36 - Kunjungan

2.4K 108 4
                                    

Happy reading..

Don't forget to vote and comen.

Typo 🙏

.
.

Siang ini Fani benar-benar merasa bosan, sudah masuk hari ke empat dan ia belum di perbolehkan pulang oleh dokter.

Setelah bertemu Farid pagi tadi, dokter itu sudah kembali lagi ke ruangannya untuk bekerja. Sementara mamanya ada urusan di luar.

Fani mendesah pelan, merasa bosan di ruangan besar itu sendiri, ia merasa seperti di borgol karena selan infus masih tertancap di punggung tangannya.

Sebenarnya Fani merasa sudah lebih baik, dia juga sudah bisa berjalan meski beberapa bagian tertentu pada tubuhnya masih sering terasa ngilu dan menurut dokter itu hal biasa, tapi kenapa juga dokter Erlang masih menahannya untuk beristirahat di rumah sakit. Sementara di rumah lebih menyenangkan, toh sama sama istirahat kan?

Entahla, Fani merasa suasana rumah sakit terasa sangat mencekam, saat ia sendiri yang menjadi pasiennya.

Bosan dengan keheningan Fani mengambil buku sketsa dan pensil dari dalam laci, mungkin sedikit ukiran pada kertas kosong itu bisa membuat moodnya lebih baik.

Fani memang sangat suka menggambar, bisa dikatakan imajinasinya bisa tertuan dengan baik dalam sebuah gambar. Itulah mengapa ia berkeinginan menjadi fashion desainer..

Beberapa menit terlewati dengan sketsa wajah yang ia buat hampir rampung. Hingga pintu terbuka tiba-tiba, Fani refleks menegakkan badannya.

Ceklek

Dari benda persegi panjang berengsel itu muncul seorang wanita dengan dress biru elektrik yang ketat hingga membentuk tubuhnya yang terlihat indah dan semampai.

Fani menyipitkan matanya, dari kejauhan ia seperti pernah melihat wanita itu, tapi dimana?

Ah..

Ia teringat sekarang, wanita itu adalah wanita yang berada di apartemen Farid dan mencium Farid kala itu. dia juga yang datang menemui Farid saat mereka makan siang bersama.

Tangan Fani menggenggam erat pensilnya, entah mengapa suasana berubah tegang, ia sedikit gugup sekarang . Saat wanita itu berjalan dengan anggunnya kearah Fani, seluruh oksigen dalam ruangan itu seperti tersedot.

Cantik.

Semakin dekat wanita itu melangkah kearah Fani semakin jelas pula wajah cantik wanita itu terlihat. Fani merasa kecil sekarang, penampilannya benar-benar tidak kece saat mengenakan pakaian rumah sakit.

Tapi tunggu.. Apa yang di inginkan wanita itu di kamarnya? sepertinya mereka tidak saling mengenal sebelumnya. Apa mungkin dia salah kamar? . Itulah yang menjadi pertanyaan besar dalam benak Fani.

"Aku tidak akan berbasa basi"

Fani menyipitkan matanya mendengar penuturan wanita itu. Benar benar tidak tau basa basi, Bahkan kakinya baru saja berhenti melangkah.

Meski sedikit kesal, Fani tahan. Ia ingin mendengar maksud dan tujuannya datang menemui Fani.

"Kudengar Hans menemuimu?"

"Benar. Memangnya kenapa?"

Seperti itulah kata yang ingin Fani lontarkan tapi semuanya tertahan ditenggorokan, alhasil ia hanya diam.

"Jawab. Apa kamu tuli? bisu?"

Fani tidak tahan lagi, mulut wanita itu benar benar kasar menurutnya.

Step By DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang