Don't forget to press vote, thank you.
Harry's POV
Lagi, aku kembali gagal dalam menjalani rumah tangga, untuk yang kedua kalinya, aku kembali bercerai setelah dulu bercerai bersama Dienda.
Aku benar-benar merasa terpukul hari itu, disaat mengetahui jika bayi yang dilahirkan wanita sialan itu bukanlah anakku.
Aku mendesak Camille untuk mengakui bayi siapa yang ia lahirkan sebenarnya, dan ternyata, ia pun tak tau siapa ayah dari bayinya itu.
Andai saja aku mendengarkan semua ucapan sahabatku, termasuk Zayn saat itu, mungkin aku sudah kembali dan menikah dengan Gill yang memang benar-benar melahirkan bayiku, kedua malaikat kecilku Emma dan Mila.
Aku benar-benar frustasi, aku bahkan rela membayar mahal pengacara agar aku dan Camille cepat berpisah, dan hasilnya, kurang dari waktu dua bulan aku sudah berpisah dengannya.
Dan selama ini juga, aku masih terus mencari dimana keberadaan Gill dan juga kedua malaikatku.
Aku sungguh menyesali semua perbuatanku, aku menyesali semua perbuatanku yang teramat sangat menyiksa Gill kala itu, bahkan aku menyakitinya yang sudah melahirkan Emma dan Mila tanpa ada aku disisinya.Jika aku berhasil menemukannya pun aku tak yakin jika ia akan memaafkanku karena aku sadar akan perbuatanku yang sudah sangat diluar batas terhadapnya.
Emma, Mila..
Bagaimana kabar kalian disana sayang?
Dad merindukanmu..*******
"Harry! Aku lapar, tidakkah kau ingin memasak sesuatu untukku?" Teriak suara yang berasal dari arah ruang tv ketika aku sedang berjalan menuruni tangga.
"Masak saja sendiri, atau pesan apapun yang kau mau." Jawabku santai dan ia pun mendengus kesal.
"Aku bingung ingin memesan apa." Jawabnya sambil memakan chips yang ia pegang dengan erat seolah tak ingin aku merebutnya.
"Pesan saja pizza, atau apapun itu, Niall." Jawabku dan akhirnya ia pun memutuskan untuk memesan pizza big box.
"Niall, apakah kau sudah mendapatkan informasi tentang keberadaan Gill?" Tanyaku kepadanya namun ia hanya menggelengkan kepalanya.
"Apakah aku harus berhenti berjuang untuk mencarinya?" Lirihku sambil memejamkan mataku frustasi.
"Mencarinya saja kau menyerah, disaat menyakitinya saja kau tak pernah menyerah." Ucap Niall dengan santai, aku tak marah dengan itu, karena memang aku akui jika saat itu aku sangatlah bajingan.
"Apa kau sudah meminta pertolongan Louis juga untuk mencarinya?" Tanyanya kepadaku.
"Tidak, aku... Tidak berani." Jawabku, dan itu memang benar adanya. Aku takut Louis kembali memukulku dengan membabi buta, mengingat ia benar-benar memukulku tanpa ampun saat itu.
Niall membuang asal bungkus chips yang ia makan lalu pergi entah kemana dan itu membuatku mendengus kesal, pasalnya pelayan rumahku sedang mengambil cuti satu minggu dan mau tak mau akulah yang merapihkan rumahku, dan hanya sendiri, karena Niall hanya bisa menghancurkan rumahku.
Aku menoleh dan menemukan Niall sudah kembali duduk sambil memangku gitarnya, oh, tidak lagi..
Whoa, you stress me out, you kill me
You drag me down, you fuck me up
We're on the ground, we're screaming
I don't know how to make it stop
I love it, I hate it, and I can't take it
But I keep on coming back to you"Berhenti bernyanyi, Niall!" Gertakku kesal pasalnya bukan sekali dua kali ia menyindirku lewat sebuah lagu.
Seperti kemarin, ia menyindirku dengan bernyanyi lagu milik One Direction - Moments.
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN US | Harry Styles
FanfictionCOMPLETED ✔ Once in a lifetime It's just right We make no mistakes - Once In a Lifetime STORY WRITTEN BY : GRIZTAA IDEA BY : GRIZTAA COVER BY : GRIZTAA PUBLISH DATE : FEBRUARY 03, 2019