Untitled Part 20

4.8K 451 31
                                    

hari minggu nya aku dan keluarga ku pergi ke Gereja untuk ibadah, pendeta sedang berkotbah di depan dan aku hanya duduk disana sambil memperhatikan teman-teman ku. terlihat jauh di arah kanan ku Raja yang sedang tersenyum seyum menggodai wanita yang duduk di sebelah kiri nya, di belakangnya ada Rachel yang sedang memandangi seorang pria yang duduk di sebelah kanan Raja, mungkin itu pria yang di katakannya kemarin di mobil, siapa lagi nama nya? Mario? aku melihat ke sebelah kiri tak jauh dari ku ada Olivia yang sudah tertidur di sebelah Emma, Emma melihat arah mata ku memandang dan ketika dia melihat Olivia kita pun tertawa, berusaha untuk tidak menganggu yang lain aku dan Emma menutup mulut kami.

*boing* hp ku berbunyi, mata ku terbuka lebar lalu mengambil hp ku dan menyetel suaranya menjadi getar, aku menghela nafas ku lalu membaca pesan tersebut

'mata tertuju ke pak pendeta, bukan ke Emma' -Kirana

aku tersenyum akan kecemburuannya, lalu aku membalas kan pesan tersebut

'abis pendetanya gak secantik Emma :(' -canda ku

suara terkejut terdengar dari belakang membuat semua mata tertuju pada nya, Kirana langsung menutup mulut nya lalu memberikan senyuman kepada mereka sebagai permintaan maaf nya. aku berusaha menahan tawa ku lalu menghadap ke depan lagi

-

selesai ibadah, aku menunggu mama dan papa ku yang sedang mengikuti pertemuan orang tua di dalam ruang conference, karena Gereja kami dekat dengan pantai selatan, aku dan teman-teman ku memutuskan untuk menunggu orang tua kami di sana, ketika kami sedang memutari Gereja, aku melihat kak Tessa yang masih duduk sendirian di bangku nya. aku berjalan menghampirinya tapi berhenti ketika melihat pak pendeta yang sudah terlebih dahulu menghampiri nya

menunggu kesempatan ku untuk mengajak nya bergabung dengan kami ke pantai, aku duduk di belakangnya tak jauh dari mereka

"apa semuanya baik-baik saja?" tanya pendeta itu

tersadar akan keberadaan pak pendeta, kak Tessa mengusapkan air mata. sesuatu di dalam ku terasa seperti sedang di pukul ketika aku tersadar bahwa kak Tessa sedang menangis

"iya pak" jawab nya

pak pendeta memberikannya senyumannya yang hangat lalu mengangguk, tidak mau memaksa kak Tessa untuk menceritakan apa yang sedang menganggu nya

"pak" kak Tessa memanggil ketika pak pendeta sedang mau pergi meninggalkannya, pak pendeta kembali memberikan perhatiannya pada kak Tessa "menurut bapak, Becca ada di mana sekarang?" tanya nya

pertanyaan kak Tessa membuat ku tersedih

pak pendeta kembali duduk di samping nya "kau tahu? pertanyaan ini pernah ditanyakan seorang anak kecil kepadaku sebelumnya, dia bertanya apakah kakak nya akan masuk ke dalam neraka karena kakak nya telah membunuh dirinya sendiri" kata pendeta itu membuat ku langsung memikirkan Emma "jika kamu adalah aku, apa yang akan kau katakan pada anak kecil itu? apakah kau akan mengatakan bahwa kakaknya yang dia sayangi ini masuk ke dalam neraka?" pak pendeta bertanya, kak Tessa terdiam mendengarkan pak pendeta lalu menggelengkan kepala nya "benar sekali, kau tidak akan mengatakan hal itu padanya. yang aku maksudkan disini bukan hanya karena kita merasa kasihan terhadap anak itu, tapi melainkan menunjukan ke anak itu bahwa bukan tempat kita untuk memutuskan kakak nya masuk ke surga atau neraka. tapi ada satu hal yang bisa kita katakan pada anak itu, yaitu Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang mengerti dan mengasihi kita. dan aku yakin, ketika Tuhan sedang menghakimi Becca di atas sana, Tuhan tidak melupakan kebaikan Becca dan Tuhan tidak akan membutakan dirinya dengan kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan oleh Becca"

menahan diriku untuk tidak bertepuk tangan atas apa yang telah dikatakan pak pendeta pada nya aku tetap memperhati kan mereka dari belakang dan berharap kak Tessa mendapatkan jawaban yang telah di cari-cari nya

pak pendeta pergi untuk memberikan kak Tessa waktu sendirinya

"Chandra?" suara Olivia memanggil ku, membuat kak Tessa memutarkan tubuh nya untuk menghadapi ku "kamu lagi ngapain? dicariin juga" tanya Olivia

aku melihat ke arah kak Tessa yang sekarang telah memberikan ku tatapan 'kau mengupingku ya?' lalu melihat ke arah Olivia lagi

"uh.. aku habis berdoa" jawab ku, Olivia mengkerutkan dahi nya. bagi dia berdoa bukan lah kegiatan yang pernah di lakukan oleh ku.

"berdoa buat?" tanya nya lagi

aku memutar kan mata ku "buat pemilihan presiden. bisakah kau berhenti bertanya?" tanya ku sambil menggelengkan kepala.

"Olivia, kamu liat Kirana ada dimana?" kak Tessa berdiri dari bangku nya

"iya kak, dia ada di pantai ama yang lainnya" jawab nya "Chandra ayo cepat, ntar kita gak bisa ngeliat Raja cakar-cakaran ama anak Franklin's school!"

kak Tessa dan aku langsung bertatapan, kehawatiran tertulis di wajah nya "aku akan carikan Kirana" jawab ku lalu pergi mengikuti Olivia

"Chandra" kak Tessa memanggil ku membuat ku dan Olivia berhenti melangkah "pastikan Emma juga tidak kenapa-kenapa" jawab nya

aku dan Olivia tersenyum pada nya mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja.

-

semua tidak baik-baik saja, pertengkaran masih berlanjut. Raja dan teman-temannya sedang menunjukan kejantanannya terhadap anak-anak Franklin's, begitu juga dengan anak-anak perempuan. Olivia yang tadi nya terlihat lelah di kotbah pak pendeta, sekarang mempunyai kekuatan penuh untuk berargumen dengan anak Franklin's, Kirana hanya berdiri dari kejauhan untuk merekam pertangkaran mereka sambil mendukung Olivia "go Oliv go Oliv!"

satu-satu nya yang terlihat waras di sini ialah Emma, dia berusaha membantuku untuk menjauhi teman-temannya dari anak Figaro's

"jangan pernah menginjak kaki kalian di pantai ini!" seorang anak laki-laki mengancam Raja sebelum mendorong Raja ke pasir

di tolong temannya berdiri Raja membalas dorongan anak itu "kamu kira ini pantai kamu? kamu kira kamu yang bikin pantai ini? orang Tuhan si" aku menghelakan nafas yang dalam mendengar argumen mereka yang kekanak-kanakan

"Rachel!!" suara teriakan membuat kita semua terkaget, seorang bapak-bapak berjalan dengan cepat nya mengarah ke Rachel yang sedang berduaan dengan Mario

"oh shit.." Kirana ikut panik melihat bapak-bapak itu menghampiri sahabatnya

Mario memutarkan mata nya lalu meninggalkan Rachel sendirian "pulang sekarang!" tegur papa nya. Rachel melihat Mario yang telah meninggalkannya, kesedihan terukir di mata nya.

melihat pertemuan orang tua telah berakhir, semua orang membersihkan baju mereka dari pasir dan memutuskan untuk berhenti berkelahi sebelum mereka kena masalah. satu-satu nya orang yang bisa menjinakan anak orang kaya dari kebandelannya ialah orang tua mereka sendiri, karena bagi mereka uang orang tua mereka adalah hal yang terpenting.

"makasi Tuhan..." Emma berkata di dekat ku

aku tertawa kecil "kau baik-baik saja?" tanya ku

dia tersenyum "iya, kau terlihat cantik hari ini" puji nya membuat ku ikut tersenyum

"makasi kamu juga" jawab ku

Emma pergi menghampiri orang tua nya dan seseorang menabrakan bahu nya dengan bahu ku dari belakang "terus aja" jawab Kirana sambil berjalan dengan cepat nya meninggalkan ku

oh Kirana... i love you

-

Untuk kalian yg bisex, bisa cek cerita di bawah ini

Ber judul "IPA vs IPS" by @anotherclub

https://my.w.tt/VYEfoctZC8

Dear readers,

I hope you have a great Saturday night with your boyfriend or girlfriend, dan aku mau tau dong sampai disini karakter favorite kalian siapa? Aku butuh opini kalian wkwkwk okay bye love ya'll

Love wins

Since You Came Along (gxg) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang