We'll Do It Tonight. [10]

1.5K 167 54
                                    

Don't forget to press vote, thank you.

Harry's POV

Aku kembali kerumahku dengan keadaan kacau. Aku benar-benar harus mempercepat mengeksekusi semuanya.

"Keparat!" Teriakku sambil memukul stir mobilku. Aku memakirkan mobilku secara asal, dan itu hampir saja menabrak mobil Niall yang berada tepat disamping mobilku.

Aku membanting keras pintu rumahku, membuat Louis memaki kesal, sedangkan Niall tersedak cake yang ia makan.

Mereka bertiga menatapku terkejut, seakan aku adalah hantu.
"Demi bulu dadaku! Apa yang terjadi denganmu Harry?!" Tanya Niall sambil berjalan menghampiriku diikuti dengan Zayn dan Louis dibelakangnya.

"Ya, demi bulu dada Niall, apa yang terjadi denganmu?" Tanya Louis.

"Hei! Hanya aku yang boleh memakai kata-kata itu!" Teriak Niall tak terima, Zayn pun mendengus kesal.
"Jangan mulai, kalian berdua. Harry, duduklah, dan ceritakan pada kami." Ucap Zayn dan aku pun mengangguk pelan.

"Aku akan mengambil obat dan juga kompres." Ucap Niall berinisiatif dan ia langsung melesat pergi ke dapur.

"Princess Niall is in 'da house." Ejek Louis sambil memainkan kepalanya kekanan dan kekiri.

"Diam, atau ku robek mulutmu!" Ancam Zayn dan Louis pun langsung mencibir kesal.

"Ada apa?" Tanya Zayn kepadaku.

"Aku mengunjungi Gill."

"Dia yang melakukan ini kepadamu?!!" Tanya Louis dengan nada tinggi.

"Diam dan dengarkan aku!" Bentakku kepadanya, "Tak ada yang terjadi, kami baik-baik saja. Bahkan ia sudah memaafkanku. Namun Liam, ia datang. Dan ia, ia memberitahu Gill jika akulah yang menyuruh Luke untuk memperkosanya dulu. Awalnya Gill tidak percaya, karena yang ia tau, orang itu bernama Edward, sedangkan namaku Harry. Dan--"

Flashback On

"Tidak mungkin, Liam. Orang itu bernama Edward! Dan ia bernama Harry!" Ucap Gill sambil sedikit membentak Liam.

"Ya, Harry, Harry Edward Styles, bukan begitu, Edward?" Tanya Liam sambil mencemooh kata Edward.

Gill menatapku tak percaya, hingga pada akhirnya ia memintaku untuk memperlihatkan kartu identitasku, dan aku.. Memberikannya.

Ia mengusirku, ia menangis, air mata itu kembali aku lihat, dan ketika ia menatapku dengan air mata yang mengalir.. Aku melihat sirat trauma dimatanya, ia melihatku seolah aku monster.

"Pergi, Harry, p-pergi.." Ucapnya dengan terisak.

"Dengarkan aku, G. Kumohon biarkan aku membuktikan apa yang sebenarnya terjadi." Mohonku sambil meraih tangannya, namun Liam mendorongku kuat sehingga aku terbentur tembok yang berada tak jauh dari tempatku berdiri.

Aku tak memperdulikan Liam, aku terus berusaha agar Gill mempercayaiku dan memberiku kesempatan untuk membuktikan kepadanya. Namun Liam, ia menghajarku habis. Sesaat aku ingin melawannya, namun kurasa lebih baik aku diam, agar Gill tau bagaimana pengorbananku untuknya. Dan juga agar Liam merasa malu, jika nantinya ia tau apa yang sebenarnya terjadi.

Flashback Off

"Jadi Liam masih berkeliaran disekitar Gill?" Tanya Louis kepadaku dan aku hanya mengangguk pelan, sangat pelan, karena Niall sedang sibuk mengobati luka memar pada wajahku.

"Kita harus membuktikan kepada Liam terlebih dulu." Ucap Zayn, apa-apaan! Dia kira itu mudah?

"Apa kau yakin ia akan mempercayai kita? Maksudku, apakah ia mau mendengarkan apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Niall.

BETWEEN US | Harry StylesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang