Part 21

21.8K 1.2K 114
                                        

Jangan lupa klik tombol bintang ☆
sebelum membaca  💙.

Happy Reading ~

     .....🍃🌺🍃🌺.....

"Jangan mencoba menghancurkan hidup Ali! Dia sudah bahagia.
Kamu baru datang setelah pergi entah
kemana?" desis Heris dengan mata nyalang.

"Tau dari mana kamu?"

"Saya tau setiap apa yang dilakukan Ali dan istrinya. Kemarin kamu mencegat Prilly dibutik Vanesha kan?"

"Ali anak saya Ris!"

"Tapi kamu ibu yang jahat Ras!"

"Kamu pikir kamu ayah yang baik? Belasan tahun Ali hidup cuma di jadikan budak bukan anak!" balas Rasti.

Heris mengusap wajahnya frustasi.
Dia salah, Rasti pun juga salah,
tapi sekarang Heris mencoba memperbaiki semua.

"Ras.. Saya dengan Winda hanya
bersahabat."

"Berpelukan dalam mobil apa itu masih
sahabat?"

Winda bundanya Prilly saat itu sedang
menangis karna suaminya yang masuk rumah sakit. Lalu apa salah Heris  mencoba menenangkan dan memberi semangat kepada sahabatnya sendiri.

"Ali menderita karna kamu Ris," cicit Rasti.

"Iya! Ali menderita karna saya,
karna saya terlalu memaksa keinginan saya tapi itu juga karna kamu Ras! Saya frustasi kehilangan kamu."

Rasti menatap Heris yang nampak lelah menghadapinya.

"Tapi saya tetap ingin Ali berpisah
karna Winda! Karna ibu dari istrinya Ali semua masalah ini bermula," ucap Rasti tetap pada pendiriannya.

"Ras!!"

"Saya mau mereka pisah Ris."

Heris menarik nafas panjang.
Berbicara pada Rasti begitu membuatnya jengah.

"Saya mau menebus kesalahan saya pada Ali Ras! Jadi biarkan dia bahagia," ujar Heris setengah memohon.

"Tapi saya mau mereka berpisah."

"Ras! Fokus ke kehidupan kamu yang sekarang dan saya fokus dengan kehidupan saya juga," ujar Heris sedikit membentak.

"Saya mau mereka pisah," kekeuh Rasti.

"Biarkan Ali bahagia Ras! Jangan egois,
setidaknya dosa kita berkurang pada Ali."

Setelah berkata seperti itu Herris bangkit dari duduknya keluar dari cafe tempat Rasti dan dirinya janjian bertemu.

🍁🍁🍁

Ali melirik Prilly yang termenung diatas kingsize dengan kuku jari yang digigit.

Ada yan berbeda dari Prilly sejak kemarin dan itu membuat Ali tak nyaman.

"Heh bogel! Geseran," ujar Ali dengan
menepuk bokong milik Prilly.

"Gak usah mukul pantat juga woy!" pekik Prilly seraya bergeser dengan sinis.

Aneh memang hubungan mereka.
Kadang manis layaknya gula kapas,
kadang bisa pedas layaknya boncabe level teratas.

Ali menjatuhkan dirinya disamping Prilly lantas menarik tubuh Prilly dengan paksa.

"Kalo mau meluk bilang! Gak usah sewot gitu," ucap Prilly kesal.

Ali tak menggubris ucapan Prilly
pria itu malah mulai mengerayangi bokong Prilly lagi.

Ada sensasi geli yang Prilly rasakan
tapi rasa kesal juga ada.

"Udah suka mukul pantat tukang grepe
lagi," dumel Prilly membuat Ali terkekeh pelan.

Cool Husband ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang