"apa yang sebenarnya terjadi kemarin?" Olivia menutup locker ku agar aku bisa memberikan perhatian ku padanya.
Aku menghelakan nafas ku "Olivia..."
"baiklah" Olivia bersandar di locker ku "aku hanya bingung kenapa kamu gak ngajak aku bolos bareng..." jawab nya sambil cemberut
Aku tersenyum "aku cuman pengen waktu sendiri" jelas ku
"sendiri tapi berduaan ama Emma..." jawab nya lagi
"aku bahkan enggak tahu kalau Emma ada disana, lagian kita gak berduaan, Emma datang ke pantai itu bersama teman-temannya" jelas ku lagi
Olivia berdiri tegap dengan cepat nya, mata nya mengatakan bahwa dia terkejut dengan perkataan ku "jangan bilang kamu ke pantai selatan"
"iya aku ke pantai selatan, oh my God Olivia jangan bilang kamu percaya mitos-mitos hantu pantai selatan" kata ku, mulai mengambil langkah untuk pergi ke kantin
"Chandra. dengar. pantai selatan itu tempat anak-anak Franklin's School berkumpul, kamu nyari mati?" tanya nya dengan serius nya
aku menghela nafas karena masih terlalu pagi untuk ku mengansumsi informasi ini "iya kemarin mereka mengusir ku ketika mereka melihat seragam yang ku pakai" jelas ku "tapi tenang Olivia, Emma juga bersekolah disana-"
"Emma adalah anak dari pemilik sekolah itu" jawab Olivia memotong perkataan ku
mata ku terbuka lebar "Emma?" tanya ku, dan Olivia mengangguk "sepupu mu Emma?" tanya ku lagi, dan Olivia mengangguk kembali. Ingatan ku tentang kemarin malam terlintas di kepala ku, dimana teman-teman Emma sangat nurut akan setiap perkataan nya, dan anak laki-laki pun terlihat takut padanya "ah okay... itu menjelaskan keanehan yang terjadi kemarin malam" jelas ku, aku melihat Olivia lagi dan sesuatu terasa tidak masuk akal "okay jadi jika kedua sekolah ini saling tidak menyukai satu dengan yang lainnya, mengapa Emma waktu itu pergi ke pesta ulang tahun Raja. Raja kan murid disini..." aku bertanya
"Emma anak baru disekolah itu sama seperti kita disini, jadi murid-murid disini masih belum mengenal siapa Emma, jadi aku mengira tidak akan ada masalah jika Emma ikut bersama ku hari itu. Tetapi ternyata ada beberapa anak yang mengenal nya karena kemiripan Emma dengan kakak nya-"
"Emma punya kakak?" selak ku
Olivia mengambil nafas "iya, tapi sebaiknya jangan kamu tanya kan ke Emma, kakak nya meninggal karena isu yang terjadi diantara sekolah nya dan sekolah kita" jawab nya
"Isu apa Liv?" tanya ku lagi. Olivia menatap ku dengan sedih lalu melihat kebawah seakan dia tidak mau menjawab pertanyaan itu "Liv..?"
"hubungan sesama jenis" jawab Olivia. Aku terdiam dan langsung merasa lemas akan perkataan nya, Olivia menuntun ku ke meja makan yang letaknya jauh dari keramaian "kakak Emma, Becca Miller. Dulu dia adalah murid kebanggaan Franklin's School, mulai dari kecantikannya dan juga kepintarannya. Dia bahkan tidak membutuhkan nama paman ku untuk membuat semua orang takut pada nya-" Olivia menghentikan perkataan nya ketika dia melihat Ron datang menghampiri meja makan kami
"Hey" sapa Ron
Aku memutarkan mata ku "Ron, kamu bisa kasih kita waktu sebentar? aku dan Olivia lagi bicara berdua" Ron tidak terlihat menyukai hal itu tapi dia mengangguk dan pergi. Olivia tidak menyangka aku mempunyai keberanian untuk mengusir seseorang, terbentuk dibibir nya senyuman yang menyeringai "ketika sesuatu menyangkut tentang 'hubungan sesama jenis' aku harus mendengarnya" jelas ku
Olivia memberikan ku tatapan yang mengerti, lalu melanjutkan ceritanya "Becca Miller jatuh cinta dengan seorang wanita yang bersekolah di Figaro's School, Tessa Jenkins" nama akhir itu membangunkan ku, Olivia mengangguk "iya, kakak dari Kirana Jenkins"
Aku memejamkan kedua mata ku "tunggu... Kirana punya kakak?! kenapa aku tidak mengetahui hal ini? apa yang terjadi dengan kakak nya?" tanya ku bertubi-tubi
Olivia melihat sekeliling kami seakan dia takut jika ada yang mendengarnya lalu menghelakan nafas yang panjang "Tessa Jenkins tidak membalas cinta nya" jawab Olivia hampir berbisik. Aku bersandar di kursi ku, mencoba untuk memahami semua yang dikatakan Olivia. "rumors mengatakan bahwa Tessa sekarang sudah melanjutkan pendidikannya di Amerika-" Olivia terus melanjutkan informasi yang dia berikan padaku dan perhatian ku melayang pada satu orang yang ada di ruang kantin itu, Kirana Jenkins yang tak lama tatapannya bertemu dengan ku.
Kirana tersenyum padaku, yang hanya membuat ku ingin mendekatinya dan memeluknya. Semua informasi ini masih baru untuk ku, dan aku merasa bodoh karena baru mengetahui nya. Pertanyaan-pertanyaan dan rasa hawatir masih tertulis di pikiran ku. Kirana memperhatikan ekspresi ku dan senyumannya pun hilang. Aku kembali memberikan perhatian ku pada Olivia "lalu apa yang terjadi pada Becca Miller?" tanya ku
Olivia terdiam sesaat "bunuh diri" jawab nya
-
Aku tidak bisa berhenti memikirkan apa yang telah Olivia katakan padaku. Pertandingan basket sedang berlangsung dan aku hanya duduk di bangku penonton, menemani Olivia untuk memberikan dukungannya untuk Ron. Sekolah kami masih kalah dua point dan aku sangat tidak tertarik untuk menonton nya. Aku menghelakan nafas ku dan mata ku pun kembali bersandar di Kirana yang duduk tidak jauh dari aku dan Olivia. Tersadar bahwa dia juga sedang melihat ku, aku mengalihkan perhatian ku dari nya. Aku masih belum bisa merespon apa yang telah aku dengar tentang kakaknya dan kakaknya Emma. Aku merasa kasihan dengan Emma, dia pasti sangat terpukul melihat kakak nya memilih untuk mengakhiri hidup nya. Aku bisa merasakan bagaimana kesedihan kakak nya ketika orang yang dicintai nya memilih untuk meninggalkannya. apa yang sebenarnya terjadi? dan apakah hal ini juga memberikan efek kepada Kirana?
Pertandingan berakhir dan semua orang di sekeliling ku berteriak dengan senangnya, aku melihat score board dan tersadar bahwa sekolah ku telah memenangkan pertandingan. membingungkan karena baru beberapa detik yang tadi sekolah kita ketinggalan dua score.
Semua orang berdiri dari bangku panjang dan banyak dari mereka berlari ke lapangan untuk merayakan kemenangan bersama tim. Olivia berlari ke arah Ron dan memeluk nya, aku memutarkan mata ku dan berjalan keluar dari arena basket "Chandra!" aku menoleh ke belakang "kamu masih inget aku kan?" tanya gadis ini
Aku tersenyum "iya, gadis yang waktu itu teriak-teriak di tengah pesta ulang tahun Raja supaya aku dan Kirana bisa lewat" jawab ku
Gadis itu tertawa "well aku punya nama, kenalkan nama aku Rachel" Rachel memberikan tangan nya untuk aku salam
Aku bersalaman dengan nya "Hi Rachel" jawab ku "aku tidak pernah berterima kasih pada mu ya?" tanya ku sambil menggelengkan kepala ku
Rachel tersenyum dan melipatkan kedua tangannya di hadapan ku "kamu bisa berterima kasih padaku malam ini" katanya
Aku mengangkat kedua alis ku "malam ini?" tanya ku dengan nada yang berbeda
Rachel memutarkan matanya "bukan seperti yang kamu pikirkan" jawab nya "Aku mengadakan pesta malam ini, aku harap kamu bisa datang, Kirana juga datang kok" tambahnya. mengira jika Kirana datang, aku akan datang.
"aku liat nanti kalau bisa ya" jawab ku, membuatnya tersenyum
"hey" kami mendengar suara Kirana menyapa.
Mata kami langsung bertatapan "Hey Kirana..." sapa Rachel dan mencium pipi nya, membuatku cemberut.
"Kalian lagi ngomongin apa?" tanya Kirana, terlihat sangat ingin tahu
"Aku baru aja ngajakin Chandra untuk datang ke pesta malam ini" jawab Rachel
"oh kok kamu ngajakin dia?" tanya Kirana
"kamu gak mau aku dateng?" tanya ku langsung
Kirana menghela kan nafas "bukan itu maksud aku, aku heran aja kenapa Rachel yang harus mengajak mu"
"ya kan dia yang ngadain pesta nya, wajar dong" jawab ku. Kirana terdiam dan hanya memperhatikanku, sedangkan Rachel berusaha untuk pergi secara perlahan-lahan "Rachel jangan pergi" kata ku membuat nya berhenti mengambil langkah mundur "aku gak bisa datang malam ini, terima kasih untuk tawarannya" jawab ku lalu meninggalkan mereka
-
Untuk kalian yg bisex, bisa cek cerita di bawah ini
Ber judul "IPA vs IPS" by @anotherclub
https://my.w.tt/VYEfoctZC8
KAMU SEDANG MEMBACA
Since You Came Along (gxg)
Romance18+ (girlxgirl) TAMAT (08/02/19) Chandra dan Kirana lahir dari dua orang sahabat yang sudah menentukan ikatan persahabatan mereka sejak mereka lahir. Chandra dan Kirana tumbuh menjadi pribadi yang saling bergantungan. Tetapi sayang nya ketika kelua...