49. Long Time No See

3.2K 184 44
                                    

FaniFarid back ❤

Tes ombak dulu. Setelah sekian lama aku menghilang, aku mau cek antusias kalian.

Oke. Aku salah! Dan kalian pasti kecewa.

Jadi terimalah permintaan maafku 💛

Typo!

Britania Raya itu tempat yang menyenangkan menurut Fani. Oleh karena itu, sejak kedatangannya di London, Fani tak pernah menyesali keinginannya sejak dulu untuk melanjutkan kuliah di kota besar itu.

Rasa sedih Fani akan lenyap saat tangannya membuka tirai jendela kamar yang menampakkan langsung bagaimana kota metropolitan dengan bangunan-bangunan uniknya itu terlihat menjalankan tugasnya.

Semuanya tidak pernah gagal untuk membuat mood Fani membaik kecuali saat ini. Rasanya pemandangan lampu-lampu dari atas gedung   tidak dapat menghiburnya. Bahkan bias sinar dari London eye yang menjadi favoritnya selama ini sama sekali tidak membantu.

Fani yakin, semua itu terjadi karna sosok pria yang tengah duduk di depannya sejak dua puluh menit yang lalu. Sosok pria yang membuat suasana se-isi ruangan, lebih tepatnya seluruh kota London menjadi remang dimata Fani.

Pria yang membuat syok dengan kata "Hai"-nya, kemudian membuat seluruh tubuhnya kaku hingga tak sanggup untuk sekedar menahan pria itu melangkah masuk dan duduk manis di atas sofa minimalis dalam apartemennya.

Tepat didepan matanya saat ini.

Yah, pada akhirnya hari ini tiba. Hari dimana ia dan dokter Farid kembali dipertemukan. Entah apa yang terjadi, sebenarnya Fani belum benar-benar mengerti. Bagaimana pria itu bisa mengetahui tempat tinggalnya, atau kenapa pria itu baru datang menemuinya setelah berbulan-bulan dirinya menata hati untuk melupakannya.

Fani sadar, sejauh apapun perginya Fani dari hidup Farid, akan tiba masa dimana mereka pasti akan dipertemukan. Hanya saja Fani tak menyangka jika pertemuan itu akan terjadi hari ini, dengan situasi seperti ini.

Fani menghembuskan nafasnya gusar. Sepertinya keberangkatan Fani ke Indonesia benar-benar akan tertunda jika ia masih meladeni Farid yang sedang cosplay menjadi batu didepannya.

Rasanya sudah cukup tiga puluh menit mereka habiskan untuk berdiam diri. Perlahan Fani mengumpulkan keberaniannya, mempertemukan kedua tatapan mata mereka dalam kecanggungan.

Bola mata hitam pekat milik Farid menyimpan begitu banyak tanda tanya yang menggelitik Fani. Tajam, dingin, mengintimidasi seperti biasanya. Tidak pernah berubah.

Tak sanggup bertahan menatap mata itu, Fani kembali mengalihkan pandangannya, menunduk kemudian menautkan jemarinya. Nyalinya menciut, takut kembali tenggelam dalam bola mata yang sedari dulu membuatnya candu.

"Long time no see Fanita

Fani memejamkan matanya. Suara Farid terdengar parau ditelinga Fani. Rendah, pelan tapi begitu jelas. Rasanya  ada yang berbeda saat untuk pertama kalinya setelah lima bulan dia mendengar kembali suara Dokter Farid menyebut namanya.

Selama ini Fani benar-benar menutup rapat komunikasi dengan Farid, telepon, email, atau sosial media tidak terdapat jejak apapun tentang pria itu. Hingga saat untuk pertama kalinya setelah sekian lama tak mendengar suara itu, rasanya sesuatu seperti menggelitik perut Fani.

Fani sadar betul bahwa semua yang berhubungan dengan Farid akan membuatnya mellow atau bahkan lebih parahnya lagi rasa yang tak pernah benar-benar hilang itu akan kembali muncul.

Tapi tetap saja, di satu sisi hatinya menolak lupa dengan kejadian sebelumnya. Ia tidak pernah benar-benar melupakan bagaimana hatinya dipatahkan oleh Farid hingga membuatnya bertindak sejauh ini.

Step By DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang