Let's Choose. [24]

976 167 110
                                    

Don't forget to press vote, thank you.

Gillian's POV

Seminggu yang lalu hasil tes DNA antara Harry dan kedua anakku sudah keluar, dan hasilnya, Harry adalah ayah biologis mereka, tentu saja.

Dan hari ini pun Harry berada disini, dirumah Liam. Ia datang untuk bertemu dengan kedua anaknya, namun ia tak sekalipun menegurku dan masih tetap menatapku dengan tak suka.

Lima hari yang lalu Liam dan Harry kembali bertengkar karena Liam tak ingin Harry bertemu dengan Emma dan Mila, hampir saja terjadi lagi perkelahian yang membuatku lelah, namun untunglah Liam bisa mengendalikan emosinya dan bisa menerima kehadiran Harry walaupun setiap kali Harry datang Liam pasti langsung pergi entah kemana itu.

Aku mendengar tangisan Mila dan dengan itu pun aku mendekat kearahnya, namun Harry disana sedang mencoba menenangkannya.
"Harry, maaf, tapi aku harus memberikannya susu." Ucapku lembut dan tak lama Harry meletakkan Mila diatas ranjangku.

Ia berjalan keluar dari kamar namun disaat ia berjalan mendekatiku, ia menabrak bahuku cukup kencang.
Aku hanya memejamkan mataku lalu berjalan mendekat keranjang untuk menyusui Mila.

Setelah aku menyusui Mila, aku kembali meletakkannya disamping Emma yang sedang sibuk memeluk bonekanya namun ia tidak tertidur.

Aku melihat kedua malaikatku, mata hijau mereka menatapku dengan penuh kasih sayang, membuatku semakin bahagia dan bersyukur memiliki mereka didunia ini.

"Apakah kalian senang dengan kehadiran daddy kalian disini?" Tanyaku kepada mereka sambil mengelus pipi halus mereka.

"Jika kalian senang, tak apa jika ia selalu memperlakukanku dengan buruk, asalkan kalian bahagia. Aku akan melakukan apapun itu demi kebahagiaan kalian." Ucapku lagi lalu mencium pipi mereka satu persatu.

Harry's POV

"Jika kalian senang, tak apa jika ia selalu memperlakukanku dengan buruk, asalkan kalian bahagia. Aku akan melakukan apapun itu demi kebahagiaan kalian." Aku memejamkan kedua mataku ketika mendengar ucapannya disana. Aku memang keterlaluan, aku tau itu. Tapi apa lagi yang harus aku lakukan? Saat itu ia sudah mengusirku, dan berkata jika ia membenciku. Lalu apa lagi yang aku harapkan darinya?

Aku menjauh dari kamar Gill ketika melihat ia sedang berjalan keluar dari kamarnya. Mendudukkan diriku disofa lalu memainkan ponselku yang mana ada beberapa pesan dari Camille disana.

"Aku ingin membuat makan malam. Apakah kau mau?" Tanya Gill kepadaku dan aku hanya menggeleng tanpa melihat kearahnya dan dengan begitupun ia pergi meninggalkanku.

Perasaanku bertempur hebat dalam diriku, aku memejamkan mataku frustasi dan sungguh, kepalaku terasa sangat sakit saat ini.
Akhirnya, setelah perasaanku bertempur hebat disana, aku pun bangkit dan berjalan kedapur yang mana terdapat Gill sedang membuat makan malam untuknya disana.

Ia membelakangiku, dan tak menyadari kehadiranku. Aku mendekatinya dan berdiri disampingnya, namun ia masih tak menyadari kehadiranku.

"Mengapa kau masih juga baik kepadaku?" Tanyaku padanya dan itu membuatnya terkejut sehingga ia sedikit terlonjak.

"Harry! Kau mengejutkanku." Ucapnya sambil memegang dadanya. "Maaf, aku tak bermaksud." Jawabku singkat, ia pun melirik kearahku lalu mengangguk pelan.

"Jadi, mengapa?" Tanyaku lagi.

"Kau ayah dari Emma dan Mila, tentu aku harus memperlakukanmu dengan baik." Jawabnya, ia teriak tertahan ketika aku dengan cepat membalikan tubuhnya hingga menghadapku, mengunci tubuhnya dengan kedua tanganku dan kudekatkan tubuhku dengan tubuhnya.

"A-apa yang kau lakukan, Harry?" Tanyanya terbata namun aku hanya fokus pada wajah cantiknya dan juga bibir merah muda miliknya.

Tak butuh waktu lama, aku langsung memangut bibirnya, menyatukannya dengan bibirku. Masih sama seperti terakhir kali aku memangutnya.
Ia mendorong tubuhku dengan kedua tangannya namun dengan cepat aku menahan tangannya dengan tanganku, lalu menggigit kecil bibirnya dan ia pun membuka mulutnya karena meringis, dan aku pun memasukkan lidahku dan bermain didalam mulutnya.

Menyadari ia tak juga membalas ciumanku, aku pun menyudahi ciuman ini. Menyatukan keningku dengan bibirnya dengan mataku yang terpejam.

"Andai saja dulu kau percaya dengan ucapanku, mungkin semuanya tak sesulit ini, G." Bisikku kepadanya.

"Kenapa kau menciumku?" Tanyanya dan ternyata ia sudah menitikkan air matanya disana, aku pun mengelap air matanya sambil melihat dalam matanya.

"Aku merindukanmu, G." Jawabku dan ia justru semakin menangis disana, dengan begitupun aku memeluk erat tubuhnya. Mengelus punggungnya dengan satu tanganku dan satu tanganku yang lainnya kugunakan untuk mengelus surainya.

"Aku membencimu, Harry! A-aku membencimu.." Lirihnya sambil terisak dan aku pun semakin mengeratkan pelukanku.

"Shhh tenanglah, maafkan aku." Ucapku sambil mencium puncak kepalanya.

"Jika kau meminta maaf hanya karena Emma dan Mila, tak perlu. Karena aku sudah mulai terbiasa dengan sikapmu." Jawabnya dan aku pun menggelengkan kepalaku.

"Aku meminta maaf karena aku sadar akan sikapku yang terlalu sialan terhadapmu." Ucapku namun ia hanya menunduk dan terus menangis disana.

"Aku mencintaimu, G." Tambahku lagi sambil merengkuh wajahnya dengan wajahku.

"KAU MENCINTAINYA, HARRY?!"

Author's POV

Harry sedang dihadapi dalam keadaan yang sulit. Ia cukup terkejut dengan kehadiran Camille dirumah Liam, namun ternyata, Zayn yang membawanya kesini karena wanita itu tadi mengunjungi rumah Zayn dan menanyakan dimana keberadaan Harry.

Saat ini pun keadaan seolah mencekam, dengan Camille yang terus menangis dan Harry masih terus mencoba untuk menenangkannya. Liam yang sedang menahan amarahnya kepada Harry, Sophia menjaga Emma dan Mila dikamar Gill, dan Zayn yang sedang merengkuh Gill yang sedang menangis dalam diam karena wanita itu mendapatkan satu tamparan dari Camille tadi.

"Kau wanita sialan, berhenti menangis atau aku akan membuangmu keluar dari rumahku!" Teriak Liam tertahan, "Jangan membentaknya, ia kekasihku." Jawab Harry tak terima namun Liam tersenyum meremehkan.

"Kau mempunyai kekasih namun masih bisa berkata jika kau mencintai sahabatku? Lelaki macam apa kau ini, bajingan?" Jawab Liam dan Harry pun hanya diam.

"Dan kau, Gill. Kalau saja kau mendengarkan apa yang aku katakan kepadamu untuk tidak mengizinkan bajingan ini bertemu dengan dua keponakanku, mungkin semuanya tidak seperti sekarang ini! Kau pantas mendapatkan lelaki yang lebih baik darinya, bahkan Zayn jauh lebih baik dari keparat ini!" Ucap Liam kepada Gill dan wanita itu hanya menangis terisak.

"Kau berkata jika kau mencintai Gill, namun kau justru menenangkan wanita itu disaat disini Gill sedang terisak karena wanitamu menamparnya tadi. Apa maumu sebenarnya? Jangan terus mempermainkan perasaan Gill." Zayn akhirnya pun membuka mulutnya dengan mencoba untuk terus menahan emosinya.

"Jangan ikut campur urusanku, Zayn." Jawab Harry memperingati namun Zayn hanya mendengus menanggapinya.

"Sudah cukup kau mempermainkan sahabatku. Sekarang juga, kau pilih--" Ucap Liam sambil menatap Harry dengan matanya yang sudah memerah.

"Kau pilih Gill, atau wanita sialan itu?!" Lanjut Liam.

Semua yang berada diruangan itu terkejut dengan ucapan Liam, begitu pun Harry, ia terlihat sangat terkejut.

Harry pun akhirnya terlihat berpikir keras disana, sambil satu tangannya memijat keningnya. Semua mata tertuju pada Harry, menunggu jawaban lelaki itu yang justru ia sendiri sulit untuk menjawabnya.

"Gill, atau wanita sialanmu?!" Tanya Liam lagi dengan penuh penekanan.

Harry pun mendongak untuk melihat Gill, ia menatap Gill dengan tatapan sendu dan bersalah miliknya, lalu tak lama ia menatap Liam,
"Camille, aku memilih Camille."

————
————

Thank You,
All The Love, G.

BETWEEN US | Harry StylesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang