Will You Miss Me? [33]

1.3K 166 142
                                    

Don't forget to press vote, thank you.

Harry's POV

"Terkadang aku sangat merasa iri dengan Zayn, yang sudah berhasil memilikimu. Sedangkan aku? Dari dulu pun tak ada hubungan yang terjalin diantara kita, dari dulu aku tak pernah bisa memilikimu sepenuhnya. Nick dan Zayn jauh lebih beruntung, dan aku mengutuk akan itu." Ucapku pada Gill yang kini masih berada dipangkuanku. Gill masih memeluk tubuhku, menempatkan kepalanya pada bahuku, aku pun terus mengelus punggungnya, mencoba menyalurkan kasih kepadanya.

"Kau yang berkata jika cinta tak harus memiliki, Harry.." Lirihnya dan aku pun mengangguk menanggapinya.

"Aku tau, maka itu aku tak pernah memintamu untuk memutuskan hubunganmu dengan Zayn. Aku tak sebajingan itu, karena aku tau Zayn adalah orang baik, berbeda dengan Nick yang memang mendapatkanmu dengan cara yang curang." Jawabku.

Gill membawa satu tangannya untuk menggenggam tanganku dan dengan begitupun aku membalas genggaman tangannya. Sesekali aku bersenandung ringan, membuat Gill mencium pipiku berkali-kali.

Kalau saja Zayn melihat ini, ia pasti sudah memukulku tanpa ampun.

"Kau tau hal apa yang paling membuatku merasa bahagia, Harry?" Tanyanya kepadaku sambil jemarinya bermain dengan jemariku.

"Apa itu?" Tanyaku.

"Disaat aku tau cinta tak bisa mempersatukan kita, namun ada Emma dan Mila yang menjadi bukti jika cinta kita tidaklah hanya sebatas angin yang berlalu." Jawabnya membuatku tersenyum lalu mengecup keningnya.

"Kau tau hal apa yang paling membuatku merasa bahagia?" Tanyaku kepadanya, ia mendongak menatapku dengan tatapan penasaran miliknya.

"Disaat aku memelukmu, menciummu, dan bernyanyi untukmu dibawah langit malam yang dihiasi empat bintang saat ini. Bintang itu seolah kau, aku, Emma dan juga Mila yang mana seharusnya menjadi keluarga yang sempurna, namun ternyata tidak." Jawabku dan Gill kembali memelukku, jauh lebih erat dari sebelumnya.

"Jangan pernah pergi lagi, Harry. Emma dan Mila membutuhkanmu." Lirihnya didalam pelukku.

"Kau juga pernah pergi dariku, jadi ku minta, kau juga jangan pernah pergi lagi, karena aku membutuhkanmu dan juga kedua malaikat kita. Aku menyayangi kalian melebihi sayangku pada diriku sendiri. Kau satu-satunya wanita yang mampu memenangkan hatiku, seluruh hatiku hanya terisi namamu." Jawabku dan kami pun kembali menyatukan bibir kami dengan lembut.

*******

"Dad, mengapa mom tidur dengan Zaddy? Mengapa mom tidak tidur dengan dad saja?" Tanya Mila kepadaku dan Emma yang mendengarnya pun ikut menganggukan kepalanya.

Aku memikir sesaat, takut-takut jawabanku salah dan mereka salah mengartikannya. Aku tau mereka adalah anak-anak yang pintar, maka itu aku harus berhati-hati dalam menjelaskan sesuatu kepada mereka.
"Karena itu adalah urusan orang dewasa, maka kalian tidak boleh mencampurinya." Jawabku akhirnya, dari pada aku harus mendapatkan amukan dari Gill karena salah menjelaskan.

Emma dan Mila yang mendengarnya pun mendengus kesal lalu kembali bermain dengan boneka-boneka mereka yang aku belikan, mungkin berjumlah 12 disana.

Gill dan Zayn belum keluar dari kamar, entah mereka masih tidur atau mungkin sedang berolahraga pagi didalam kamarnya (?) no one knows..

"Dad, aku boleh ikut tinggal di Holmes Chapel tidak?" Tanya Emma sambil naik kepangkuanku.

"Memangnya kau tak suka tinggal di Budapest?" Tanyaku sambil merapihkan bandana yang ia pakai.

"Suka, hanya saja aku ingin tau Holmes Chapel seperti apa. Aku belum pernah kesana." Jawabnya membuatku terkekeh lalu mencium hidungnya gemas.

"Kau bahkan lahir di Holmes Chapel, Emma." Jawabku dan Emma pun membulatkan kedua matanya.

BETWEEN US | Harry StylesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang