Part 25

19.2K 1.1K 96
                                    

Jangan lupa klik tombol bintang ☆ sebelum membaca  💖💙

Happy Reading ~

.
.
.

                  🍃🍁🍃🍁🍃

"Ali aku takut," rengek Prilly seraya
menggenggam erat kemeja yang dipakai Ali.

Ali menuruti kata Winda agar membawa Prilly kedokter kandungan.
Sempat tadi mereka berdebat cukup sengit hingga akhirnya Ali yang menang.
Dan disinilah mereka sekarang, disebuah ruangan dengan sebuah benda mirip seperti tv namun begitu kecil yang Ali sendiri tak tau apa namanya.

"Paling nanti perut kamu dibelah aja," balas Ali dengan sedikit menakut nakuti istrinya.

Sekarang Ali akan balas dendam
setelah dua hari wanita ini membuatnya hampir gila.

"Ih Ali takut! pulang aja ayok."

"Jangan! Kata bunda kamu harus kesini."

Jantung Prilly berdebar saat seorang dokter pria paruh baya masuk kedalam.

"Disuntik mati kamu Prill," bisik Ali dengan jahil.

"Ih.."

Dokter itu tersenyum ramah lantas menyuruh Prilly di ranjang pasien dan  mulai menyentuh perut Prilly dengan sebuah alat.

Ali yang melihat itu mulai tak tenang.
Prilly itu istrinya! Tak ada yang boleh
menyentuh kecuali Ali.

"Jangan kelamaan! Bukan muhrim," ujar Ali  dengan suara dingin.
Kontras dengan sikap jahilnya pada Prilly tadi.

Hingga beberapa saat akhirnya dokter itu selesai memeriksa lantas berjalan menuju meja dan duduk di kursi dokternya yang berhadapan dengan Ali.

"Jadi bagaimana?" tanya Ali dengan datar.

Demi apapun Ali tak menyukai orang tua ini. Apalagi saat pria itu tersenyum
yang malah membuat Ali makin muak.

"Selamat Pak Ali! Dugaan anda benar. Istri anda sedang mengandung,
kandungan ibu Prilly sudah berjalan 2
bulan," jelas dokter itu.

"Oh.." balas Ali dengan dingin.

Sebenarnya Ali senang! Hanya saja saat melihat dokter itu menyentuh kulit Prilly membuat emosi Ali meningkat.

Aneh! Tapi nyatanya memang begitu.

Ali mendekati Prilly menarik tangan wanita itu agar turun dari brankar.

"Kita permisi," pamit Ali masih dengn wajah datar.

*
*
*

Prilly melirik Ali dengan ekor matanya
semenjak keluar dari rumah sakit tadi
dan sekarang mereka sudah masuk dalam mobil, Ali masih belum mengeluarkan kata.

"Ali tadi dokternya ngomong apa?" tanya Prilly hati hati.

"Bisu! Dia gak ngomong,"balas Ali ketus.

Prilly mengangguk seraya menyandarkan tubuhnya pada jok mobil.

Kemarin Prilly begitu benci pada Ali
namun dalam beberapa menit dirumah sakit seketika bencinya menghilang menjadi seperti biasanya.

"Ali tebak deh! Kenapa kucing kalo lagi jalan suka noleh kebelakang?"

Ali menarik nafas lelah, melirik Prilly dengan malas
Sudah Ali bilang! Dia itu benci tebak tebakan.

"Gak tau," jawab Ali datar.

"Ih nyebelin harus jawab dong."

"Karna dia jalan bukan terbang,"jawab Ali asal.

"Bukan."

Oke Ali menyerah! Karna memang dia juga malas menebak.

"Terus apa?" tanya Ali dengan malas.

"Karna dia gak punya spion! Coba kalo
punya spion pasti gak akan noleh."

Ali tersenyum dengan terpaksa lantas
kembali memasang wajah datar.

"Ih kamu jadi suami gak asik," dengus Prilly seraya menatap kelain arah.

Hubungan mereka itu aneh
kadang manis kadang pula hambar.

Namun saat sebuah pertengkaran datang mereka seakan sama sama membutuhkan.

Ali yang kemarin sampai menangis karna takut Prilly pergi kini malah kembali bersikap dingin pada
Prilly.

Dan Prilly yang kemarin mengatakan dia benci Ali  tapi sekarang dia tidak bisa jauh dari Ali.

Aneh tapi itu alur kisah mereka.

"Kamu hamil," ujar Ali yang sudah tidak kuat menahan sikap dinginnya
lantas dengan gemas dia menarik Prilly
dalam pelukannya.

"Maksudnya?" tanya Prilly tak percaya.

"Aku ngegolinnya jago! Jadi langsung
tokcer."

"Hah?"

*
*
*

Malam ini Prilly tersenyum dengan sedikit kekehan, entah apa yang harus Prilly katakan! Yang jelas dia begitu bahagia.

Ucapan Ali tadi di mobil masih Prilly ingat, tapi yang menjadi pertanyaan kenapa Ali nampak begitu kesal?

Padahal sebenarnya Prilly masih ingin
bertanya tapi kata Ali tidak penting.
Lagi pula pria itu sekarang pasti sedang
sibuk dengan pekerjaanya,
yang menurut Prilly pacarnya Ali.

Drrt Drtt

Prilly meraih ponsel yang ada diatas meja dengan malas. Prilly mengusap ngusap layar ponsel itu.

Tapi saat sebuah pesan muncul dan tertera nama Ali,
Prilly langsung menegakkan duduknya.

"Ih kirain mau jelasin yang tadi di mobil! Ini malah nanya hal gak penting," cibir Prilly  seraya mengetik balasan pesan untuk Ali.

@Ali Es

'Night! Itu artinya malam apa siang?'

'Malam! Ali sayang'

'Malam juga Prilly sayang'

"Eh?"

Prilly mengernyit lantas tersenyum simpul.

Pria itu memang ajaib setelah seharian
membuat Prilly kesal
kini dengan gampangnya membuat Prilly  terbang.

@Ali Es

'Kalo "Will you Dinner with me" itu                       artinya apa?"

'Maukah kamu makan malam bersamaku?'

@Ali Es

'Yaudah bentar lagi aku pulang! Kamu siap siap! Aku udah otw'

Prilly kembali tersenyum membaca balasan dari Ali.

Andai mencakar itu tidak sakit sudah Prilly cakar wajah datar milik suami Esnya itu.

Sanking gemasnya akan tingkah pria itu yang selalu berubah ubah layaknya dispenser kadang hangat kadang dingin.

Prilly jadi menyesal membuat Ali menangis sepeti kemarin.
Tapi ada untungnya juga sih, Prilly jadi tahu kalau Ali takut kehilangan dirinya.

"Belibet terus kalo mau ngelakuan sesuatu!
Tapi aku suka gimana dong," gumam Prilly  kesenangan.

.
.
.
#TBC

Cool Husband ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang