Untitled Part 18

4.6K 498 39
                                    

menghabiskan waktu dengan Emma benar-benar bisa mengalihkan pikiran ku dari Kirana, walaupun aku masih merindukannya, Emma bisa membuat ku nyaman akan kehadirannya. satu hal yang ku pelajari tetang Emma ialah orang tua Emma tidak pernah kelihatan, mungkin mereka sibuk dengan urusan mereka tapi aku hawatir dengan Emma, aku yakin setiap orang membutuhkan orang tua nya

Emma mencoba untuk membuat ku tinggal lebih lama lagi tapi karena Olivia harus pulang jadi aku juga harus pulang berhubungan aku datang dengan Olivia.

"nanti main lagi ya" kata Emma sambil menggendong Nathan

aku tersenyum melihat mereka di depan pintu "bye Nathan..." Nathan mencoba untuk meraih tangan ku tapi karena aku berdiri tiga langkah dari mereka, aku menghampiri nya lagi untuk memegang tangannya

"woy! kalau gak bisa ninggalin istri dan anak mu ya udah gak usah pergi, aku udah harus pulang!" teriak Olivia dari mobil nya

Emma memutarkan mata nya "hati-hati di jalan" kata nya lagi sambil tersenyum

aku tersenyum pada nya lalu berjalan ke arah mobil Olivia "bye Emma!" teriak ku mengucapkan kata perpisahanku pada nya

-

sesampai di depan rumah ku, Olivia memberhentikan mobil nya. terlihat di depan mata kami, mobil audi berwarna hitam terparkir di depan gerbang rumah ku. mengetahui itu milik Kirana, kami berdua terdiam untuk sementara waktu.

"sana pulang" jawab Olivia

"uh.. kamu gak mau masuk kerumah ku?" tawar ku

"nope" jawab Olivia dengan cepatnya

aku menghelakan nafas mengetahui aku akan menghadapi Kirana sendirian "kamu yakin gak mau jalan-jalan lagi?" tanya ku lagi berharap Olivia bisa membawa ku kabur

"aku sibuk malam ini, aku harus menyiapkan pidato kematian mu" jawab nya sambil tertawa memukuli setir nya. aku memutarkan mata ku lalu pergi meninggalkannya. Olivia menancapkan gas nya lalu pergi untuk pulang

sesampai di dalam rumah aku pergi ke dalam ruang tamu, tetapi tidak ada seorang pun di dalam nya "mama..?" aku memanggil mama ku

"Chandra sayang mama di dapur" mama teriak dari dapur. aku berjalan ke arah dapur dan menemukan mama yang sedang mengambil sesuatu di kulkas, mata ku langsung tertuju ke arah Kirana yang sedang memotong seledri "kamu bantuin siapkan piring ya, mama harus beli sesuatu" mama mencium ku lalu pergi meninggalkan ku dengan Kirana yang sedang memegang pisau di tangannya.

aku mencoba untuk bersikap seperti biasa nya "hey" sapa ku lalu mulai menyiapkan piring di meja makan yang tak jauh dari dapur

"hey" sapa nya balik tanpa memberikan ku perhatiannya, walaupun aku tidak mendapatkan perhatiannya suara nya masih bisa membebaskan kupu-kupu yang ada di perut ku untuk terbang di dalamnya

"kau terlihat manis hari ini" kata ku, berusaha untuk melanjutkan percakapan kita

"thanks" jawab Kirana dengan singkatnya

aku memutarkan mata ku lalu berjalan mendekati nya "kamu ha-"

sebelum aku bisa mendekatinya, Kirana mengangkat pisau nya ke arah ku. mata ku terbuka lebar melihat betapa dekatnya pisau itu dengan muka ku, wanita ini benar-benar ingin membunuh ku pikir ku"kamu tahu?... ketika aku bilang aku dan Rachel hanya berpura-pura, bukan berarti kamu bisa mengambil kesempatan untuk bermain rumah-rumahan dengan Emma"

"maksud kamu apa? main rumah-rumahan?" tanya ku, tidak mengerti akan sikap nya

Kirana mengambil Iphone nya yang ada di kantong belakang celana nya lalu menunjukan ku sesuatu, foto ku yang sedang menggendong Nathan dengan Emma di samping ku terpangpang di Insta story Olivia. that morron... aku menutup mata ku berusaha untuk menenangkan jiwa dan raga ku

Kirana menaruh kembali Iphone nya di dalam kantong celana nya lalu melanjutkan memotong daun seledri nya, aku menghelakan nafas sambil memijitkan leher ku "aku kangen kamu, bisa gak kamu tenang sedikit?" Kirana mengencangkan rahangnya lalu menghadapi ku lagi, karena dia tidak mengatakan apa pun, aku memutuskan untuk memeluknya. tetapi pisau yang ada di tangannya menakutiku "bisa di taruh dulu pisau nya?" minta ku. Kirana melihat pisau yang ada di tangannya lalu melihat ku lagi

"kenapa? kamu takut?" tanya nya dengan mengangkat satu dari kedua alisnya

aku hanya tersenyum di hadapannya membuat ekspresi nya lebih tenang dari sebelum nya. aku menaruh kedua tangan ku di meja dapur yang menjadi sandaran nya Kirana membuat tubuh nya terkurung di tengah kedua tangan ku, kedekatan tubuh ku di tubuh nya membuatnya terlemas sehingga aku mendapatkan kesempatan untuk mengambil pisau tersebut dari tangannya

aku menaruh pisau itu jauh dari nya "maafin aku..?" tanya ku berbisik di dekatnya

"hm..?" Kirana bersenandung dengan mata nya yang mulai tertutup. aku mulai mencium rahang nya sambil mendorong tubuh nya dari belakang mendekatiku "Chandra..." ciuman ku berlanjut ke leher nya, tangan Kirana meraih bahu ku untuk sandaran, tangan ku mulai meraih bagian bawah nya sambil mendorong pinggang ku ke depan. pinggang Kirana terbentur meja dapur membuat Kirana meletup kesakitan

"oh sorry" jawab ku, berhenti menciumi nya

"hust.." Kirana mendiami ku lalu menarik ku kembali

aku mencium lehernya lagi, tangan ku menyelinap di dalam baju nya merasakan kelembutan dari kulitnya, Kirana mendesah di dalam ciuman ku. aku tersenyum mendengar Kirana menyukai apa yang sedang ku lakukan pada nya. tidak mau membawanya terlalu jauh, aku menetapkan tangan ku di pinggangnya "Chandra..." Kirana mulai menarik baju ku ke arah nya, aku bersyukur karena tanpa baju ku, Kirana pasti sudah mencakar tubuh ku "bawa aku ke kamar mu" jawabnya dari kenafsuan nya, aku tersenyum di lehernya sambil melakukan pekerjaan ku membuat Kirana frustasi "please... nanti aku kasih mobilku buat kamu..." tawar nya

aku mencium bibir nya agar dia bisa terdiam, bibir Kirana adalah hal yang terindah yang pernah ku cium, dan aku akan melakukan apa pun untuk membuat bibir ini selalu tersenyum

"Chandra udah siap semuaaaa?" mama berteriak dari pintu depan, aku dan Kirana langsung menjauhi satu dengan yang lain nya. Kirana memasuki daun seledri yang belum selesai di potong ke dalam sop yang ada di atas kompor "hey kok gak ada yang jawab?" mama ku bertanya sambil menaruh belanjaannya di atas meja dapur

"udah siap ma" jawab ku, memenuhi permintaan mama. Kirana bersandar di kulkas yang ada di belakang mama sambil mengatur pernafasannya sebelum mama mencurigai sesuatu

-

Untuk kalian yg bisex, bisa cek cerita di bawah ini

Ber judul "IPA vs IPS" by @anotherclub

https://my.w.tt/VYEfoctZC8

have a good day

love wins.

Since You Came Along (gxg) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang