Don't forget to press vote, thank you.
3 Month Later
Gillian's POV
Aku baru saja selesai menghadiri sidang perceraianku, yang mana ini adalah sidang terakhir. Aku memasuki mobil Liam karena ia memang mengantarku dan menjadi saksi dalam persidanganku dengan Nick.
"Kau oke?" Tanya Liam kepadaku, aku menoleh kepadanya dan menganggukkan kepalaku sekilas.
"I know you are not." Ucapnya lagi, membuatku menghela nafas kasar.
"Aku hanya tak pernah membayangkan, jika rumah tanggaku akan berakhir seperti ini." Jawabku sambil melihat lurus kedepan.
"Kau menyesal berpisah dengannya?" Tanya Liam menyelidik.
"Aku tidak menyesalinya, sama sekali tidak. Hanya saja aku menyangkan, jika saja dari awal aku mengetahui ini semua, mungin aku tak perlu repot-repot tersiksa hidup bersama Nick selama bertahun-tahun." Jawabku sambil memijat pelan keningku.
"Ya, dan kau mungkin sudah bahagia hidup bersama Harry." Tambahnya, membuatku melihatnya dengan tatapan bertanya namun ia justru tertawa melihat ekspresiku.
"Sebenarnya dari dulu aku tau jika Ed--Harry, menyukaimu. Aku tau itu dari Michael, namun entah mengapa Harry seolah tak mempunyai keberanian untuk mendekatimu padahal sebelum-sebelumnya, ia selalu bisa mendapatkan wanita tanpa membutuhkan waktu lama." Jawabnya membuatku menggelengkan kepalaku tak percaya.
"Kau ingat ketika kita berangkat kuliah menggunakan bus dulu, lalu kita terkena hujan saat itu?" Tanyanya kepadaku, tentu aku ingat, karena sehabis itu aku mendapatkan demam selama lima hari..
"Ya, aku mengingatnya."
"Setelah kita tiba dikampus, aku berjalan ke loker milikku disaat kau sedang sibuk meminjam baju milik Sophia. Ketika aku sedang berjalan kembali untuk menemuimu, Michael memotong jalanku, dan memberikanku satu cup cokelat panas. Kupikir untukku, ternyata tidak. Harry menitipkannya kepada Michael dan menyuruhnya untuk memberikan kepadaku agar cokelat panas itu sampai ditanganmu." Aku membulatkan mataku, aku ingat cokelat panas itu, namun saat itu kupikir Liam yang membelinya untukku, dan karena itu juga Sophia merajuk kepada Liam karena ia pikir Liam hanya memperhatikanku.
"Kenapa kau tidak mengatakannya sedari dulu?!" Tanyaku tak terima kepada Liam, ia melirikku sekilas namun kembali melihat jalanan didepannya.
"Michael berkata Harry menyuruhku untuk tetap tutup mulut, dan Michael meyakinkanku jika Harry memang benar-benar mencintaimu. Lalu aku berkata kepadanya untuk menyampaikan kepada Harry, jika ia memang benar mencintaimu, maka bertindaklah dengan cepat karena Nick juga menyukaimu. Dan setelah itu yang ku tau, Harry dan Nick tidak lagi pernah berbincang, bahkan ketika aku melihat dari kejauhan, disaat Harry dan Nick berpapasan, keduanya seolah tak mengenal satu sama lain. Kupikir itu semua karena ucapanku, tapi ternyata tidak. Michael memang menyampaikannya kepada Harry, namun Harry tidak mempercayainya karena ia berkata itu tidak mungkin, karena Nick adalah sahabatnya. Namun, malamnya, ternyata Harry mendengar langsung jika Nick memang menyukaimu, ia tak sangaja mendengar perbincangan Nick dan Luke disalah satu club saat itu."
Jawabnya lagi dan aku hanya bisa terdiam sambil memejamkan mataku. Aku bahkan baru saja mengingat jika dulu Harry pernah berpapasan denganku ketika aku sedang berlari menuju toliet, bahkan aku menabraknya. Dan itulah mengapa di awal aku bertemu dengannya, aku merasa seperti mengenalnya.Aku dan Harry tidak berada di jurusan yang sama, aku mengambil Mass Media, dan Harry mengambil Seni. Itu berarti kami juga berada digedung yang berbeda, aku di B dan Harry di C. Namun Liam berkata kepadaku, sejujurnya Harry, Louis, Niall, Zayn dan Nick sering mengunjungi gedung B hanya untuk mencari keributan, hanya saja aku tak pernah fokus kepada hal-hal seperti itu, karena aku hanya fokus dengan gelar strata satuku kala itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN US | Harry Styles
FanfictionCOMPLETED ✔ Once in a lifetime It's just right We make no mistakes - Once In a Lifetime STORY WRITTEN BY : GRIZTAA IDEA BY : GRIZTAA COVER BY : GRIZTAA PUBLISH DATE : FEBRUARY 03, 2019