Happy reading.
"Ampun Eyang! Ampun!".
Kata Fani sambil memegangi telinga kanannya yang dijewer Eyang Putrinya sewaktu ia ingin bersandiwara didepan Eyang Putrinya saat baru masuk di ruang rawat ini.
"Sudahla Ambar! Lepaskan dia".
Lerai Eyang Kakung Fani saat melihat wajah cucu kesayangannya meringis kesakitan."Kang Mas Widjaya! Kamu memang sudah buta dengan sandiwara cucu kesayangan mu ini". Kata Eyang Putri Ambar dan melepaskan jewerannya dari telinga Fani, dan membuat Fani menyum meremehkan sambil mengejek kearah Eyang putrinya.
Ya tentu saja Fani pura - pura kesakitan saat dijewer. Karna dia tau disana ada Eyang Kakung Widjaya yang pastinya akan membelanya apapun yang terjadi.
Pokoknya Eyang Kakung is the best. Bukan berarti Fani tidak sayang Eyang Putri hanya saja Eyang Putrinya terlalu cerewet dan saat Fani meminta sesuatu, meskipun diberi tapi pasti telinga Fani harus puas dulu dengan omelan. Berbeda saat meminta dengan Eyang Kakung, apapun itu! 10 detik kemudian semuanya akan berada di depan matanya.
Dengan wajah pura - pura tersakiti Fani berjalan kearah Eyang Kakung dan memeluknya.
"Kakung.."
"Uti jahat! Kalau telinga Fani copot gimana? Fani gak cantik lagi dong? Fani malu - maluin keluarga Widjaya dong?" adu Fani agak DRAMA"Alah.. Lagak mu"..
"Tadi Eyang juga gak keras keras ko jewernya" Sahut Eyang Putri dari atas ranjang perawatan super empuk itu sambil memperbaiki selimutnya yang berantakan akibat ulah nya dengan cucu perempuan satu satunya itu."Enak aja. Sakit Uti".
"Fani pokoknya minta dibeliin Sepatu Fila keluaran terbaru sebagai ganti rugi! Telinga Fani sakit ni" Kata Fani meyakinkan Eyang Kakungnya kalau telinganya benar - benar sakit."Mbo ya hubungannya Sepatu sama telinga opo? Sepatu yo untuk kaki, telingamu yo di kepala" Kata Eyang Putri mengehentikan rengekan Fani yang menurutnya luar biasa tidak nyambungnya itu.
"Loh ya ada dong Uti. Dengan Tercapainya tujuan di kaki akan mengantarkan getaran ke bahagian ke otak, dan menyalurkan ke telinga rasa bahagia. Telinganya pasti sembuh. Iyakan Eyang!?" jawab Fani sok memberikan ilustrasi dengan tangan dan meminta persetujuan Eyang Kakungnya.
"Alah.. Bilang aja mbok ya kamu mau dibelikan sepatu, Gak usah pake alasan Eyang jewer kamu dulu. Dasar anak jaman sekarang!". Kata Eyang Putri sambil berbalik memunggungi Eyang kakung yang sepertinya sudah terkontaminasi dengan perkataan tidak masuk akal Fani.
"Enak aja! Fani kan cuma menjelaskan"
"Lagian semua organ tubuh manusia itu berhubungan Uti. Kalau satu senang yang lainnya juga senang. Kalau satunya sakit yang lainnya juga ikutan" Kata Fani sambil berjalan kearah sofa disamping tempat duduk Eyang Kakung dan mengambil buah Jeruk, mengupasnya dan mulai mencicipi nya tanpa rasa bersalah.Eyang kakung hanya dibuat geleng - geleng kepala melihat pertengkaran istrinya dan cucu kesayangannya itu. Bagi beliau melihat keduanya beradu pendapat adalah kesenangan tersendiri dalam hidupnya yang sudah memasuki usia lanjut itu.
"Yo wes. Pulang nanti sepatunya udah ada dikamar kamu" Kata Eyang kakung sambil melipat korang yang sejak tadi dibacanya.
"Wah bener ya Kakung? Tapi Fani maunya yang ori dari Korea langsung Kakung" kata Fani dengan wajah sumringah seperti mendapatkan jackpot akibat sebentar lagi sepatu yang lagi booming - boomingnya akan menjadi miliknya dan tentu saja sepatu itu masih belum banyak yang memiliki di Indonesia.
"Kalau gitu nanti malam pak Pardi bakal bawa kerumah sepatunya" Jawab Eyang santai sambil meminum tehnya yang ada di meja.
"Beneran Eyang? Uhhh sayang EYANG KAKUNG" kata Fani menekankan 'Eyang Kakung' berusaha menyindir Eyang Putrinya yang iya tau pura - pura tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step By Doctor
Storie d'amoreAda hal yang membuat kita belajar bahwa untuk mendapatkannya butuh banyak kesabaran dan perjuangan. Dia Cinta! **** Fanita Kusuma Widjaya, kehidupan bak princessnya membuat apa yang dia inginkan satu menit yang lalu akan terkabul satu menit kemudia...