Part 11

21.3K 1K 65
                                    


.....💖💙❤.....

Drtt Drtt

Prilly meraba ponsel disampingnya
dengan mata terus fokus pada layar tv
didepannya.
Setelah meraih ponselnya, Prilly mengusap layar dengan malas.
Tapi setelah tau yang menghungi adalah Ali seketika senyumnya mengembang.

Padahal Ali yang melarang menghubungi tapi ternyata malah pria itu yang melanggar.

Es Batu
'jadi gini tadi aku dengerin orang nyayi
katanya lagu Via valen
terus aku langsung suka tapi aku gak tau itu judulnya apa? Kamu tau?'

"Ck! Kirain sms mau nanya kamu udah
belanja belum? Udah liat tas branded baru belum? Ini malah nanyain lagu
dangdut," cibir Prilly seraya mengetik balasan untuk Ali.

'Sayang'

'Ada apa sayang?'

"Eh?" Prilly mengernyitkan dahi lalu
tersenyum.

Pesan aneh memang tapi mungkin itu cara Ali memperlakukan Prilly. Sungguh Pria yang  aneh.

Lama Prilly tidak membalas karna masih tersenyum, lalu ponselnya kembali bergetar dan Prilly langsung melihatnya.

Es Batu

'Kalo orang pacaran terus makan malam romantis itu apa namanya?'

'Dinner! Ali'

'Yaudah kalo kamu mau itu! Nanti malam kita otw'

Prilly tersenyum simpul membaca balasan dari Ali
Pesan sederhana yang membuat Prilly bahagia.

"Segitu susahnya ya li mau bilang 'sayang, nanti malam diner yuk?' pake belibet segala," cibir Prilly namun senyum manis masih dibibirnya.

Es Batu

'Jangan senyum kering gigi kamu'

Prilly mendelik membaca pesan terakhir dari Ali.

Baru saja dia senang akan perlakuan Ali, tapi sifat pedasnya kembali muncul.

*
*
*

Ali masuk kedalam ruang kerja Heris.
Ia melirik jam ditangannya dan menghela nafas gusar.

Pasti istri anehnya sudah menunggu
dan mungkin kuping Ali akan sakit nantinya jika gadis itu sudah mencerocos karna keterlambatnya.

"Ada apa?" ujar Ali tanpa basa basi
dan duduk di satu sofa yang berhadapan dengan Heris.

Setidaknya mengikis jarak antara sang
dalang yang menganggap Ali wayangnya hingga bisa diperintah sesukanya.

"Kenapa belum menyentuhnya?" tanya Heris.

"Datang bulan," sahut Ali datar.

Heris tersenyum meremehkan
membuat Ali menatapnya sekilas.

"Jika ingin mencintainya lakukan hubungan itu."

"Tapi jika tidak mau?"

"Harus mau."

Ali menarik nafas panjang.
Selalu diperintah dan Ali menjalankan.
Kenapa hidup Ali tak pernah berjalan
dengan kehendekanya, kenapa slalu dengan arahan Heris?

Ali lelah selalu seperti ini tidak pernah dihargai.
Keinginan Ali seakan angin yang berlalu begitu saja.

"Aku pulang," ucap Ali dingin
tanpa membalas ucapan Heris barusan.

*
*
*

Ali menjilat lidahnya sebentar
mengingat ucapan Heris tadi.
Ali hanya ingin hubungannya dengan Prilly berjalan apa adanya atas kemauannya sendiri bukan atas perintah Heris.

Tapi pria tua itu selalu membuat Ali merasa tertekan memperlakukan Ali selayaknya budak.

Ali seakan merasa bersalah jika berhadapan dengan Prilly.
Ali hanya menjalankan perintah
bukan atas dasar hatinya.

"Hay suami...," baru saja Ali hendak masuk rumah namun istri anehnya sudah keluar terlebih dahulu.

"Juga," sahut Ali datar
hendak masuk namun ditahan oleh Prilly.

"Ada apa?" tanya Ali tak suka.

"Kamu gak mau bilang apa gitu? Atau
nanyain kabar aku?"

"Gak!"

"Orang mah kalo sama istrinya itu selalu romantis bukan kayak kamu yang dingin banget," cerca Prilly membuat Ali menatapnya.

"Selamat!" ucap Ali sambil mengulurkan tangannya.

"Selamat?" tanya Prilly bingung
sembari menyambut uluran tangan Ali.

"Selamat! Kamu sudah mendapatkan hati saya secara gratis tanpa dipotong pajak."

Prilly tersenyum lantas pipinya merah
seketika.

"Ih gombal," ujar Prilly menunduk malu.

Ali terkekeh melihat perubahan warna pipi istrinya.

Entah karna perintah Heris yang menyuruh Ali mencintai Prilly atau karna apa, tapi yang jelas Ali menyukai senyum gadis itu.

"Yang penting bukan gembel," balas Ali.

"Oh ya jadi dinernya kapan?" tanya Prilly setelah ingat apa yang sedari tadi membuat dirinya  menunggu kepulangan suami esnya ini.

"Maunya kapan?"

"Tapi aku belum mandi. "

"Pantes bau bangkai."

Prilly membulatkan matanya mendengar ucapan pedas Ali.
Pria ini benar benar menyebalkan.

"Yaudah aku mandi dulu." Ucap Prilly pasrah.

*
*
*

"Aduh kaget," pekik Prilly saat baru saja ia keluar dari kamar mandi tapi Ali sudah berdiri didepanya.

"Lama banget," sewot Ali.

"Ck! Kan aku tadi mandi wajib dulu," balas Prilly seraya melewati tubuh Ali begitu saja.

Ali terdiam mendengar ucapan Prilly
dan seketika pria itu tersenyum miring.

"Kita batal dinnernya," ujar Ali
dan Prilly menoleh dengan tatapan terkejut.

"Ih kok bisa gitu!"

"Ada sesuatu yang harus kita lakuin dan itu lebih penting," ucap Ali ambigu
membuat Prilly menautkan alisnya.

Seingat Prilly mereka tidak pernah
menjanjikan sesuatu lalu apa yang dimaksud Ali.

"Lakuin apa?"

"Sesuatu."

"Ih kamu itu Ali bukan Syahrini
jadi jangan bilang sesuatu terus."

Ali tersenyum miring lantas mendekat
kearah Prilly.

"Sesuatu yang memang harus dilakuin," ujar Ali berbisik tepat ditelinga Prilly hingga gadis itu merasa merinding.

"Aku bingung. "

Ali menatap jengah pada Prilly.
Siapapun pasti akan mengerti maksud Ali,  tapi Prilly? Ah sudahlah.

Tbc.

Cool Husband ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang