Untitled Part 7

5.4K 508 7
                                    

Mata terpejam, sebuah ciuman yang membawa ku ke tempat yang lebih tinggi sehingga sulit untuk menghirup oksigen. Tangan ku mencari tubuhnya yang tegang di bawah sentuhanku. Kedekatannya memberikanku kehangatan yang sudah lama kudambakan. Aku mencari seseorang di dalam ciuman nya, aku mencari Kirana.

Emma memisahkan kedua bibir kami, menghirup udara baru yang sudah terhilang di paru-paru nya. Aku menghadap ke layar theater, perasaan bersalah tertulis di dada ku.

"hey" Emma memanggil ku

Aku melihat wajah Emma yang terlihat hawatir, aku tersenyum dengan maksud untuk merespon panggilannya. Emma membelai wajah ku lalu leher ku. Aku menggemgam nya dan lalu mencium tangan nya.

-

Hari senin itu aku terbangun akan suara alarm ku, sekurang-kurangnya niat ku untuk pergi meninggalkan kasur ku dan pergi ke sekolah, aku tetap harus pergi. Setidak nya mengetahui bahwa aku akan melihat Kirana memberikan ku semangat untuk pergi pagi itu.

*boing*

Hp ku berbunyi menandakan aku mendapatkan pesan, aku mengambil Hp ku dan aku mendapatkan beberapa pesan dari Emma. Setelah pulang dari 'kencan' ku bersama nya, ia tidak pernah berhenti mengirimkan ku pesan. menanyakan jika dia telah kelewatan batas karena telah mencium ku, maksud ku apa yang harus di hawatirkan, dia seorang pencium yang luar biasa. Tetapi ciuman itu memberikan ku rasa bersalah yang mendalam karena bibir ku mencium bibir nya tetapi hati ku mencium Kirana.

Aku membalas pesan nya dengan singkat nya lalu berdiri dari kasur ku untuk bersiap-siap memulai hari ku

-

"tunggu, apa?! Emma mencium mu?!" Olivia bertanya dengan suara yang keras

Aku melototi nya karena telah membuat semua kepala berputar ke arah kami "suaranya bisa lebih keras lagi gak? mungkin ada orang yang lagi koma di rumah sakit pengen denger kamu" kata ku dengan nada yang terusik.

Olivia menghela nafas yang panjang "kenapa kamu gak cerita ke aku kalo Emma ngajakin kamu nonton"

Aku melihat Olivia seperti sedang melihat orang bodoh "ini aku lagi ngapain?" tanya ku

Olivia memutarkan mata nya "maksud aku setelah dia ngajak kamu"

"oh, iya aku kira kamu juga ikut nonton jadi aku gak perlu cerita lagi kan? Emma itu sepupu kamu, jadi aku gak ngira kalo dia gak ngajak kamu" aku menjelaskannya

Olivia terlihat bingung sambil mengangguk kan kepalanya "okay... Emma menyukai perempuan... wow... tak pernah terpikirkan oleh ku..." katanya, aku hanya mengangkat kedua bahu ku dan bersandar di locker ku "oh my God.." tambah Olivia

"kenapa?" tanya ku

"kamu dalam masalah besar..." kata nya dengan nada yang serius, selama aku mengenal nya aku tidak pernah melihat Olivia seserius ini.

"masalah apa maksud mu" tanya ku

Olivia memejamkan matanya dan menggelengkan kepala nya seakan dia sedang memusingkan sesuatu, lalu dia menghadapku lagi "jangan pernah menyakitinya, itu aja. Kalo dia bukan orang yang kamu inginkan, pasti kan kamu tidak memberinya harapan. mengerti?"

"uh.. okay.. aku gak pernah mau menyakiti orang lain Olivia, apa lagi sepupu kamu" Aku memastikannya agar dia tidak hawatir. Aku memperhatikan wajah Olivia yang hanya terlihat sedang memikirkan sesuatu "Olivia?" panggil ku, membuatnya menaruh kembali perhatiannya padaku "ada lagi yang harus aku ketahui tentang Emma?"

Olivia berkedip "oh, enggak kok, itu aja" jawab nya, tidak terlihat yakin akan jawabannya sendiri.

-

Bel istirahat berbunyi, membuat murid-murid berlomba-lomba untuk menghampiri kantin sekolah. Sesampai disana aku dan Olivia mengambil makanan kami dan duduk di meja mana pun yang tersedia bagi kami. Mata ku tertuju pada satu meja yang selalu diduduki Kirana dan teman-temannya. Terlihat dari pandanganku malaikat ini sedang berbicara dengan seseorang di depannya.

"Hey Ron" Olivia memanggil seseorang di belakangku, aku menoleh kebelakang dan seorang laki-laki manis sedang menyapa sahabat ku. Aku melihat Olivia dan memberikan tatapan 'siapa dia?' Olivia hanya tersenyum malu "Chandra, kenalkan ini Ron teman baru aku, dan Ron, ini Chandra. Aku tahu dia cantik tapi dia gak suka laki, jadi jangan coba-coba buat deketin dia ya" katanya sambil menyambut kedatangan Ron yang sudah terduduk di sampingnya

Ron melihat ku dengan tatapan yang terkejut "kamu suka wanita dong?" tanya nya

Aku menghela nafas "entah lah" jawab ku sebelum menendang kaki Olivia di bawah meja

Kami melanjutkan makan siang kami, dan mataku yang terus memaksa ku untuk terus memandang Kirana mengingatkan ku akan satu hal "guys.. aku kesana dulu ya" izin ku dan berdiri berjalan ke arah meja Kirana dan teman-temannya

Kirana melihat ku yang berjalan ke arah nya lalu merubahkan ekspresi nya menjadi ratu es yang terlihat mustahil untuk dipecahkan oleh siapa pun, entah mengapa pemandangan wajah nya selalu membuat ku tersenyum "Hey" sapa ku

"jangan ngomong ama aku" jawab Kirana dengan nada ketus

"yang bilang aku mau ngomong ama kamu siapa?" tanya ku, Kirana melihat ku lalu cemberut "hey" aku memanggil temannya yang sedang duduk di depan Kirana

"hey" dia balik menyapa ku

"kamu yang kemarin ada di bioskop ya? aku ngeliat kamu" gadis ini terlihat grogi akan pertanyaann ku dan melihat Kirana seakan mereka sedang saling berbicara dari dalam hati mereka

"iya haha aku gak bermaksud ngeliatin kamu ama pacar kamu, maaf ya" jawab nya, terlihat malu dengan perkataannya

Aku melihat Kirana yang berusaha untuk mengabaikan tatapan ku padanya "okay, gak kok aku gak marah, aku cuman penasaran aja" jawab ku sebelum aku pergi, sebelum mengambil langkah kedua aku berbalik lagi "oh! untuk catatan aja, dia bukan pacar aku" jawab ku, pergi melangkah lagi

"gak pacaran tapi ciuman ya" Aku memiringkan kepala ku, berusaha untuk mengerti alasan Kirana berkata seperti itu

Aku balik menghadapi nya lagi, Kirana melihat ku dengan tangannya yang sudah terlipat di atas meja "kamu tahu dari mana?" tanya ku, aku mengalihkan perhatian ku pada gadis tadi dan dia pun menolak untuk melihat ku

"aku gak tau dari siapa-siapa, emang nebak gak boleh?" Tanya nya, seperti anak orang kaya yang manja. Tapi aku maklum si, dia emang anak orang kaya, dan terlihat manja.

Aku menghela nafas "trus kalo gitu kenapa kamu bisa tahu?" tanya ku lagi

"aku tahu aja, gak usah nyalahin temen aku dong, dia gak ngomong apa apa ke aku" jawab nya dengan nada yang sedikit lebih keras dari sebelumnya, aku melihat temannya yang sudah tenggelam didalam kursinya berusaha untuk tidak terlibat di antara drama ku dan Kirana

"baiklah" kata ku mengalah dari pertengkaran kami dan pergi dari hadapannya untuk melanjutkan makan siang ku

-

Untuk kalian yg bisex, bisa cek cerita di bawah ini

Ber judul "IPA vs IPS" by @anotherclub

https://my.w.tt/VYEfoctZC8

Since You Came Along (gxg) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang