Jangan lupa klik tombol bintang ☆ sebelum membaca 💖💙
Happy Reading ~
🌺🍁🌺
"Kenapa? Gak papa! Ali capek." Ujar Ali lesu pada sambungan telfon sang papa, Heris.
"Tapi Ali gak mau." Ucap Ali lagi
membuat Prilly yang sedari tadi fokus
dengan tas tas brendednya menoleh."Kenapa?" Ucap Prilly berbisik yang tak di tanggapi oleh Ali.
"Iya nanti Ali yang tanganin."
Sambungan itu terputus menyisakan Ali yang menghela nafas berat.
Kenapa Heris selalu memaksa Ali .
Kenapa Heris tidak pernah mengerti jika Ali lelah dengan semuanya.
Ali selalu menuruti kemauan papanya
tapi tetap saja Ali tidak pernah bisa bebas."Kenapa papa selalu maksa Ali! Kenapa papa gak ngerti kalo Ali gak segila itu sama uang." Gumam Ali frustasi tanpa menyadari Prilly yang disampingnya.
"Papa maksa Ali ngurusin semua
perusahaannya, Ali mau! Papa nyuruh Ali nikah sama gadis yang gak Ali
suka, Ali mau! Tapi tetap aja papa gak pernah ngehargain Ali,
Ali cuma dijadiin boneka bergerak! Bukan anak."
Setetes air mata Ali jatuh begitu saja.Ali lelah menuruti semua kemauan Heris, hidup Ali hambar dengan semua aturannya.
"Ali?"panggil Prilly pelan.
"Ali gak tau alasan papa gak perduli sama anaknya sendiri."
"Ali?"
"Ali cuma ingin hidup tenang bukan uang."
"AKU UDAH BILANG! KALO KEPAKSA JANGAN DIJALANIN! ITU NYIKSA BATIN." Pekik Prilly lantas menangis histeris.
Prilly tak tau kenapa ia bisa menangis
mungkin karna sifat cengengnya."Prill?"ujar Ali pelan menatap gadis itu bingung.
"Yuh kan! Aku jadi nangis." Balas Prilly kesal menghapus air matanya cepat cepat.
"Ih gak bisa berenti." Ujar Prilly merengek saat terasa air matanya terus menetes membuat Ali sedikit terkekeh.
Dan percayalah baru kali ini Ali merasa geli melihat gadis itu.Ali yang frustasi lalu kenapa gadis ini yang heboh menangis.
"Mau apa?" Tanya Ali datar saat Prilly mengambil ponselnya secara paksa.
"Diam!" Dahut Prilly menirukan gaya Ali saat menyuruhnya diam.
"Halo pa? Iya ini Prilly hehe." Prilly mengigit kuku jarinya lantas melirik Ali sekilas.
"Papa aja ya yang urus masalah perusahaan disini! Soalnya Ali lagi bisulan." Ujar Prilly membuat Ali menatapnya tajam.
Terdengar dari sambungan telfon Heris
menghela nafas dan kembali berbicara pada Prilly."Iya! Bisulnya itu mau pecah pa!
Jadi Ali susah jalannya.""Ini Prilly juga lagi ngipasin pantat Ali
pa!" ucap Prilly lagi hingga Ali hanya bisa memijit pangkal hidungnya
lantas menatap gadis itu sebal."Iya makasih ya pa! Udah ngertiin Ali."
"Iya nanti aku beliin obat bisul buat Ali pa! Yaudah papa hati hati disana, dadah!"
Prilly mengembalikan ponselnya Ali
dengan cegiranya khasnya."Kenapa?" Tanya Ali datar.
"Kenapa apanya?"
"Kenapa ngomong gitu ke papa." Sahut Ali kesal hingga Prilly terkekeh melihat ekspresi itu.
"Kan biar kamu gak kepaksa terus."
Ali diam lantas duduk pada sofa besar yang disana ada beberapa tas milik Prilly.
"Kok gak bilang makasih Li?" Tanya Prilly dan mendekat pada Ali.
"Gak."
"Ih jahat padahal udah ditolongin." Dengus Prilly lantas menduduki paha Ali tanpa dosa.
"Heh! Turun." Pekik Ali memperingati
"Gak denger."
"Prilly turun!" geram Ali
namun gadis itu tak memperdulikan.Membuat Ali hanya bisa menghela nafas melihatnya.
*
*
*"Ali jelek ngomong dong."
"Ih kamu bisu ya?"
"Ali ihh! Aku capek kayak ngomong sama angin."
"Prilly!" ucap Ali geram saat gadis itu terus menarik narik kerah bajunya
layaknya kucing yang hendak dibuang."Nah gitu ngomong! Tuhan ngasih kamu mulut buat bicara bukan buat ngehina." Ujar Prilly dengan senyum manisnya.
Ali menghela nafas berat membayangkan bagaimana marahnya Heris nanti jika mereka bertemu.
Ali tau! Heris tak sebodoh itu percaya pada Prilly bahwa dirinya terkena
penyakit aneh seperti penjelasan Prilly."Besok pulang." Ucap Ali datar membuat Prilly memanyunkan bibirnya merasa kesal dengan penuturan ali.
"Katanya 3 hari! Inikan baru 2 hari." Sahut Prilly tak terima.
"Pulang."
"Ihh gak mau."
"Harus mau." Ujar Ali lagi tak bisa
terbantahkan."Pokoknya gak mau "
"Mau!"
"Gak mau!" kekeuh Prilly
"Mau!"sahut Ali tak kalah kekeuh.
"Mau apa?" Tanya Prilly sebal dengan mata yang memicing.
"Mau perkosa kamu." Sahut Ali datar
lantas berdiri meninggalkan Prilly
yang diam melihat kepergian Ali."Ngomong doang! Mana berani situ mau perkosa saya mas!" Sahut Prilly
dengan suara keras.Membuat Ali berhenti berjalan
lantas kembali mendekat pada Prilly."Apa?"ujar Prilly menantang.
"Bocah." Sahut Ali dengan tanpa ekspresi.
"Es batu jalan sendiri." balas Prilly
tanpa rasa takut sedikitpun."Tau kenapa aku gak mau nyentuh
kamu?" Tanya Ali serius hingga Prilly menggeleng pelan."Bocah!"
"ihh! Es batu."
"Anak kecil kalo diperkosa itu gak enak! Gak muat." Ujar Ali mengejek.
"Enak kok!"
"Gak!"
"Coba dulu makanya."
"Gak."
"Nyesel loh."
"Gak." ucap Ali lantas kembali meninggalkan Prilly.
Prilly tersenyum melihat kepergiaan Ali. Ini untuk pertama kalinya mereka
mengobrol lama.
Walaupun yang mereka bicarakan sangat tidak mendidik tapi tetap saja Prilly senang.Bersambung ~
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Husband ( End )
FanfictionWarning 18+ Dulu hidup Aliandra Xander William hanyalah sekedar hitam putih, Di perintah dan menjalankan. Jalan hidupnnya datar mengikuti alur arahan Heris sang ayah Sampai gadis itu datang memaksa Ali menjadi sepertinya yang tak bisa diam dengan...