Best man. [20]

1K 152 144
                                    

Don't forget to press vote, thank you.

Gillian's POV

"Aku juga ingin mempunyai anak kembar seperti Emma dan Mila." Ucap Sophia kepada Liam, mereka tengah sibuk bermanja-manja sedangkan aku sedang memakaikan baju Emma dan Mila.

"Kau ingin membuatnya sekarang?" Jawab Liam dan itu membuatku terkekeh, "Jangan mesum, Li." Ucap Sophia.

Ting Tong

Suara bell membuatku menoleh sekilas namun tanganku masih bergerak memakaikan bandana dikepala sikembar ini.

"Aku yang akan membukanya." Ucap Liam yang lalu hanya dijawab anggukkan denganku dan Sophia.

Sophia mendekat kearahku dan mengambil Mila, ia menciumi pipi merah Mila dan anak itu terkekeh karena ulah Sophia.
"Mengapa mereka sangat lucu?" Tanya Sophia sambil terus menciumi wajah Mila.

"Tebak, siapa yang datang?" Teriak Liam dari arah pintu dan tak lama ia menampakkan dirinya dengan senyum miringnya.

"Kurir pizza?" Jawabku asal dan ia terkekeh disana, "Tidak ada kurir pizza yang setampan diriku." Aku melihat kearah belakang Liam, dan oh! Aku sungguh merindukan lelaki ini.

"Zayn!" Pekikku sambil berlari kearahnya dan memeluknya erat, ia pun terkekeh dan membalas pelukanku tak kalah erat. Ia mencium puncak kepalaku dan benar-benar memperlakukanku seolah aku adalah kekasihnya.

"Merindukanku 'eh?" Tanyanya menggodaku, "Sangat merindukanmu, Zayn!" Jawabku dan kami tertawa bersama.

"Dimana kedua keponakanku?" Tanya Zayn sambil menaikan satu alisnya, aku tersenyum dan menunjuk kearah Sophia yang sedang bersama sikembar disana.

Zayn pun berjalan mendekatinya, tersenyum menatap kedua malaikatku. Zayn terkekeh disaat satu tangan Emma memegang jari telunjuknya.
"Kau hebat Gill." Ucapnya membuatku mengernyitkan dahiku tak mengerti

"Maksudmu?" Tanyaku dan ia mengerdikan bahunya, "Entahlah, hanya saja, kau memang wanita hebat. Dan aku tak bisa menjabarkannya." Jawabnya lagi dan aku hanya menganggukkan kepalaku walaupun sebenarnya aku tak mengerti dengan ucapannya.

Aku melihat Liam dan Sophia meninggalkan kami, mungkin mereka ingin membuat bayi kembar seperti Emma dan Mila.

"Zayn, aku bertemu dengan Harry beberapa hari lalu." Ucapku kepadanya dan seketika saat itu juga Zayn langsung menatapku dalam.

"Harry? Ia berada di Holmes Chapel?" Tanya Zayn dengan nada terkejut, aku pun mengangguk namun dadaku kembali terasa sesak ketika mengingat perkataan Harry saat itu yang berkata jika ia tak mengenalku.

"Lalu, apa yang kalian bicarakan?" Tanyanya membuatku tersenyum miris, "Tidak ada. Awalnya aku sedang berjalan dengan terburu-buru lalu menabrak seorang wanita dan wanita itu memakiku. Lalu, aku mendengar suara seseorang memanggil namaku, aku menoleh untuk melihat siapa itu dan ternyata itu Harry. Kami hanya saling menatap, sebelum akhirnya ia berkata, jika ia tidak mengenalku dan lalu pergi dengan wanitanya itu." Jawabku sambil mengelus pipi Emma.

"Apa-apaan bajingan itu!" Ucap Zayn dengan nada tingginya. "Mungkin ia kecewa dan merasa sakit hati dulu aku mengusirnya begitu saja." Jawabku namun Zayn menggelengkan kepalanya seolah tak habis pikir dengan jawabanku.

"Mungkin kau memang salah saat itu, dan aku berada di pihak Harry untuk masalah yang satu itu. Namun tak seharusnya ia memperlakukanmu seperti itu didepan jalangnya. Aku tau siapa Camille dan ia tak lebih dari seorang jalang yang hanya mengincar harta milik Harry. Lagi pula ia tak bisa memperlakukanmu seperti itu disaat kau disini menjaga dan merawat kedua anaknya dengan penuh kasih sayang!" Jawabnya dengan sangat kesal.
Ia pun berdiri menjauh dariku dan duduk di sofa sambil memijat kecil keningnya.

BETWEEN US | Harry StylesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang