Jangan lupa tekan ☆
Ps : Seteliti apapun saya mengedit, biasanya selalu ada typo yang terselip. Jadi maapkan 💃
Happy reading
******
Farid berdiri disudut kamar memandang wanita yang tengah tertidur diatas tempat tidurnya dengan tidak nyaman. Sesekali wanita itu bergumam tidak jelas. Dia Clara, terlihat begitu gelisah dan tidak tenang dalam tidurnya.
"Bukan.. Bukan Hans.. "
Clara kembali bergumam dalam tidurnya, Farid bertanya dalam hati apa yang di alami oleh mantan tunangannya ini sebelumnya? Kenapa Clara terlihat begitu kacau dan terus menggumamkan nama kakaknya - Hans terus menerus.
"Maafkan aku.. Jangan... Jangan membencinya..."
Clara kembali merancau. Tangan Farid terulur menyentuh kening Clara, rasa panas terasa membelai telapak tangannya, sepertinya Clara demam. Dengan sigap Farid menuju dapur dan mengambil air hangat untuk mengompres Clara.
Setelah beberapa menit Farid mengompresnya, Clara terlihat lebih tenang dalam tidurnya. Farid kembali menatap wajah wanita itu. Wanita yang pernah mengisi hari-harinya empat tahun silam, wanita yang pertama kali mengenalkannya dengan kata cinta.
Wajah wanita itu terlihat tidak baik-baik saja, ada sedikit rasa kasihan dalam diri Farid. Meski begitu ia menepisnya jauh-jauh. Clara telah meninggalkannya dan sejak saat itu tidak pernah lagi ada cinta untuk gadis yang berada di depannya sekarang.
Masih jelas di ingatan Farid saat dua tahun lebih ia menjalin hubungan dengan Clara, dari kejauhan mereka tampak baik-baik saja. Clara yang bekerja sebagai seorang pramugari di sebuah maskapai penerbangan internasional dan Farid yang kala itu baru saja bekerja sebagai dokter di salah satu rumah sakit membuat orang orang beranggapan betapa serasinya mereka.
Semuanya baik-baik saja, Clara yang mengambil penerbangan internasional dan memiliki base tetap di Singapura membuat jarak diantara mereka terjadi. Clara yang sementara bekerja di base Singapura membuatnya tidak bisa menetap lama di Indonesia , hanya dua atau tiga bulan sekali Clara pulang ke Indonesia. Meskipun begitu Farid tetap mencintai Clara dan bertahan agar mereka bisa dipersatukan suatu saat nanti. Betapa bodohnya Farid.
Semuanya berjalan baik, hanya saja Farid membuat sebuah kesalahan dalam merangkai rencana indahnya, karena Farid tidak pernah mengenalkan Clara kepada keluarganya kala itu.
Hingga tahun ke dua Farid mulai merasa hubungannya dengan Clara sedikit merenggang. Pertengkaran beberapa kali terjadi hingga ia memutuskan untuk datang ke orang tuanya dan mengatakan akan menikahi kekasihnya.
Farid masih ingat ketika Ayahnya hari itu untuk pertama kalinya menentang keinginan Farid. Farid tak tau mengapa ayahnya tidak menyukai Clara saat pertemuan pertama mereka, ayahnya bersikuku untuk tidak membiarkan Farid menikahi Clara dengan alasan Farid tidak boleh menikah lebih dulu dari Kakaknya dan mengambil keputusan untuk sebaiknya bertunangan saja.
"Tapi kenapa ayah? Farid sudah menjadi seorang dokter, Farid yakin kalau Farid bisa bertanggung jawab nantinya. Farid mencintai Clara Ayah"
Farid yang kala itu berusia dua puluh tiga tahun memohon saat membujuk ayahnya untuk bisa menikahi kekasihnya.
"Rumah tangga bukan melulu tentang cinta dan materi Farid. Apa kamu sudah mengenal wanita yang ingin kamu nikahi? Apa dia sudah setuju dengan semua ini?"
Farid ternganga. Dia memang belum mengatakan kepada Clara perihal keinginannya. Ia belum melamar Clara sebelumnya tapi ia yakin Clara pasti akan setuju dengannya. Toh mereka saling mencintai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step By Doctor
RomanceAda hal yang membuat kita belajar bahwa untuk mendapatkannya butuh banyak kesabaran dan perjuangan. Dia Cinta! **** Fanita Kusuma Widjaya, kehidupan bak princessnya membuat apa yang dia inginkan satu menit yang lalu akan terkabul satu menit kemudia...