Don't forget to press vote, thank you.
Author's POV
"Kau tak akan mungkin bisa membesarkannya seorang diri Gill!!" Bentak Liam kepada Gill yang terus menangis didalam pelukan Sophia. Tadi, ketika Liam berkata ingin mencari Harry, Gill langsung menahannya dan berkata jika Harry sudah menetap di London, dan juga ia berkata jika ia tidak membutuhkan Harry.
"Aku bisa, Liam. Asalkan kalian selalu berada disampingku." Lirih Gill namun ia masih enggan menatap Liam yang kini sedang memukul tembok untuk melampiaskan amarahnya.
"Liam, kau tenangkan dirimu." Pinta Sophia entah untuk yang keberapa kalinya, "Aku tidak akan bisa tenang, Sophia! Bajingan itu sudah membuat sahabatku hamil dan dia pergi begitu saja sekarang!" Teriaknya, tangannya sudah berdarah dan terlihat sedikit membengkak, sebab sedari tadi ia terus memukul tembok dan membanting benda disekitarnya.
"Tapi kau tidak bisa seperti ini, jika kau begini, Gill pun akan terus menangis dan kau membuatnya semakin stress." Ucap.Sophia lagi dan akhirnya Liam pun luluh, karena apa yang dikatakan Sophia benar.
"Liam, aku yang memintanya untuk pergi. Dan bukan salahnya jika sekarang ia menghilang." Lirih Gill sambil menatap Liam yang sekarang sedang berada dihadapannya.
"Maka itu aku harus mencarinya, agar ia tau keadaanmu saat ini." Jawab Liam sambil mengelus surai Gill dengan penuh kasih sayang.
"Aku tidak akan mengganggu kehidupannya, Liam. Kurasa ia sudah menemukan kebahagiaannya. Ini keputusanku, dan kumohon jangan pernah campuri keputusanku." Jawab Gill. Liam dan Sophia pun terdiam akan jawaban Gill sebelum akhirnya Liam menganggukkan kepalanya lalu berlalu meninggalkan kedua wanita itu.
Pikiran Liam sangat kacau dan kalut. Ia tau jika Gill hanyalah perempuan lemah yang cengeng, wanita itu hanya bisa menangis tanpa bisa melawan, maka itu sedari mereka kecil Liam selalu melindunginya, selalu disisinya, karena ia tau seberapa lemahnya seorang Gill.
Ia sudah membendung air matanya, pikirannya benar-benar gusar. Terkadang ia tak mengerti dengan kehidupan Gill yang begitu berat. Ingin sekali rasanya ia menggantikan posisi Gill karena ia tau, Gill tak seharusnya mendapatkan kehidupan yang begitu berat.
*******
"Apa kau merasa pusing?" Tanya Liam kepada Gill ia sedang menemani Gill untuk berjemur, Gill menggelengkan kepalanya sambil matanya ia pejamkan menikmati sinar matahari pagi.
"Apakah kau merasa mual?" Tanya Liam lagi, dan lagi lagi Gill hanya menggeleng.
"Apa kau ingin sesuatu?"
"Astaga Liam, ada apa denganmu? Aku baik-baik saja dan berhenti bertanya!" Bentak Gill kesal bahkan Liam sempat bergidik karena terkejut ketika Gill membentaknya.
"Aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja." Jawab Liam dan Gill pun menghela nafas berat.
"Maaf jika aku membentakmu, aku sangat sensitif akhir-akhir ini." Ucap Gill dan Liam pun mengangguk pelan.
"Apa kau merasa aneh?" Tanya Liam dengan wajah yang Gill pun tak bisa menebaknya.
"Aneh kenapa?" Tanya Gill tak mengerti. "Ada sesuatu yang hidup didalam perutmu, apakah rasanya aneh?" Tanya Liam dan tawa Gill pun meledak.
"Astaga, Liam. Tentu tidak! Kecuali mungkin jika ia sudah berada beberapa bulan diperutku, ketika ia sudah menendang-nendang didalam sana." Jawab Gill dan Liam pun melebarkan kedua matanya.
"Menendang? Astaga! Apakah itu akan menyakitkanmu???" Tanyanya dengan serius.
"Kau berlebihan! Tentu tidak, itu adalah hal wajar, seolah ia sedang berkomunikasi denganku. Ya, setidaknya itu berita yang aku dapatkan dari internet." Jawab Gill.
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN US | Harry Styles
FanfictionCOMPLETED ✔ Once in a lifetime It's just right We make no mistakes - Once In a Lifetime STORY WRITTEN BY : GRIZTAA IDEA BY : GRIZTAA COVER BY : GRIZTAA PUBLISH DATE : FEBRUARY 03, 2019