Dok.. Ruang operasinya sudah Siap"

"Iya Fanita tunggu se.. "

Farid meringis saat menyadari mulutnya mengucapkan nama Fanita padahal yang ada di depannya saat ini adalah suster Elsa. Sungguh memalukan!

"Emm.. Maksud saya Elsa, ada apa?" Koreksi Farid dengan wajah kembali datar dan menyadari itu suster Elsa menjadi tidak enak hati dan bingung mau menanggapi apa.

Sepertinya dia salah telah masuk ruangan Dokter dingin itu saat sang Dokter sedang menghayalkan seseorang. Dan apa tadi? Fanita? sepertinya ia tidak asing dengan nama itu, fikir suster Elsa dengan gugup dan menautkan kedua tangannya.

"Anu.. Maaf Dok. Tadi saya ketuk pintu tapi Dokter sepertinya tidak mendengarnya jadi saya Memberanikan diri untuk Masuk. Kamar operasi nya sudah siap dokter"

Ucap suster Elsa tidak enak hati.

"Baiklah, 5 Menit lagi saya Menyusul"

Mendengar itu suster Elsa keluar dari ruangan Farid meninggalkan sang empunya yang masih meruntuki kebodohannya.

"Fokus Farid.. Kamu ada operasi besar sebentar lagi. Biar saja dia dengan Urusannya. Harusnya kamu bersyukur dia tidak mengganggu mu lagi"

Farid menarik nafas dalam - dalam dan mengeluarkannya bermaksud menyemangati dirinya sendiri, setelah dirasanya cukup tenang ia keluar dan menuju ruang ganti untuk bersiap mengoperasi pasiennya.

-----

Farid keluar dari ruangan operasi dengan sedikit menampakkan wajah kusutnya. Operasi pemasangan ring jantung kepada salah satu pemilik restoran mewah di kawasan sekitar keraton Yogyakarta begitu menguras tenaga. Meskipun operasi berjalan lancar tapi baru kali ini Farid mengalami kesulitan dan menghabiskan banyak waktu dalam ruang operasi selama 5 tahun karirnya didunia kedokteran bahkan operasi memankan waktu hampir 4 jam hanya untuk pemasangan ring saja.

Entahla, didalam sana fokusnya beralih kemana mana, bahkan suster Elsa beberapa kali menegurnya karna kedapatan melamun padahal salah sedikit saja dia bisa mengakhiri hidup pasiennya.

"Ada apa? Ada masalah?" Farid menolehkan pandangannya kearah Dokter Elang dan menampilkan senyum masamnya saat mendengar pertanyaan dari sahabatnya itu.

"Gak apa apa"

"Hei. Santai lah. Kamu diputusin pacar? Wajahmu terlihat seperti pria galau yang putus asa" Farid mengerutkan keningnya dan refleks menyentuh wajahnya mendengar penuturan Dokter berumur 40 tahunan itu. Pasalnya pacar saja dia tidak punya, bagaimana bisa dia diputuskan.

"Haha.. Mukamu lucu Rid kalau lagi bingung. Wes santai bro, kamu kalau ada masalah cerita jangan di pendam. Tadi kamu keliatan banget gak fokusnya di Ruang operasi, itu nyawa orang ada di tangan kita loh Rid"

Step By DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang