Warning 18+
Dulu hidup Aliandra Xander William hanyalah sekedar hitam putih, Di perintah dan menjalankan.
Jalan hidupnnya datar mengikuti alur arahan Heris sang ayah
Sampai gadis itu datang memaksa Ali menjadi sepertinya yang tak bisa diam dengan...
Jangan lupa klik tombol bintang ☆ sebelum membaca 💖💙
Happy Reading ~
🍃🍁🍁🍃
Ada apa?" tanya Ali dengan tatapan datar. Ia sudah lelah dengan masalah pekerjaan dan sekarang Rasti memintanya bertemu.
Membuat Ali harus kembali merasakan sesak.
"Ini Aqila anak mama," kata Rasti memperkenalkan seorang gadis kecil pada Ali.
Ali menarik nafas panjang dan tersenyum ramah pada gadis itu.
Harapan Ali untuk melihat keluarga utuh hancur saat Rasti memperkenalkan keluarga barunya.
Ali tetaplah anak yang masih menginginkan orang tuanya bersama. Tapi jika sudah seperti ini Ali akan belajar berlapang dada.
"Mama mau apa? Ali masih banyak pekerjaan," kata Ali berusaha bersikap sopan
"Bagaimana istri kamu?" tanya Rasti dengan wajah dingin.
"Masih hidup."
"Maksudnya hubungan kalian."
"Hubungan kita baik! Bahkan bersetubuh setiap malam," ujar Ali dengan santai.
Rasti membuang nafas kasar mendengar jawaban yang tidak ia inginkan.
"Salam buat istri kamu! Bilang dari mama."
Ali mengangguk dengan kaku matanya masih melirik pada gadis kecil disamping Rasti.
Gadis itu bisa merasakan pelukan Rasti sementara Ali? Bahkan diperdulikanpun tidak.
"Ali pergi dulu," pamit Ali lantas mencium lembut tangan Rasti.
* * *
Ali membuka pintu rumah megahnya dengan pelan, namun seketika ia terlonjak kaget saat Prilly sudah berdiri disana dengan cengirannya.
"Hay suami," sapa Prilly membuat Ali tersenyum.
Rasa lelah dan beban yang Ali pikirkan hilang seketika karna senyum istrinya. Wanita ini memang ajaib pantas Ali begitu mudah jatuh cinta dan menyayanginya.
"Selamat," ucap Ali sambil mengulurkan tangannya.
"Selamat?" tanya Prilly bingung sembari menyambut tangan Ali.
"Selamat senyum kamu masih yang termanis."
"Ih Ali!" rengek Prilly dengan menunduk malu.
Selalu seperti ini! Ali punya cara tersendiri memperlakukan Prilly.
"Aku udah mandi," ucap Ali lagi membuat Prilly bingung.
"Terus?"
"Jadi boleh meluk."
Aish! Ali! Pria ini aneh yang selalu bisa membuat pipi Prilly memerah. Ucapan sederhana namun mampu menghangatkan hati Prilly
Prily memeluk Ali dan Ali pun membalas seraya membelai rambutnya.
Cinta mereka aneh, tidak ada pengakuan perasaan istimewa, hanya hal sederhana yang mereka nikmati setiap harinya.
"Tadi papa bilang aku harus kerumah bawa istri! Tapi aku gak bisa," kata Ali dengan wajah sendu.
"Kenapa gak bisa?"
"Aku gak punya istri!"
Mata Prilly membulat mendengar jawaban Ali. Jadi selama ini Ali memang tidak pernah menganggapnya ada.
Prilly tersenyum hambar seraya melepas pelukan mereka.
"Terus aku apa?" tanya Prilly sedih.
Astaga! Kenapa Prilly malah bersedih seperti ini?
"Aku gak punya istri! Aku punya nya bidadari, bocah yang setiap hari ada di hati."
"Ih ngesselin!" pekik Prilly lantas kembali memeluk Ali.
Ia sudah bahagia bersama Ali persetan jika nanti Rasti masih berusaha memisahkan mereka.
"Bisa gak sih kalo mau ngegombal gausah belibet? Jantungan terus tau," ucap Prilly dengan wajah kesal namun senang.
Padahal ini bukan pertama kalinya Ali melakukan ini, tapi tetap saja pipi tomat itu bersemu merah.
"Yang spesial harus di perlakukan spesial," kata Ali.
"Aku bukan martabak."
Ali menarik wajah Prilly mengapit pipi wanita itu dengan gemas.
"Perasaan aku kekamu itu.." ujar Ali tersenyum tipis.
"Titik titik opo koe krungu."
Prilly tersenyum manis, ia mengerti maksud ucapan Ali
"Sayang?" ujar Prilly dengan alis yang dinaikkan
"Iyalah sayang," balas Ali cepat
"Tuh ngejebak," tebak Prilly membuat Ali tertawa renyah.
Tbc.
Baca juga Story yang aku baru publish ya. Langsung cuss profile aku. Judulnya Dalam Detak.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.