Next week, Saturday morning.
Adira dan Mike bertemu terakhir kalinya di taman yang sama, sebelum akhirnya Adira kembali ke Indonesia.
"Jadi kamu udah mau pergi?" Mike terlihat sedih sekaligus lesu.
"Iya. Aku akan ke bandara 2 jam lagi. Makanya aku sempatkan kita bertemu disini" Jawab Adira sambil menghela napas.
"Penerbangannya jam berapa?"
"Siang. Jam 12.45"
Apa harusnya aku terang-terangan aja utarakan perasaan aku, sebelum Dira pergi? Karena aku nggak tau apa kita bisa bertemu lagi seperti beberapa bulan ini. "Oh. Jadi, kamu udah siap buat pergi?"
"Aku nggak tau Mike. Disatu sisi kota ini memuat banyak banget kenangan aku sama Brent. Setiap saat aku jalan-jalan dikota ini, semuanya seolah-olah membuat aku kembali mengingat hari-hari dimana aku sama Brent masih bersama"
"Aku ngerti. Kita nggak bisa selalu melepaskan sesuatu begitu saja. Apalagi kalau orang yang kita sayangi. Itu nggak bakal mudah, disaat orang itu pergi dan nggak pernah kembali lagi"
Adira mengangguk sembari tertunduk. "Iya. Aku udah coba buat lupain semua yang terjadi, tapi rasanya sulit. Mungkin aku udah jatuh terlalu dalam dan berlarut-larut" Terang Adira yang seketika berubah histeris dan nangis.
Mike dengan sikap tenang, merangkul Adira ke bahunya. "Udah, nggak papa. Semuanya udah berlalu. Kamu nggak usah nyalahin diri kamu sendiri. Percuma aja, semua yang hilang nggak akan kembali kalau kamu terus gini"
"Iya. Aku tau. Makanya jalan terbaik agar aku bisa lupain semuanya adalah pergi, Mike"
"Kamu tau nggak sih, kalau pergi nggak nyelesain masalah? Tapi dengan kamu tetap didepan masalah juga nggak bisa nyelesain masalah itu" Ngomong Mike terbelit-belit.
Spontan Adira tertawa dengan ucapan nggak masuk akal Mike menurut dia. "Apaan? Aku nggak ngerti maksud kamu apa"
"Iya. Emang lucu, tapi aku selalu nyimpulinnya gitu sih"
"Mau jalan-jalan untuk terakhir kalinya sebelum aku kembali?" Tawar Adira yang membuat Mike semakin merasa ter-iris.
"Iya, yuk"
Mereka pun kembali jalan bersama, sama seperti minggu lalu.
"Apa kamu bakal kembali lagi ke New York?" Tanya Mike.
"Aku juga nggak tau. Tapi mungkin jika ada kerjaan yang membawa aku harus kesini, aku mau nggak mau pasti kesini, kan?" Jawab Adira santai sambil melirik Mike yang berada disampingnya se-sekali.
"Oh,"
"Kamu kok nanya gitu? Kamu punya sesuatu buat yang diomongin sebelum aku kembali?"
Jantung Mike berdebar cepat mendengar pertanyaan akhir Adira. "Ak..u, nggak tau"
"Okay. Kalau gitu, aku balik yah. Mobil aku ada disana sama supir aku," Pamit Adira tanpa basa-basi berbalik untuk pergi.
"Eh, Dir. Tunggu," Cegah Mike akhirnya nekat untuk ngomong.
Adira kembali berbalik menghadap ke arah Mike.
Sambil memegang kedua tangan Adira, Mike mengutarakan perasaannya. "Aku suka sama kamu sejak kita lulus SMA. Dan mungkin aku terlalu bodoh untuk sadar itu dengan cepat, karena saat aku sadar kamu udah sama Brent"
"Apa?" Raut wajah Adira terlihat shock lalu selanjutnya tidak terbaca.
"Iya. Aku bahkan masih suka sama kamu sampai hari ini, saat aku pergi kuliah, aku kerja di Aussie, aku setiap hari mikirin kamu. Sampai hari itu saat aku kesini dan ketemu kamu, aku berpikir itu tandanya aku harus ngomong ke kamu"
"Mike...Aku, nggak tau harus ngomong apa. Tapi, aku nggak punya perasaan apa-apa sama kamu sejak aku sama Brent jadian. Untuk saat ini aku harap kamu ngerti sama kondisi aku, jadi izinin aku buat simpan pertanyaan kamu untuk nanti aku jawab. Ok?"
"Iya, aku nggak masalah. Mau kamu jawab 10 tahun lagi atau 20 tahun lagi, aku hanya mau kamu tau kalau aku bakal selalu ada untuk dengar jawaban kamu"
Dengan mata berkaca-kaca, Adira memeluk Mike sambil mengucapkan selamat tinggal. "Mike, thanks buat semuanya. Aku harus pergi sekarang. Kamu jaga diri baik-baik yah?"
"Iya Dir, pasti"
Adira pun masuk ke dalam mobil dan mobil range rover miliknya mulai terlihat menjauh dari taman dan pandangan Mike.
Ternyata, aku harus lepasin kamu pergi lagi Dira disaat aku menemukan kamu kembali. Aku nggak nyangka jika perpisahan kita bakal sesingkat ini. Dimana pun kamu nanti pergi, aku hanya ingin kamu tau, aku bakal selalu pegang janji kamu disini.
Batin Mike yang hanya bisa melihat dan merelakan Adira pergi.
Maafin aku Mike. Aku nggak bermaksud buat nyakitin kamu, tapi aku belum siap untuk berpikir tentang apapun sejak Brent pergi. Tapi janji aku ke kamu bakal selalu aku pegang, suatu hari disaat kita bertemu, aku akan menjawab pertanyaan kamu.
Batin Adira yang menuju ke JFK airport untuk kembali ke Indonesia.
*********************
Makasih, buat kamu yang udah jadi pembaca setia Adira dan Mike sejak Chapter 1. Aku benar-benar sangat menghargai dukungan kalian untuk aku. Thanks a lot and see you soon in the next project!
KAMU SEDANG MEMBACA
Adira & Mike (COMPLETE✔✅)
Romance#2nd book of Alexandra James. Highest rank: #430 Highschool (10-11-2018) #901-friendzone (23-11-2018) #179 friendzone (13-12-2018) "Aku emang udah suka sama Mike sejak kita masih di SMP, tapi kayaknya dia nggak tau deh. Dia jatuh cinta sama yang la...