Setelah makan siang dirumah ku, Kirana pamit ke mama karena dia harus pulang. Mama memaksa ku untuk mengantar Kirana ke depan rumah, walaupun Kirana sudah menolaknya.
"hati hati di jalan ya.." kata ku, sambil berjalan di belakangnya
Dan seperti biasanya, Kirana tidak menghiraukanku dan tetap berjalan dengan anggunnya. Aku tidak keberatan akan hal itu karena aku mendapatkan pemandangan yang bagus saat ini. Aku melihat tubuhnya dari atas sampai ke bawah dan seperti biasanya aku tidak menemukan kekurangan sedikit pun.
Sesampai di mobil nya, Kirana membalikan badan dan menangkap ku sedang memperhatikan tubuhnya "udah selesai mikir jorok nya?" tanya nya dengan alis kanan nya yang terangkat
Aku menatap rumput di halaman rumah ku, berusaha untuk tidak terlihat malu, lalu aku pun teringat kejadian kemarin di pesta ulang tahun Raja "oh ya, aku perlu tahu tentang pria yang 'berbicara' pada mu kemarin"
Dengan tatapan yang sama di muka nya dia melipatkan kedua tangannya seakan ingin aku tahu dengan jelas bahwa ini bukan urusan ku "kenapa?" tanya nya
Aku mengangkat tangan ku "entah Kirana, mungkin karena aku hawatir? dan asal kamu tau, dia terlalu tua untuk mu"
"pertama-tama ini bukan urusan kamu. Kedua, umur nya tidak ada hubungannya dengan apapun itu yang kamu hawatir kan dan yang ketiga" dia berhenti sebentar dan tatapannya berubah menjadi lesu "... kamu tidak mempunyai alasan untuk menghawatirkan ku" Kirana membuka pintu nya sebelum dia menatapku lagi "hawatirkan aja kencan kamu malam ini" katanya mengakhiri percakapan kami dan pergi dari rumah ku.
-
Aku terus memikirkan apa yang Kirana katakan di sore tadi, kencan? aku melihat Emma yang sedang membeli popcorn untuk kita di theater, dia memakai kaos putih yang di selimuti dengan kardigan berwarna hitam dan celana jeans yang ketat membuat bokongnya menjadi pemandangan yang indah bagi aku dan para lelaki yang ada di bioskop ini.
Ketika Emma mengajakku pergi untuk menonton bioskop, aku mengira dia akan mengajak Olivia juga, tetapi ternyata tidak. Apakah ini kencan bagi nya? Jika iya harus kah aku juga menganggap ini sebagai kencan?
Emma berjalan kearah ku dengan popcorn yang berukuran besar di tangannya, aku memutuskan untuk memakan beberapa tetapi sebelum aku bisa meraih popcorn itu, Emma memukuli tangan ku "buat nanti" jelas nya sambil tertawa. Aku memasang muka memelas ku dan seperti biasa nya, aku mendapatkan apa yang aku inginkan dengan wajah ini "baiklah, tapi kamu harus mencium pipi ku dulu"
Aku pun terdiam dan menatapi nya, wow jadi ini benar-benar sebuah kencan bagi nya? Tiba-tiba aku langsung merasa gugup dan terus terdiam
Emma memperhatikan ku yang hanya berdiri saja di hadapannya lalu tertawa "aku bercanda Chandra, jangan hawatir" tawanya membuat ku merasa lebih tenang, kami pun melanjutkan langkah kami menuju theater.
Sepanjang kami melangkahkan kaki kami, aku merasakan ada mata yang sedang memperhatikan ku, aku melihat kearah nya dan terlihat seorang gadis sedang melihat ku, ketika aku melihat nya dia langsung cepat cepat mengalihkan perhatiannya pada pandangan yang lain. Aku mencoba untuk mengingat dari mana aku pernah melihat wajah itu tapi aku tidak mengingatnya.
"ada apa?" tanya Emma
"aku ngeliat seseorang yang pernah aku lihat sebelumnya tapi aku lupa dari mana aku mengenalnya" aku menjelaskan lalu mengambil beberapa popcorn untuk dimakan
"oh... pasti perempuan yang memakai blouse berwarna biru itu ya?" tanya nya tanpa menunjukan orang yang sedang kita bicarakan agar orang itu tidak mengetahui bahwa kita sedang membicarakannya. Aku mengangguk sambil mengunyah popcorn ku "paling dia mata-mata yang dikirimkan ratu Kirana untuk mengawasi kita"
Nama Kirana membuat ku tertarik dengan percakapan yang dia mulai "maksudnya?" tanya ku
Emma menghela nafas "Kirana menyukai mu kan?"
Aku mengangkat kedua alis ku "menurut kamu Kirana menyukai ku?" Aku menahan tawa
Emma menirukan ekspresi ku "kamu tidak berfikir demikian?"
Aku tersenyum dengan maksud menertawai pernyataan yang dimaksud Emma "Emma... kamu salah" kata ku
Aku lah yang menyukai Kirana, bukan dia yang menyukai ku, jawab ku didalam hati
"baiklah.. jika itu yang kamu percayai, dan jika kamu benar bahwa aku salah dan dia tidak menginginkan mu, aku harap kamu bisa melupakannya karena aku juga menginginkan mu" Kata nya sebelum dia memasuki pintu theater di depan kami
Aku mengikuti nya, sesampai di dalam aku tersadar bahwa di theater ini masih hanya ada aku dan Emma, kurasa kami datang terlalu cepat
"Emma" aku memanggilnya dengan tatapan yang serius
"hm?" dia menatap ku
"apa yang membuat mu berfikir bahwa aku menyukai Kirana?" tanya ku
Emma tersenyum "mata tidak pernah berbohong Chandra, tak bisa kah kamu melihat apa yang orang lain rasa kan tentang kamu ketika kamu menatap mata nya?" Aku terdiam dan berusaha untuk mengerti apa yang dia maksud kan "sekarang aku menatap mata mu, dan aku tahu aku masih belum memiliki hati mu. Tubuh kamu disini bersama ku tapi pikiran mu? Pikiran mu berada di luar sana bersama Kirana" Aku masih mencoba untuk mengerti maksud Emma "masih belum ngerti ya?" tanya nya, aku menggelengkan kepala ku, Emma terdiam dan memandangi ku, beberapa saat kemudian pendangannya terjatuh di bibir ku "liat aku.. dan coba jelaskan apa yang kupikirkan tentang mu"
Aku melakukan apa yang dia perintah kan dan mencoba untuk mengerti dirinya, tetapi aku tidak menemukan apa-apa, aku mengedipkan mata ku dan menghelakan nafas "aku tidak bisa membaca mu.. mungkin aku tidak berbakat.."
Emma tersenyum "mungkin aku bisa membantu mu membaca ku" sebelum aku bisa mengatakan sesuatu, Emma sudah memberhentikan bibir ku dengan bibir nya. Aku terkejut dengan sentuhan yang dia berikan. Dengan matanya yang tertutup dia menarik leher ku untuk mendekati nya. Jari nya membelai rahang ku seolah memintaku untuk balik mencium bibir nya. Aku memejamkan mata ku dan mencium bibir nya yang lembut itu, berusaha semaksimal mungkin melupakan Kirana dari pikiranku.
-
Untuk kalian yg bisex, bisa cek cerita di bawah ini
Ber judul "IPA vs IPS" by @anotherclub
https://my.w.tt/VYEfoctZC8
KAMU SEDANG MEMBACA
Since You Came Along (gxg)
Romance18+ (girlxgirl) TAMAT (08/02/19) Chandra dan Kirana lahir dari dua orang sahabat yang sudah menentukan ikatan persahabatan mereka sejak mereka lahir. Chandra dan Kirana tumbuh menjadi pribadi yang saling bergantungan. Tetapi sayang nya ketika kelua...