Chapter 57

260 17 0
                                    

Sesampainya di rumah Lana langsung segera masuk kedalam kamarnya. Suasana rumah Lana hari itu sangat sepi sekali entah penghuninya kemana . Sesampainya di dalam kamar Lana langsung membuka amplop coklat yang di berikan oleh Reta .

Setelah beberapa saat Lana membaca surat2nya Lana mulai ingat dengan perkataan Reta yang mengatakan .

" nih baca, surat itu menjadi jawaban kenapa hari ini aku marah dan nangis . Jangan lupa tanya sama diri kamu sendiri kamu anggap apa aku setelah kamu baca surat-surat itu "

Seketika Lana diam, wajahnya penuh dengan penyesalan dan takut kehilangan . Lana bingung harus bagaimana, mengungkapkan perasaannya pun dia tak bisa .

" sebenarnya ingin sekali aku mengatakan yang sebenarnya, kalau aku juga sayang sama kamu reta . Tapi apa daya aku yang benar2 belum bisa mengatakannya " batin Lana

" maaf kan aku, jika kesannya aku menggantungkan perasaan kamu . Tapi ku rasa saat ini lebih baik aku diam, aku yakin suatu saat nanti pasti aku berani mengatakannya sama kamu " batin Lana lagi

🇲🇨 🇲🇨

Reta kini juga berada di atas kasurnya dengan posisi merebahkan badannya di atas kasur dan masih menangis kecewa .

" mungkin memang benar kita cuma di takdirkan bertemu bukan bersatu " kata Reta yang masih terisak

" asal lo tau lan, gue udah yakinin hati gue buat memilih lo untuk jadi yang terakhir dalam hidup gue . Tapi kenapa lo kecewain gue ? "

" gue udah bela2 in ambil cuti cepet biar gue bisa pulang ke indo dan ketemu sama lo. Dan saat itu gue harap lo masih sama, masih dengan lana yang gue kenal dulu "

" sekarang gue bingung mau ngasih hati kesiapa lagi ? Kesini di patahin, kesana di sia2 in . Kalo emang hati hanya untuk di sakit i mending gue jadi orang yang ga punya hati aja sekalian "

Kata Reta sedikit berteriak dan mencengkeram seprei kasurnya . Lalu tak lama kemudian ponsel Reta yang berada di sampinya berbunyi ada telfon yang masuk . Dan Reta pun melirik ponselnya dan lalu mengambilnya untuk melihat siapa yang menelfonnya . Setelah Reta melihatnya ternyata Ecaa yang menelfonnya tapi Reta tidak menerima telfon dari Ecaa, karena hari ini Reta benar2 hancur. Dan benar2 sangat tidak ingin di ganggu oleh siapa pun .

Lalu dengan cepat Reta melempar ponselnya untuk menjauh darinya . Namun melemparnya masih di atas kasurnya jadi tidak sampai jatuh ke lantai .

Lalu Reta memejamkan matanya sebentar dan memelekkan matanya lalu mengusap air matanya dan bangun dari kasurnya . Reta langsung menuju ke study tablenya dan membuka apk word di laptopnya . Reta mulai mengetikkan sesuatu di layar yang terlihat kosong dan bewarna putih .

"Kamu tau dulu aku terlalu bersemangat menunggu balasan chat mu , hingga aku tau tidak hanya aku yang kamu hubungi . Dan sekarang kamu semakin tumbuh menggerogoti hati memaksa setiap langkah yang ingin ku tempuh, seakan kembali sia2 ketika memang namamu lah yang masih utuh dan penuh "

Kata singkat yang mampu mewakili perasaan Reta . Kini Reta sudah tak merasa lupa cara untuk bahagia . Orang yang benar2 Reta inginkan untuk di jadikan cinta terakhirnya kini benar2 menghancurkannya . Lalu Reta berjalan menuju nakasnya hanya sekedar melihat ponselnya .

" apa gue masih pantas berharap lo hubungin gue ? Apa gue masih pantas menunggu jawaban dari lo ? " gerutu Reta dengan menatap ke arah layar ponselnya .

Lalu dengan cepat Reta membuka kontak Lana dan menghapusnya . Dengan berat hati Reta melakukannya . Benar2 sangat menyakitkan sekali ingin berteriak namun tak bisa, ingin menangis sekeras mungkin namun hanya bisa sembunyi2 .

From The EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang