Don't forget to press vote, thank you.
Author's POV
Ting Tong
Suara bell menginterupsi kegiatan Gill yang sedang sibuk menata meja makannya, ia pun berjalan menuju pintu untuk melihat siapa yang datang, walaupun sepertinya ia tahu siapa yang berada didepan pintu rumahnya.
"Hai Harry, silahkan masuk." Ucapnya kepada Harry yang menurutnya terlihat sangat berbeda dengan kemeja hitam dan juga skinny jeans hitam dengan final touch bandana menghiasi kepalanya.
"Hai, dimana N-hei, ada apa dengan pipimu?" Tanyanya dan dengan refleks tangannya menyentuh rahang Gill dengan halus, ia memerhatikan memar yang terdapat pada pipi bagian bawah Gill.
Gill menjauhkan wajahnya dari tangan Harry dan tersenyum kaku, "Tak apa, hanya terbentur." Jawabnya sambil menutup pintu yang berada dibelakang Harry, lalu berlalu melewati lelaki yang tengah menatapnya menyelidik.
Sebelum Gill berlalu lebih jauh darinya, Harry dengan cepat meraih tangannya, menahannya dan itu membuat Gill kembali membalikan tubuhnya.
"Kau yakin itu terbentur? Jika ya, terbentur apa?" Tanyanya lagi lebih menyelidik.
"Tentu aku yakin, dan kurasa itu bukan urusanmu, Harry." Ucap Gill dengan lembut dan tersenyum, ia pun berusaha melepaskan tangannya yang masih digenggam oleh Harry.
"Jujurlah, G. Kau bisa menceritakan apapun kepadaku, aku sahabat Nick, dan itu berarti kau juga sahabatku." Jawab Harry meyakinkan Gill.
"Aku berkata jujur." Jawabnya singkat.
"Mulutmu berkata jujur, namun matamu tidak. Dengar, mungkin kau memang istrinya, tapi aku jauh lebih mengenal Nick dan jauh lebih mengenal sifatnya--" Ia menggantung ucapannya lalu berdiri lebih mendekat pada Gill, mengelus pelan pipi Gill yang terdapat memar disana, "Aku ada disini untuk mendengar keluh kesahmu." Lanjutnya lagi.
"Menjauhlah Harry." Ucap Gill sambil mendorong pelan tubuh Harry, ia berbalik dan berlalu.
"Nick, Harry sudah tiba." Ucapnya kepada Nick yang sedang memainkan remote tv.
"Oh, hai mate, kau sudah datang rupanya."
"Ya, dan jangan usir aku karena aku tak memakai pakaian formal untuk makan malam ini." Jawabnya membuat Nick terkekeh.
"Santailah Harry, ini memang bukan malam yang formal. Sayang, apakah makan malam sudah siap?" Tanyanya kepada Gill.
"Belum, aku masih menata meja makannya. Berikan aku 10 menit." Ucap Gill dengan sedikit teriakan karena ia berada di ruang makan.
*******
"Jadi, ada apa kau mengadakan makan malam dan mengundangku?" Tanya Harry ketika mereka sedang melaksanakan makan malam bersama, Nick yang mendengarnya terkekeh ringan, dan Gill, ia sedari tadi hanya diam dan sesekali tersenyum ketika ada sesuatu yang menurutnya menarik.
"Tak ada, Harry. Aku hanya rindu masa-masa dimana kita sering melaksanakan makan malam bersama orang tuamu dulu. Dan kurasa, ini saatnya untuk aku yang mengadakan makan malam." Jawab Nick santai dan Harry pun menganggukan kepalanya.
"Gaya berpakaianmu, tetap sama ternyata. Masih tetap terlihat, bajingan." Ucap Nick lagi lalu terkekeh.
"Nick!" Bentak Gill karena menurutnya apa yang diucapkan Nick keterlaluan.
"It's ok Gill, apa yang dikatakan Nick memang benar. Banyak orang yang berkata aku ini bajingan." Ucap Harry sambil tersenyum dan memperlihatkan dimplesnya.
"Dan itu benar, kau memang bajingan." Ucap Nick lagi dan Gill hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Aku bajingan, kau pun bajingan, pada masa itu. Hanya Niall yang polos tapi pertanyaanku, kenapa manusia blonde itu masih belum menikah sampai saat ini?" Jawab Harry lagi sambil menatap Nick yang tengah berpikir.
"Itu juga pertanyaanku, tapi kudengar darinya, ia sudah memiliki kekasih."
"Ya, dan namanya Hailee, setahuku." Jawab Harry dan Nick hanya mengangguk pelan.
Gill mencuci alat makan yang baru saja mereka gunakan, sedangkan Nick dan Harry sedang bermain Playstation diruang tv.
Harry's POV
Aku sedang berkutat melawan Nick dalam pertandingan sepakbola, tidak, kami tidak benar-benar bermain, kami hanya bermain melalui Playstation.
"Bagaimana jika kita taruhan?" Usulku kepada Nick yang juga sedang serius melawanku.
"Menarik, apa taruhannya?"
"Yang kalah harus menjawab jujur pertanyaan dari si pemenang, bagaimana?" Usulku sambil sesekali meliriknya yang tengah mengernyitkan dahinya.
"Baiklah." Jawabnya, tadi untuk sesaat ku pikir ia akan menolaknya, tapi ternyata tidak.
Nick memenangkan pertandingan pertama, sial.
"Jadi, apakah kau masih suka bermain dengan wanita lain?" Tanyanya santai namun itu membuatku terkekeh.
"Tentu tidak, sialan. Aku sudah mempunyai Dienda." Jawabku dan Nick pun tersenyum meremehkan.
"Baiklah, aku percaya." Jawabnya.
Kami pun kembali bermain dan syukurlah aku memenangkan pertandingan kedua, ini saatnya aku menanyakan kepadanya.
"Apakah kau suka bersikap kasar kepada Gill?" Tanyaku tapi itu mampu membuat Nick tergelak, "Jawab saja, hanya itu pertanyaan yang terlintas dibenakku." Tambahku lagi.
"Ya, sesekali." Jawabnya ringan.
"Apa luka memar dipipinya karena ulahmu?" Tanyaku lebih dalam.
"Kau harus memenangkan pertandingan lagi untuk bisa memberikanku pertanyaan." Ucapnya sarkas, sialan!
Di pertandingan ketiga cukup membuatku kelelahan, dan kurasa Nick pun merasakan hal yang sama. Kurasa Nick tak ingin aku menanyakan pertanyaan yang tadi kepadanya, karena ia benar-benar mempertahankan score nya yang lebih unggul diatasku.
"Yap! Aku pemenangnya Styles." Ucapnya sambil tertawa puas.
"Ya ya ya, apa pertanyaanmu?" Tanyaku malas.
"Apa kau tertarik dengan istriku?" Tanyanya membuatku kaku, sungguh aku tak tau harus menjawab apa, mengapa seolah pertanyaan ini susah untuk ku jawab? Sial!
"Boys, siapa yang ingin dessert?" Teriak Gill dari arah dapur dan beberapa detik kemudian ia sudah berada di ambang pintu ruang tv dengan sendok yang berada dimulutnya, menggemaskan.
"Aku, sayang." Jawab Nick.
"Apa kau mau juga, Harry?" Tanyanya kepadaku, "Ya, tentu." Jawabku lagi.
"Kemarilah, aku tak ingin ruangan tv ku berantakan karena makanan." Ucapnya aku pun bangkit, begitu pun dengan Nick.
Ku pikir manusia itu sudah melupakan pertanyaannya, namun aku salah.
Ia menahan dadaku ketika aku ingin berjalan keruang makan, menatapku dengan satu alis yang terangkat."Apa?!" Jawabku sedikit ketus.
"Kau belum menjawabnya si tampan dengan sejuta misteri." Ucapnya, bajingan, dia masih mengingat julukan itu.
"Menjawab apa?" Tanyaku dengan tampang bodohku dan berpura-pura lupa.
"Ayolah, kau tidak amnesia mendadak 'kan?" Tanyanya lagi.
"Kurasa ya, aku amnesia mendadak." Jawabku santai dan itu membuatnya mendengus kesal.
"Ku tanya sekali lagi, apa kau tertarik dengan istriku?" Tanyanya.
"Apa kau gila?!" Ucapku sambil melepaskan tangannya yang sedari tadi menahan dadaku, aku berlalu meninggalkannya, dan kudengar dia tertawa kencang dibelakangku, sialan.
----
----Thank You,
All The Love, G.
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN US | Harry Styles
FanficCOMPLETED ✔ Once in a lifetime It's just right We make no mistakes - Once In a Lifetime STORY WRITTEN BY : GRIZTAA IDEA BY : GRIZTAA COVER BY : GRIZTAA PUBLISH DATE : FEBRUARY 03, 2019