Don't forget to press vote, thank you.
Author's POV
"Apa yang kita lalukan didepan rumah Mr. Malik, Tuan?" Tanya Fionn kepada Harry yang kini sedang tekejut mendengar perkataan Fionn.
"Kau, mengenalnya?" Tanya Harry dengan penasaran dan Fionn pun menganggukkan kepalanya.
"Ya, siapa yang tak kenal dengan seorang pengusaha sukses seperti Mr. Malik? Ia cukup terkenal disini. Ia juga mempunyai kekasih yang cantik, dan kedua anak kembar yang menggemaskan." Jawab Fionn sambil tersenyum namun tatapannya lurus kearah rumah Zayn.
Sedangkan Harry, lelaki itu ingin sekali merobek mulut Fionn. Harry tak terima karena pada kenyataannya Emma dan Mila adalah anaknya.
Dasar bodoh!
Emma dan Mila mempunyai manik hijau sepertiku, sedangkan bajingan itu memiliki manik hazel.
Batin Harry meracau kesal.Tak lama pun Harry memilih untuk kembali kehotel yang ia tempati selama berada disini.
Selama diperjalanan ia terus memutar otak bagaimana caranya agar dia bisa bertemu dengan Gill.Namun, satu yang sedikit membuatnya lega, ketika ia tahu Zayn belum menikahi Gill.
Itu membuatnya tak akan berhenti berjuang untuk merebut Gill dari Zayn.Sesampainya di hotel pun Harry langsung membuka laptopnya dan mencari informasi di internet tentang seorang Zayn Malik.
Ternyata benar apa yang Fionn katakan, lelaki saingannya itu memang cukup sukses di Budapest.
Setelah puas mencari informasi tentang Zayn, ia memilih untuk membasuh tubuhnya dengan air hangat.
Ia sangat merindukan Gill dan juga Emma dan Mila yang tadi memanggilnya dengan sebutan Uncle.Menyakitkan, tapi tak ada yang bisa ia lakukan. Ia hanya berharap Gill masih bisa memaafkannya.
Gillian's POV
"Zayn?" Panggilku ketika aku terbangun dan mendapati Zayn sedang duduk dibalkon kamar kami sambil menghisap rokoknya. Aku melihat pada jam dinding, masih pukul 3.30 A.M.
"Hei, mengapa kau terbangun?" Tanyanya kepadaku, aku pun mengambil tempat disampingnya.
"Aku terbangun karena tak menemukanmu disampingku." Jawabku namun ia terkekeh disana.
"Aku baru saja selesai shalat tahajud." Jawabnya sambil mengelus suraiku.
"Apakah ada yang mengganggumu?" Tanyaku kepadanya, karena jujur saja, ia termasuk jarang untuk melaksanakan shalat tahajut, kecuali ada sesuatu yang benar-benar mengganggu pikirannya atau mungkin ada masalah didalam pekerjaannya.
"Tidak ada, aku hanya berdoa agar kau tetap bersamaku, tak perduli apapun itu." Jawabnya dan aku pun hanya tersenyum menanggapinya.
"Jika suatu saat Harry datang lagi dalam kehidupanmu dan meminta kau kembali kepadanya. Apakah kau akan memilihnya dan meninggalkanku?" Tanyanya dan kali ini pertanyaan itu benar-benar membuatku terkejut. Apa-apaan ini?
"Mengapa kau bertanya seperti itu, Zayn?" Tanyaku kepadanya dan ia hanya mengerdikkan bahunya.
"Aku hanya bertanya, jawab saja." Jawabnya dengan menatapku menuntut jawaban.
"Aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Kau tau aku teramat mencintaimu." Jawabku yakin dan Zayn pun tersenyum lalu membawaku kedalam pelukannya.
"Terima kasih, aku lebih mencintaimu." Jawabnya lalu kami kembali masuk kedalam kamar dan melanjutkan tidur kami.
*******
Aku terbangun karena suara alarm memasuki pendengaranku, dengan mata yang sedikit terbuka aku mematikan alarm itu lalu melihat kearah Zayn yang masih tertidur disana, kurasa ia melewatkan shalat subuhnya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN US | Harry Styles
FanfictionCOMPLETED ✔ Once in a lifetime It's just right We make no mistakes - Once In a Lifetime STORY WRITTEN BY : GRIZTAA IDEA BY : GRIZTAA COVER BY : GRIZTAA PUBLISH DATE : FEBRUARY 03, 2019