Don't forget to press vote, thank you.
Warning!!
20+Author's POV
"You okay, mate?" Tanya Harry kepada Zayn yang terlihat sangat kacau saat ini, lelaki itu hanya mengerdikan bahunya.
"Sudahlah, kau tak perlu terlalu memikirkannya. Aku yakin kau akan mendapatkan yang jauh lebih baik dari Perrie." Ucap Harry sambil melemparkan bantal sofa kepada Zayn.
Zayn baru saja memutuskan hubungannya dengan Perrie, karena ia mendapatkan video dari Doniya yang memperlihatkan Perrie sedang berciuman dengan lelaki lain.
Harry melihat jam tangannya, lalu ia meraih kunci mobil yang terletak diatas meja tepat disamping Zayn.
"Where are ya goin'?" Tanya Zayn sambil menaikan satu alisnya.
"Menjemput Gill." Teriak Harry sambil berjalan keluar dari rumahnya.
Setelah kejadian dikedai kopi satu minggu yang lalu, Gill berkata kepada Harry jika ia akan mencoba membuka hatinya untuk Harry. Ia akan mencoba untuk bisa terbiasa dengan kehadiran Harry disisinya, namun ia tak mau menjalani hubungan terlebih dulu, ia masih terus ingin melihat sejauh apa pengorbanan Harry untuknya.
Setelah hampir 35 menit berkendara, Harry pun tiba di kampus Gill dan langsung memakirkan mobilnya ditempat biasa ia memakirkan mobilnya. Selama satu minggu ia mengantar dan juga menjemput Gill, tak pernah sekalipun ia turun dari mobil, ia selalu menunggu Gill didalam mobilnya. Bukan karena ia malas, namun ia hanya menghindari orang-orang yang mengenalinya dan media akan kembali menyorotnya. Bahkan terkadang ia mempertanyakan itu, seberapa pentingnya kah hidupnya hingga media selalu menyorotnya? Ia bahkan bukan seorang selebriti, ia hanya seorang pengusaha yang mengawali kariernya sebagai bajingan kelas kakap.
Harry tersenyum ketika ia melihat Gill sedang berjalan kearah mobilnya, ia sesekali menunduk malu, menggemaskan, batin Harry.
"Kau tak perlu selalu menjemputku jika aku mempunya kelas, Harry. Kau mempunyai pekerjaan lain." Ucap Gill kepadanya ketika ia memasuki mobil Harry.
Harry menatapnya dengan satu alis terangkat dan senyuman, "Hei..?" Sapanya kepada Gill dan wanita itupun memejamkan matanya.
"Hei." Jawab Gill akhirnya, "Sapalah aku lebih dulu sebelum kau membicarakan apa yang kau ingin bicarakan." Ucap Harry sambil mengusap kepala Gill, "Dan, kurasa kau lupa jika aku CEO-nya. Aku mempunyai hak untuk bekerja atau tidak." Tambahnya lagi dan itu membuat Gill mendengus kesal lalu memilih untuk melihat kearah jendela yang berada disamping kanannya.
Harry meliriknya sekilas lalu tersenyum, "Jangan merajuk, kau jelek." Ucap Harry kepadanya, "Ya, aku memang jelek. Lalu mengapa kau tidak mencari wanita lain yang lebih cantik dariku untuk kau jemput?!" Jawab Gill dengan sedikit membentak Harry, namun lelaki itu hanya menahan tawanya, lalu mengernyitkan dahi seolah berpikir.
"Yang lebih cantik darimu? Kurasa hanya ada dua, Momku dan.. Gemma." Jawab Harry. Gill tak menjawabnya, namun ketika Harry melihatnya, ia tengah mengernyitkan dahinya, terlihat ia sedang berpikir keras.
"Tenanglah, Gemma adalah kakakku. Kau masih tetap memenangkan hatiku sejauh ini." Ucap Harry sambil mencium punggung tangan Gill.
Gillian's POV
Ditengah-tengah perjalanan menuju rumah, Harry mengajakku untuk mampir terlebih dulu ke salah satu toko musik yang terletak dipertengahan jalan antara kampusku dan rumahku--ah maksudku rumah Liam.
Aku pun membuntutinya yang berjalan memasuki toko ini, "Ada yang bisa kami bantu?" Tanya seorang karyawan toko ini kepada kami.
"Ah ya, aku ingin mencari gitar." Ucap Harry kepada karyawan itu, "Gitar seperti apa yang anda cari, Tuan? Elektrik atau akustik?" Tanyanya pada Harry dan aku hanya diam dan memerhatikan sekitar.
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN US | Harry Styles
FanficCOMPLETED ✔ Once in a lifetime It's just right We make no mistakes - Once In a Lifetime STORY WRITTEN BY : GRIZTAA IDEA BY : GRIZTAA COVER BY : GRIZTAA PUBLISH DATE : FEBRUARY 03, 2019