Well, Ladies! [29]

982 166 94
                                    

Don't forget to press vote, thank you.

Gillian's POV

Aku baru saja selesai menyuapi Emma dan juga Mila, dan saat ini kedua anak itu sedang menonton film kartun favorite mereka, Rugrats. Aku pun duduk disofa yang tak jauh dari mereka, sesekali berteriak menegur Mila yang terus-terusan menjahili Emma dengan merebut boneka panda kesayangan Emma. Terkadang aku benar-benar tak mengerti dengan perbedaan sikap mereka. Emma mempunyai sikap yang tidak ekspresif, ia tak begitu suka keramaian dan lebih pendiam dibandingkan dengan Mila. Sedangkan Mila, ia justru sangat ekspresif, ia sangat aktif dan juga jahil. Bahkan terkadang Emma yang lahir 15 menit lebih dulu darinya menangis karena adiknya yang terus-terusan mengganggunya.

Mom berkata jika Emma sepertiku, disaat aku kecil dulu aku sangat terlihat seperti Emma. Dan Mila, entahlah, mungkin ia memang mewarisi sifat Harry.

Ah, mengenai lelaki itu. Aku sudah menolak tawarannya, baru saja pagi tadi aku melakukannya, mengirimi ia teks jika aku tak setuju dengan idenya yang ingin bertemu dan menghabiskan waktu bersama kedua anaknya tanpa sepengetahuan Zayn.

Aku tau ini mungkin terlihat kejam, namun apa yang harus aku lakukan? Aku tak bohong jika hatiku memang masih sakit, seolah luka yang pernah ia goreskan memang tak akan pernah bisa terobati. Aku masih mengingat jelas ketika saat itu ia memilih Camille dibandingkan aku dan juga kedua anaknya itu. Dan sekarang, disaat ia tau pilihannya adalah salah, apakah aku harus kembali menerimanya yang sudah dengan tega membuangku seolah aku adalah sampah?

Baiklah, mungkin disini terdapat kekeliruan karena nyatanya ia hanya ingin menghabiskan waktu bersama kedua anaknya, bukan untuk kembali kepadaku. Namun aku hanya menghindari diriku akan lubang yang akan kembali membuatku jatuh lagi kedalamnya, cukup sekali dia membuangku, tidak untuk kedua kali.

Ting Tong

Aku yang sedang sibuk berkirim pesan dengan Zayn pun terinterupsi, sama halnya dengan Emma dan juga Mila. Baru aku ingin bangkit dari dudukku, Mila sudah lebih dulu melompat dari sofa, "Aku saja, mom!" Pekiknya sambil berlari dan aku pun hanya bisa mengangguk.

Author's POV

Mila meraih bangku kecil yang terletak tak jauh dari pintu rumahnya, ia pun meletakkan bangku itu dibelakang pintu lalu ia menaiki bangku itu untuk meraih gagang pintu dan membukanya. Ia lalu turun dan menjauhkan bangku itu sebelum akhirnya ia membuka pintu rumahnya dan dahinya pun langsung mengernyit,

"Hei, bagaimana kabarmu?" Tanya lelaki itu sambil berjongkok, menyetarakan tingginya dengan Mila.

"Aku tidak boleh berbicara dengan orang asing." Jawab Mila sambil meletakkan tangannya didepan dadanya, membuat lelaki yang berada dihadapannya terkekeh gemas lalu mencubit pipinya.

"Jangan cubit aku!" Teriak Mila sambil mengelap pipinya yang baru saja dicubit, "Kita sudah pernah bertemu sebelumnya, apa kau lupa?" Tanya lelaki itu, membuat Mila lagi-lagi mengernyitkan dahinya lalu tak lama ia menggelengkan kepala, "Aku tak ingat." Jawab Mila.

"Apa dad mu ada didalam?" Tanya pria itu dan Mila pun yang mendengarnya mendengus kesal, "Tentu tidak, dad sedang bekerja karena ini masih siang. Ia akan kembali pada pukul 5 atau 6 sore nanti. Lalu apa yang kau lakukan dirumahku? Memangnya kau tidak mempunyai pekerjaan?" Jawab Mila membuat lelaki yang berada dihadapannya mengangkat kedua alisnya karena ia merasa seolah baru saja dijatuhkan oleh anak kecil.

Baru saja lelaki itu membuka mulutnya untuk berbicara, namun Mila sudah lebih dulu memotongnya,
"Hanya ada Emma dan mom ku didalam. Sana, kau pulang saja." Ucapnya dan lelaki itu pun menyeringai.

"Baiklah, aku ingin bertemu dengan mom mu saja, tolong panggilkan 'ya, gadis manis.." Ucap lelaki itu sambil mengelus kepala Mila yang mana sebetulnya ia juga sedang merayu anak itu.

BETWEEN US | Harry StylesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang