Happy Reading.
Typo!
Pintu Lift terbuka, dengan air mata yang mulai berlinang Fani keluar meninggalkan kotak besi persegi yang membawanya dari ruangan dokter Farid menuju lobi.
BUKK...
"Sorry.. Sorry.. Anda tak apa?"
Fani sedikit terpental mudur saat lengannya tak sengaja bersenggolan dengan seseorang, seperti Deja vu mungkin Fani agak sedikit bermasalah dengan lobi rumah sakit, bedanya kali ini ia menabrak seorang wanita hingga potensi jatuh cinta dan sakit hati-lagi mungkin tidak akan terjadi, mungkin.
"Anda tak apa?"
Fani tak merespon, air matanya masih mengalir. sakit jelas terasa tapi bukan pada Lengannya, melainkan pada Hatinya. Ia menghapus air mata dan mengangkat wajahnya untuk meminta maaf kepada wanita yang tak sengaja ia tabrak.
Mata Fani membulat sementara wanita itu heboh sendiri saat melihat Fani.
"Kamu? Hai apa kabar? .. Akhirnya...... "
Jantungnya Fani terasa diremas dan matanya kembali memerah hingga air mata yang sebelumnya menghiasi matanya semakin tak dapat ia bendung.
Kekasih Farid. Lagi? Sebenarnya ada berapa kekasih pria itu? Hiks... Kenapa sesakit ini mencintai pria itu?
****
Farid tersadar saat pintu di hadapannya tertutup paksa, Fani sudah menghilang dari hadapannya dan dia meruntuki kebodohannya. Dengan sigap Farid berlari keluar ruangan berniat mengejar Fani yang pastinya semakin salah paham. Salahnya tidak menjelaskan secepatnya kepada Fani dan malah membuat gadis itu semakin salah faham sekarang. Tak seharusnya ia bertingkah konyol dan mengacuhkan Fani tadi padahal ia tidak pernah bermaksud seperti itu.
"Kamu mau kemana?" Farid menghentikan langkahnya, suara itu. Ia berbalik dan menemukan Clara berdiri dengan senyumnya.
"Kamu udah selesai sama pasiennya?"
Farid meringis. Pasien?
"Ini aku bawain makan siang, ada soto Banjar sama cumi bakar kesukaan kamu" lanjutnya. Farid masih berdiri kaku di tempatnya melihat Clara berjalan kearahnya dengan tangan yang masih menggenggam tali paper bag ditangannya.
"Ayo aku temenin makan" Clara menyentuh lengan Farid diakhir kalimatnya namun di tepis oleh pria itu. Seketika senyum Clara menghilang digantikan senyum masam.
Tak menyerah Clara kembali menyentuh tangan Farid "Ayo. Aku loh yang masak sendiri. Kamu, kan paling suka sama masakan aku".
"Berhenti Clara" Farid menarik tangannya dalam genggaman Clara kasar. "Kamu tidak harus seperti ini" lanjutnya.
"Why? Apa aku salah perhatian sama kamu?" Clara Frustasi Farid selalu saja menolaknya dan beraikap dingin kepadanya.
"SALAH. Semua menjadi salah saat kamu meninggalkanku empat tahun yang lalu" ucap Farid didepan wajah Clara dan membuat wanita itu kaku sesetika, Clara tak mau kalah hanya karna Farid mengungkit masa lalu mereka, toh dia sudah kembali.
"Ok aku minta maaf sekali lagi soal kejadian itu. I am here now, masih dengan perasaan yang sama seperti dulu Rid. Bisa gak kita lupain aja masa lalu itu? Hmm" Clara maju dan berbiat memeluk Farid, hal paling ampuh yang wanita itu lakukan ketika Farid marah kepadanya seperti dahulu akan tetapi Farid menjauhkan tubuhnya dari jangkauan Clara. Dia bukan Farid yang dulu.
"Lebih baik kamu pergi dari sini" usir Farid. sekuat mungkin dia meredam amarahnya kepada Clara dan membuat wanita itu terluka saat wanita itu seenaknya mengatakan melupakan kejadian masa lalu mereka. Jujur dia muak dengan wanita itu, Farid bahkan yakin kalau Clara tidak pernah menyesal membuat persaudaraanya dengan mas Hans rusak. Dasar wanita egois.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step By Doctor
RomanceAda hal yang membuat kita belajar bahwa untuk mendapatkannya butuh banyak kesabaran dan perjuangan. Dia Cinta! **** Fanita Kusuma Widjaya, kehidupan bak princessnya membuat apa yang dia inginkan satu menit yang lalu akan terkabul satu menit kemudia...