Jangan lupa klik tombol bintang ☆ sebelum membaca 💖💙
Happy Reading ~
.
.
.
.Ali melirik Prilly yang duduk berhadapan dengannya.
Gadis itu terus menahan kantuknya,
bahkan sesekali kepala gadis itu terjatuh manakala tak sengaja tertidur."Tidur," ujar Ali dingin lantas kembali mempelajari beberapa berkas.
"Gak ngantuk," sahut Prilly diiringi mulutnya yang terbuka lebar
akibat menguap.Ali menghela nafas panjang lantas menatap gadis itu intens hingga Prilly hanya bisa menaikkan alisnya bingung.
"Kenapa?" tanya Prilly yang tak disahuti Ali.
"Tidur," perintah Ali lagi setelah beberapa menit hanya diam.
"Males ah! Kamu lagi pacaran sama kertas ini," ujar Prilly menunjuk kesal pada berkas ditangan Ali.
"Kalo kamu pacaran sama dia! Nanti kamu lupa sama aku selingkuhan kamu," tambah Prilly lagi.
Ali benar benar bingung pada gadis ini.
Keras kepala, manja, bahkan slalu mencari cara agar Ali memperhatikannya."Tidur," ujar Ali lagi namun dengan nada lembut.
"Kamu gak bisa ngomong kata lain ya?
Selain kata tidur? Masa akunya ngomong banyak kamu cuma
satu jenis kata.""Maunya?"
"Nah gitu dong," Prilly tersenyum
saat Ali berkata lain dari kata sebelumnya."Maunya aku-" ucap Prilly menggantung dengan sedikit kedipatan genit yang membuat Ali jengah.
"Kamu harus cium aku."
Ali berdiri lantas melangkah meninggalkan Prilly serta beberapa berkas dimeja kerjanya.
"Nyebelin banget! Itu namanya bukan suami tapi sunami," dumel Prilly
lantas ikut berdiri hendak mengejar Ali.Cup
Namun satu kecupan lembut dipipinya
membuat Prilly mematung seketika.Ali menciumnya tepat saat Prilly hendak menoleh dan itu benar benar membuat jantung Prilly berdisko ria.
Jangan tanya apa yang Prilly rasakan sekarang karna sungguh dia ingin terbang tapi sayang sayap pun dia tidak punya.
"Baru di cium udah beku, gimana kalo dimasukin? Gak bisa jalan
kamu," ujar Ali mengejek.Prilly yang sedari tadi menahan senyum menatap pria itu sebal.
Prilly ingin melawan perkataan Ali
namun sepertinya bibirnya keluh.
Hingga saat Ali pergi keluar dari ruang itu dia hanya bisa diam menatap punggung Ali."Tidur cah! Bocah," pekik Ali menyebalkan.
Prilly saja bingung! Ali itu sebenarnya punya kepribadian ganda?
Kenapa pria itu bisa dingin sedingin es
kutub. Namun jika sudah menyebalkan Prilly pun bisa dibuat kesal.*
*
*"Yah pulang ke indonesia," ujar Prilly lesu saat sudah berada dibandara indonesia serta mobil minicooper sudah menjemput mereka.
"Pak itu didalam koper banyak tas mahalnya ya. Jadi bawanya hati hati kalo perlu baca yasin setiap langkahnya," ujar Prilly pada salah satu bodyguard yang membawa
kopernya."Ali tebak tebakan yuk?" ujar Prilly
saat mereka sudah memasuki mobil."Heem."
"Kecil putih ada diatas langit! apa hayo?"
Ali melirik Prilly malas lantas menggeleng pelan.
"Ih jawab!"
"Gak tau."
"Jawabannya nasi." ujar Prilly antusias.
Hingga wajah datar Ali berubah menjadi wajah bingung.
"Iya nasinya nempel dipesawat yang udah terbang."
Astaga! Gadis ini benar benar diluar nalar pikirannya.
"Kecil gak bisa diam apa?" ujar Ali balik
bertanya."Semut?" tanya Prilly dan Ali menggeleng.
"Oh pasti bayi lagi aktif aktifnya," tebak Prilly lagi dan kembali Ali menggeleng.
"Terus apa?"
"Kamu! Hahaha."
Ali tertawa dengan renyahnya bahkan
matanya menyipit.
Dan ini benar benar aneh bagi Prilly.
Seorang Ali yang bahkan tersenyum saja jarang kini tertawa terbahak bahak hanya karna tebakannya yang menurut Prilly sangat garing."Aneh," ujar Prilly lantas sedikit menggeser duduknya.
"Kecil gak bisa diam itu jawabannya
kamu," ujar Ali lagi tanpa menghentikan tawanya.Sangking lucunya menurut Ali dia sampai tergelak dengan memegang
perutnya yang sakit akibat tertawa."Garing," ujar Prilly hingga Ali berhenti tertawa dan menatapnya sejenak.
Lantas Ali kembali diam dengan wajah datar.
Ali sendiri merasa aneh dengan dirinya
kenapa dia harus tertawa hanya karna
mengejek gadis ini.Aneh memang! Dan ali mengakui itu.
"Kok diem?" ujar Prilly menatap Ali.
"Udah hilang gilanya?" tanya Prilly
dan Ali hanya diam tak menjawab."Ih aneh."
*
*
*"Bisa jelaskan masalah bisul itu?" tanya Heris dengan sedikit terkekeh
membuat Ali menghela nafas jengah."Tidak penting."
"Kamu menciumnya kemarin?" tanya Heris lagi.
"Iya."
"Kenapa?"
"Dia yang minta," sahut Ali datar
dan Heris hanya bisa memaklumi sikap
anaknya."Lalu kenapa hanya dicium? Kenapa tidak lebih."
"Dia agresif Ali tidak suka," sahut Ali
membuat Heris sedikit tersenyum."Dia yang agresif atau kamu?" tanya Heris bahkan lebih mirip godaan.
"Dia pa!"
"Oke terserah kamu tapi papa senang
mendengarnya.""Tapi Ali tidak senang."
Heris menarik nafas panjang dan
mengangguk pelan.Heris tau kenapa Ali begitu dingin padanya. Heris sadar akan kesalahannya dulu dan sikap Ali ini mungkin adalah hukuman untuknya.
"Sebenarnya papa ingin marah
tapi karna istri kamu yang memberi alasan jadi papa batal marahnya," ujar Heris yang tak disahuti oleh Ali."Ali pulang!" ujar Ali dingin lantas berdiri.
.
.
.TBC.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Husband ( End )
FanfictionWarning 18+ Dulu hidup Aliandra Xander William hanyalah sekedar hitam putih, Di perintah dan menjalankan. Jalan hidupnnya datar mengikuti alur arahan Heris sang ayah Sampai gadis itu datang memaksa Ali menjadi sepertinya yang tak bisa diam dengan...