Our Little Reunion. [07]

1.2K 190 63
                                    

Don't forget to press vote, thank you.

Author's POV

"Memang apa rencanamu?" Tanya lelaki itu kepada Harry.

"Entahlah, aku belum memikirkannya. Namun aku butuh kau dan Zayn untuk stay disini beberapa bulan kedepan. Kau tak keberatan untuk meninggalkan para gadis-gadismu itu 'kan Lou?" Tanyanya membuat lelaki itu mendengus kesal.

"Aku bisa mencari gadis yang lebih dari pada mereka." Jawab Louis sambil menyalakan rokoknya.

"Lagi pula, apa yang terjadi dengan kau dan Dienda?" Tanyanya menyelidik kepada Harry yang kini sedang meminum wine nya.

"Sebenarnya aku sudah lama mengetahui Dienda berselingkuh dengan rekan kerjanya, dan hanya tinggal menunggu waktu yang tepat untuk aku menceraikannya. Dan kurasa inilah waktunya.." Jawab Harry membuat Louis menatapnya dengan satu alis yang terangkat.

"Waktu yang tepat? Hmmm, biar kutebak, disaat kau sudah bertemu kembali dengan Gillian, maka itu adalah waktu yang tepat untukmu?" Tanya Louis memastikan dan Harry pun mengerdikan bahunya.

"Entahlah, namun kurasa, itu salah satunya. Hanya saja bukan alasan utama." Jawabnya santai.

"Sejauh ini aku masih tak menyangka, kenapa Nick harus melakukan itu demi mendapatkan Gill dulu." Zayn yang sedari tadi hanya diam dan menikmati rokoknya pun angkat bicara.

"Karena ia tau, jika bukan dengan cara seperti itu, maka Gill akan menjadi milik Harry." Ucap Louis sambil menuangkan gin and tonic miliknya.

"Kupikir dulu kalian akan bersaing secara sehat ketika kalian sudah saling mengetahui jika kalian menyukai wanita yang sama." Ucap Zayn lagi, membuat Harry tersenyum sinis.

"Aku bersaing secara sehat, namun ternyata, Nick tidak sepenuhnya sehat." Jawab Harry santai dan Louis terkekeh disampingnya.

"Ia memang tak sehat, ia gila." Ucap Louis dan tawa mereka pun meledak.

Gillian's POV

"Hentikan Nick! Aku sudah meminta maaf kepadamu, kumohon, ini sakit." Liriku kepadanya, aku dan Nick berdebat keras. Hanya karena permasalahan aku lupa menyiapkan baju kerjanya dan ia ada meeting pagi ini.

Ia melakukannya lagi, kembali bersikap kasar kepadaku, untuk yang kesekian kalinya.

Aku meraba punggungku yang terasa nyeri disana, tadi ia melemparku dengan gitar akustik miliknya dan itu mengenai punggungku.
Aku juga sudah tak bisa merasakan apa-apa pada kepalaku, karena ia menjambak rambutku sangat kencang.

"Jika kau tak siap menjadi istri, katakan! Aku akan menceraikanmu sekarang juga!" Ucapnya sebelum akhirnya keluar dari kamarku dengan membanting pintunya.

Tak lama kudengar mesin mobil menyala, dan tak lama suaranya menjauh. Aku menaiki ranjang dan menangis sejadi-jadinya.

Terkadang aku memaki diriku sendiri disaat aku tak bisa melawannya, aku cukup takut untuk melawannya.
Dan aku juga memaki diriku karena hingga saat ini aku masih tak bisa berpisah darinya, karena jujur, aku mencintainya, dan juga mencoba untuk terus mencintai kekurangannya.

Aku hanya bingung, bingung jika Liam datang nanti dan melihat tubuhku penuh memar seperti ini, aku harus menjawab apa?
Selama ini aku sudah sering berbohong hanya untuk menutupi keburukan Nick dihadapannya. Selama ini jika terdapat memar pada tubuhku, aku selalu berkata jika aku terbentur atau jatuh. Walau kurasa Liam tak bisa mempercayainya begitu saja, namun aku selalu berhasil meyakininya.

Aku menangis, menangis hingga aku lelah dan akhirnya memilih untuk terlelap dalam tangis yang masih memenuhi air mataku dan membasahi pipiku..

*******

BETWEEN US | Harry StylesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang