I Love Gill. [23]

1K 168 75
                                    

Don't forget to press vote, thank you.

Gillian's POV

"Untuk apa kau berada disini, bajingan!" Teriakku tertahan kepadanya yang sedang menatap kedua malaikatku.

"Bertemu kedua anakku, tentu saja." Jawabnya santai. Ia lalu mendekat kearah mereka yang tengah menatap Harry, aku dengan cepat memotong jalannya dan menahan dadanya dengan satu tanganku.

"Jangan pernah mendekati mereka!" Ancamku kepadanya, gigiku mengatup menahan emosi yang sudah berada dipuncak kepalaku.

"Minggir, aku punya hak akan mereka." Ucapnya sambil menjauhkan tanganku dari dadanya. Ia pun melangkah mendekati Emma dan Mila yang ternyata Mila sudah tertidur disana dengan ibu jari yang ia masukan pada mulutnya. Emma menatap Harry lalu sedikit tersenyum, sedikit terenyuh hatiku ketika melihat Harry menyentuh pipi Emma dan anak itu tertawa sangat riang. Emma pun meletakkan satu tangannya didepan bibir Harry, membuat lelaki itu terdiam sesaat namun tak lama ia kembali mengelus pipi Emma.

"Aku akan membawa mereka besok pagi." Ucapnya membuatku melebarkan kedua mataku dan aku tergelak akan itu.

"Apa-apaan, Harry!" Teriakku lalu menarik tubuhnya menjauh dari Emma hingga ia sedikit terjungkal dan aku tak perduli dengan itu.

"Kau tak mempunyai hak untuk membawa mereka! Aku yang mengandung dan juga melahirkan mereka, kemana kau selama aku mengalami morning sickness? Disaat aku menginginkan makanan ditengah malam? Disaat aku merasa sangat lemas dan--" Aku mendekat kearahnya yang sudah berdiri dengan satu alis yang terangkat, aku memukul kencang dadanya berkali-kali, Harry pun berusaha meraih lenganku dan mencoba untuk menenangkanku, "Dan dimana kau disaat aku mengalami kontraksi dan merasakan sakit yang luar biasa disaat aku melahirkan mereka!" Lanjutku lagi yang saat ini Harry sudah merengkuh tubuhku dari belakang dengan kedua tanganku yang ia genggam.

"Demi Tuhan, tenanglah Gill! Aku hanya akan membawa mereka untuk tes DNA! Aku hanya ingin membuktikan mereka benar anakku atau bukan!" Teriaknya dan saat itu juga aku diam dan menghentikkan tangisanku, justru kembali amarah yang menguasaiku. Secara tidak langsung ia menuduhku tidur dengan lelaki lain dan ia benar-benar menyakiti hatiku

Aku melepaskan rengkuhannya pada tubuhku dan berbalik untuk melihat wajah keparatnya.

"Apa maksudmu? Kau berpikir aku tidur dengan laki-laki lain, begitu?" Tanyaku sambil memicingkan mataku namun manusia yang berada dihadapanku hanya merapihkan surainya dengan buku buku jarinya yang terdapat banyak cincin disana.

"Jawab aku!" Teriakku membentaknya, ia menatapku dengan dalam dan aku tak takut akan itu.

"Jangan membentakku." Ucapnya memperingati dan aku benar-benar tak perduli.

"JAWAB AKU!" Teriakku lagi dan dengan gerakan cepat Harry mendekatiku dan menempati tangannya pada leherku, ia mencekikku membuatku kesulitan untuk bernafas.

"Aku sudah berkata, jangan membentakku. Jangan salahkan aku jika aku melakukan ini padamu. Dan ya, aku tak tau setelah aku pergi darimu kau tidur dengan laki-laki lain atau tidak. Maka itu aku ingin memastikan semuanya." Ucapnya kepadaku dengan penuh penekanan, aku terus-terusan memukul dadanya agar ia melepaskan tangannya dari leherku, hingga aku benar-benar merasa tak berdaya.

Tak lama tangisan Emma pecah, ia menangis sangat kencang dan itu tak seperti biasanya. Dengan itu pun Harry melepaskan tangannya dan aku langsung terjatuh kelantai, aku sungguh lemas dan tak berdaya kali ini.

Aku melihat Harry berjalan mendekati Emma, tapi tangisan Emma justru semakin menjadi adanya. Dengan sisa kekuatanku pun aku mendekati Emma dan menggendongnya, ia meremas kencang bajuku seolah ia ketakutan akan sesuatu yang mengganggunya. Dan aku pun berusaha sebisa mungkin menenangkannya.

"Besok pagi aku akan membawa mereka untuk tes DNA." Ucap Harry sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan rumah Liam.

Author's POV

"Louis, Zayn berkata jika aku ingin melihat dosa, aku hanya tinggal melihatmu saja." Ucap Niall kepada Louis dan Zayn pun yang mendengarnya hanya terkekeh tak perduli seolah tak takut jika Louis akan mengamuk padanya.

"Memang sebenarnya apa itu dosa?" Tanya Louis sambil melihat kartu-kartu yang ia dapat karena Niall baru saja mengocok (gausa mikir yang macem-macem) dan membagikannya.

"Kata Zayn berzinah, mabuk dan berjudi adalah sebuah dosa yang tak bisa dimaafkan, menurut keyakinannya seperti itu." Jawab Niall dan Louis mengerdikkan bahunya.

"Mengapa dosa itu nikmat?" Tanya Louis akhirnya kepada Zayn, "Kalo tidak nikmat, bukan dosa namanya." Jawab Zayn sambil mengeluarkan kartu miliknya.

"Lalu apa?" Tanya Niall dengan penasaran, "Azab dan Hidayah." Jawab Zayn santai dan Niall pun bergidik ngeri, pasalnya Zayn sudah pernah menjelaskan apa itu Azab dan Hidayah kepadanya.

"Aku ingin ke walmart sebentar lagi, lalu mengunjungi Gill." Ucap Zayn.

"Aku titip beer. Beer di kulkasmu sudah habis." Imbuh Louis dan Zayn pun mengangguk santai.

"Aku menitip Karma, Zayn! Makanan pembuka yang suka kau makan ketika kau berpuasa." Teriak Niall dengan ceria nya namun itu membuat Louis menggelengkan kepalanya dan Zayn pun terkekeh.

"Well, aku baru tau jika walmart menjual Karma sekarang." Timpa Louis dan Niall pun mengernyitkan dahinya.

"Zayn pernah membelinya disana, ya 'kan Zayn?" Jawab Niall dengan yakin, "Kurma, Niall, bukan Karma. Karma tidak dijual dimanapun." Ucap Zayn sambil tertawa dan Niall pun menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Umm yeah, itu maksudku." Jawabnya.

Zayn sudah tiba dirumah Liam dengan membawa sekotak pizza untuk Gill, ia tau jika Liam dan Sophia tak ada dirumah untuk beberapa hari kedepan, maka itu ia membawa makanan untuk Gill agar wanita itu tidak kelaparan karena ia sering sekali melupakan makan siang dan malamnya karena terlalu disibukkan dengan sikembar.

Zayn mengernyitkan dahinya ketika ia mendapati pintu yang tak tertutup disana, dengan begitu ia pun memasuki rumah tanpa menekan bell rumah ini lebih dulu.

"Astaga, Gill! Ada apa denganmu?" Tanya Zayn dengan panik ketika ia melihay Gill sedang menangis sambil terus memeluk Emma.

"Apakah Emma sakit?" Tanya Zayn lagi dan Gill pun menggelengkan kepalanya, Zayn pun melihat kearah leher Gill yang memerah disana.

"Apa yang terjadi dengan lehermu?!" Tanyanya dengan sedikit membentak.

"Harry tadi datang kesini."

*******

Gill, Zayn dan Harry baru saja keluar dari ruangan dokter yang Harry percayai untuk mengetes DNA sikembar dengannya, dan hasil tes itu akan keluar dua hari lagi.

Zayn menyuruh Gill lebih dulu kemobilnya dengan membawa Emma dan Mila di strollernya.

Zayn berjalan beriringan dengan Harry sambil memainkan ponselnya disana,
"Jika aku melukai Camille, apakah kau akan marah?" Tanya Zayn dengan tiba-tiba, membuat Harry mengernyitkan dahinya lalu tergelak.

"Tentu saja! Aku mencintainya, dan ia tengah mengandung anakku!" Jawab Harry dengan yakin dan Zayn pun menganggukkan kepalanya beberapa kali.

"Dan aku juga mencintai Gill. Jika sekali lagi kau melukainya, ku pastikan bayi yang ada didalam perut Camille mati saat itu juga." Ucap Zayn lalu pergi meninggalkan Harry yang mematung disana.

————
————

Thank You
All The Love, G.

BETWEEN US | Harry StylesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang