41 - Feeling Like?

3.2K 158 28
                                    

Happy reading all..

Typo please!

****

Farid berjalan cepat menyusuri koridor apartemen Clara. Pembantu yang dia bayar untuk menemani wanita itu menelpon dan mengatakan bahwa Clara kembali tidak sadarkan diri.

Farid berdecak kesal, kenapa semuanya terjadi diwaktu yang tidak tepat?

Dan saat ia harus menunggu lift yang akan mengantarkannya ke unit dimana Clara berada.

Sejujurnya ia terburu-buru bukan karna khawatir dengan Clara. Tapi ia ingin segera menolong wanita itu agar bisa cepat kembali ke apartemennya untuk menemui gadisnya, Fanita.

Perasaannya benar-benar tidak karuan saat ini, ia sadar ia salah. Kenapa juga ia meninggalkan Fani sendiri di apartemennya dengan keadaan kacau. Meski gadis itu sudah sedikit melunak saat ia tinggalkan tapi tetap saja perasaannya belum tenang jika belum menjelaskan semuanya.

Ya dia akan menjelaskan semuanya kepada Fani tentang Clara setelah ini, Farid berjanji.

Tapi untuk kali ini, izinkan dia untuk menolong hidup Clara. Bukan karna ia masih mencintai Clara, atau karna ia masih memiliki perasaan kepada wanita itu tapi nalurinya sebagai seorang dokter benar-benar muncul secara natural saat mendengar Clara kembali jatuh pingsan.

Masalahnya kali ini benar-benar berhubungan dengan hidup dan mati seseorang serta statusnya sebagai tenaga medis. Sebelumnya ada yang tidak bisa ia jelaskan hingga ia dengan berat hati harus meninggalkan Fani sendiri di sana.

Nasi sudah menjadi bubur, dan sialnya dia menyesali kecerobohannnya saat ini.

***

Pintu lift terbuka, kotak persegi itu tak menampakkan orang lain disana. Jelas saja, jam di pergelangan tangan Farid saja sudah menunjukkan pukul setengah satu dini hari.

Suasana apartemen dengan bangunan mewah itu tampak sepi, hanya ada suara langkah kaki Farid yang terdengar nyaring saat berlari ke unit mantan kekasihnya. Ia lalu memasukkan rangkaian nomor sebagai sandi dan pintu segera terbuka.

Apartemen itu kosong tak berpenghuni, tidak ada tanda-tanda kehidupan disana. Mbok Sri yang ia pekerjakan untuk membantu segala keperluan Clara juga tidak berada disana, kamana mereka?

Farid mendesah kasar, dengan perasaan campur aduk ia berjalan kelaur dari apartemen Clara.

Farid berniat menuju security untuk menanyakan keberadaan sang empunya, otaknya buntu memikirkan dimana Clara berada sekarang.

"Selamat Malam pak, ada yang bisa kami bantu?" tanya salah satu security berpakaian biru navi, sepertinya mereka bingung saat melihat Farid yang mendekatinya dengan wajah kacau.

"Apa bapak melihat penghuni 303 di lantai tiga? Dia sedang sakit" Jawab Farid.

"Apa yang bapak maskud Ibu Clara Swasti?"

Farid mengangguk pasti "Iya" jawabnya.

"Sekitar dua puluh menit yang lalu ibu Clara di larikan kerumah sakit pak. Sepertinya ibu Clara tidak sadarkan diri"

Mendengarnya Farid merasa lega. Tapi ia penasaran, siapa yang membantu Membawa Clara? Pada akhirnya Farid kembali bertanya.

"Apa bapak tau siapa yang membawanya?"

Sejujurnya Farid tidak yakin jika Mbok Sri akan menelpon rumah sakit atau wanita paruh baya itu yang membawa Clara ke rumah sakit seorang diri.

"Ibu Clara dibantu oleh seorang Pria pak. Saya juga kurang tau beliau siapa, tapi saat saya bertanya kepada ART nya, dia mengatakan akan mengantar ibu Clara ke rumah sakit" Jawab salah satu security berseragam biru navi itu menjelaskan.

Step By DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang