Jangan lupa klik tombol bintang ☆ sebelum membaca 💖💙
Happy Reading ~
Sorry for typo ✏
****❤💙❤****
Suara pintu kamar terbuka dengan pelan membuat Ali menoleh kearahnya.
"Anu itu," kepala Prilly muncul
dengan tatapan takut-takut padanya."Apa?" Tanya Ali datar.
Prillyana mendekat dengan jari yang ia main-mainkan.
"Jangan marah ya? Jangan marah," ucap Prilly yang diangguki malas oleh Ali.
"Jadi, tadi aku mau ke Mall, Mau cari tas baru. Kan aku ke garasi kamu tuh ya? Yang kayak dealler...."
"Intinya?" Sela Ali
karna gadis itu terlalu lama dan bertele tele menceritakan."Kan aku mau pake mobil kamu yang lamborghini merah itukan?"
"Hem,,"
"Pas aku mau mundurin malah gak sengaja ke gas, jadi nabrak mobil mini cooper kamu."
Ali masih diam mendengarkan dengan tatapan dingin dan datar.
"Terus aku panik kan? Supir dan bodyguard kamu pada dateng semua, aku bilang gak papa! Gak papa gitu," jelas Lyana membuat Ali mengigit bibir bawahnya kesal.
Ali hanya ingin tau inti dari cerita ini
bukan setiap apa yang gadis itu bicarakan."Terus aku mau mundurin lagi kan?
eh gak sengaja ke gas lagi nabrak mobil lamborghini yang hitam.""Intinya?" Sela Ali lagi mulai tak suka dengan gadis yang bertele tele itu.
"Aku ngepenyokin tiga mobil pagi ini hehe," ujar Prilly diiringi cengiran khasnya.
"Nanti beli lagi."
"Kamu gak marah?"
"Gak!" sahut Ali lantas kembali mengemasi pakaiannya.
"Eh kamu mau kemana?" tanya Prilly panik.
"Singapore."
"Kamu mau kabur?"
"Gak!"
"Terus ngapain?"
"Kerja."
"Aku ikut!" pekik Prilly lantas ikut mengemasi pakaiannya.
"Jangan!" ujar Ali menahan.
"Kenapa?"
"Nyusahin."
"Ih enggak! Pokoknya ikut ya."
Ali menghela nafas panjang membiarkan gadis itu mengemasi pakaian dan ikut dengannya.
Setidaknya mungkin kuping Ali tidak sunyi selama perjalanan.
***
"Kenapa harus pesawatnya dibeli sih Li? Jadikan yang naik cuma dikit.
Mana semuanya jarang ngomong kayak kamu lagi," dumel Prilly kesal."Liand menurut kamu ini paha ayam yang kiri apa yang kanan?" tanya Prilly menunjukkan makanan yang diberikan pramugari tadi setelah beberapa menit penerbangan.
"Kiri," sahut Ali tanpa menoleh fokus pada laptop didepannya.
"Tau dari mana?"
"Google,"
"Ihh serius! Kamu mah gak asik," rengek Prilly. Sedari tadi ia selalu berusaha mengambil perhatian Ali,
namun nihil pria itu malah lebih memilih menatap laptop dan tabletnya."Liand! Ihh bosen"
"Diam!"
"Liat aku dong Suami!" pekik Prilly
lantas menarik paksa laptop dipangkuan Ali ."Prill!" geram Ali menatap gadis itu dingin.
"Makanya kalo orang ngomong dengerin."
Ali menarik nafas panjang
menyesal memperbolehkan gadis ini ikut."Tebak itu paha kiri apa kanan?" pertanyaan bodoh itu keluar lagi.
"Kanan," sahut Ali asal.
"Tadi kata kamu kiri,"
"Prilly..!"
"Kamu lebih suka paha kiri apa kanan?" tanya Prilly mengabaikan Ali yang terlihat marah.
"Balikin laptopnya,"
"Lebih suka paha kiri apa kanan?" Tanya Prilly lagi.
"Lebih suka paha kamu," jawab Ali
membuat Prilly terdiam."Balikin!" ucap Ali menarik paksa laptop itu.
Lantas dirinya kembali fokus
memperlajari beberapa data perusahaan yang sedang bermasalah.*
*
*Setelah kurang lebih satu jam perjalanan akhirnya mereka sampai di sebuah bangunan.
Prilly menatap takjub pada mansion besar didepannya.
Gadis itu bingung saja bagaimana bisa Ali mempunyai rumah sebesar ini di Singapore. Bahkan sepertinya lebih besar dari pada rumah yang mereka tinggali di Indonesia.
"Tuh orang sekaya apa sih? Sampe rumah dimana mana atau jangan jangan sekarang dia lagi bangun rumah diplanet mars?"gumam Prilly ngawur.
"Mari nona masuk! Tuan bilang anda harus istirahat," ujar salah satu bodyguard dibelakang.
"Liand bilang gitu?" Tanya Prilly tak percaya.
"Tidak!"
"Terus bilangnya kayak gimana?"
"Bawa pulang dia! Kuping saya sakit didekatnya," ujar bodyguard itu
menirukan gaya Ali yang datar."Sudah kuduga," ujar Prilly kesal
lantas berlari masuk kedalam rumah
yang bahkan lebih mirip istana itu.**
"Kenapa bisa hilang?" ujar Ali datar
walau sedikit raut panik terlihat."Kami sudah memberitahu jika ingin apa apa panggil kami tapi ternyata nona Prilly pergi mencari tuan! Tapi sepertinya nona tidak keluar dari rumh ini karna penjaga pintu bilang tidak bertemu nona Prilly."
"Yasudah cari lagi," perintah Ali
yang segara mereka laksanakan.Ali menautkan alisnya manakala mendengar suara tangisan didekat kamar mandi.
"Prilly?" ujar Ali tak yakin
melihat seorang gadis yang terduduk sambil menangis"Liand!!" pekik Prilly lantas berlari
dan memeluk lelaki itu."Kemana aja," Tanya Ali datar
berusha melepaskan pelukan gadis itu.
Namun bukannya lepas pelukan itu semakin erat.
Hingga Ali hanya bisa pasrah dan menghela nafas."Kalo punya rumah itu yang bener
jangan yang bikin kesasar," ujar Prilly
dengan wajah sembabnya."Tersasar?" Tanya Ali, rasanya Ali ingin tertawa mendengarnya.
"Gak! Cuma gak inget jalan aja," ujar Prilly melepas pelukan mereka.
"Berapa hari disini?" Tanya Prilly.
"Tiga hari."
"Shoping boleh?"
"Iya."
TBC.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Husband ( End )
Fiksi PenggemarWarning 18+ Dulu hidup Aliandra Xander William hanyalah sekedar hitam putih, Di perintah dan menjalankan. Jalan hidupnnya datar mengikuti alur arahan Heris sang ayah Sampai gadis itu datang memaksa Ali menjadi sepertinya yang tak bisa diam dengan...