Don't forget to press vote, thank you.
Harry's POV
"Membosankan! Tidakkah ada yang ingin berkelahi denganku?!!!" Teriak Louis kepada kami semua dan aku tak menanggapinya.
"Aku tidak suka keributan." Jawab Niall sambil terus melawanku bermain Playstation.
"Yang kau suka hanya makan." Ucapku dan Niall yang mendengarku terkekeh ringan.
"Sial!" Gerutuku ketika aku kalah melawan Niall, aku pun melemparkan stick Playstation itu kepada Louis agar ia menggantikanku dan berhenti menggerutu kata membosankan, karena aku jengah mendengarnya.
Aku melihat Zayn sedang berbincang dengan Liam dan juga Gill dihalaman belakang rumahku, aku menyusul mereka dan meninggalkan Niall dan juga Louis.
"Hei." Sapaku kepada mereka bertiga, "Hai Harry, kau sudah selesai bermain?" Tanya Gill kepadaku dan aku hanya menganggukkan kepalaku sambil tersenyum.
Kami pun larut dalam tawa bersama, sesekali Zayn memberikan leluconnya yang cukup membuatku lelah tertawa. Tak lama Louis dan Niall pun bergabung bersama kami.
"Boys, lihatlah kekamera." Ucap Gill tiba-tiba, awalnya kami semua menatapnya dengan bertanya, hingga akhirnya ia mendengus kesal kepada kami,
"Ayolah, aku ingin mengambil gambar kalian!" Gerutunya dan setelah mengerti, kami pun berpose dengan gaya masing-masing.
Gill dan Liam pamit dari rumahku pada pukul 11 malam. Setelah mereka pulang pun aku langsung memasuki kamarku, mengabaikan Zayn, Louis dan Niall yang masih menghabiskan makanan didapurku.
Aku membaringkan tubuhku diatas ranjang sambil memainkan ponselku.
Aku tertawa melihat foto yang di upload Niall, entahlah, aku hanya tertawa karena wajah bodohnya itu.Aku tersenyum ketika melihat postingan yang baru saja muncul ketika aku me-refresh feeds ku.
Gillianhewt :
All these man are my hero. My five favorite idiot.♡ 812 Likes
Fakeliampayne : dang!!! Mereka merebut tempatku!
Niallhoran : well, not that bad.
Harrystyles : lovely human being in earth, is me, thank you, thank you, thank you.
Aku kembali meletakkan ponselku ketika aku selesai bermain dengan ponselku.
Aku harus istirahat, Gill mengajak kami untuk ketempat favoritenya esok pagi.Gillian's POV
"Andai saja aku seperti Captain Amerika, pasti aku tak akan pernah mabuk walaupun minum dalam jumlah banyak." Ucap Louis tiba-tiba ketika kami tengah berbaring diatas rumput hijau. Aku mengajak mereka ketempat favoriteku sedari kecil, danau yang terletak dipinggir kota Holmes Chapel.
"Aku suka tempat ini, sunyi." Ucap Zayn sambil memejamkan matanya, aku hanya tersenyum. Aku melihat Liam dan hmm, seperti biasa, ia selalu tertidur jika aku mengajaknya kesini. Niall? Ia sedang sibuk memakan roti isi buatannya yang ia bawa.
"Ikut denganku?" Tanya Harry tiba-tiba sambil mengulurkan tangannya kepadaku, aku melihatnya dan ada siratan mohon dikedua matanya. Aku pun mengangguk dan menerima uluran tangannya.
Ternyata Harry mengajakku kesudut danau yang ternyata jauh lebih sunyi dari tempat awal tadi, bahkan aku tak tau jika ada sebuah gazebo disudut danau ini.
"Apa kau pernah kesini sebelumnya?" Tanyaku kepadanya dan ia justru tersenyum.
"Ya, pernah." Jawabnya singkat, aku pun terkejut, kukira hanya aku yang pernah ketempat ini.
"Aku pernah mengikutimu dulu, ketika kau bertengkar dengan Nick disaat kalian berpacaran kala itu. Karena aku takut kau mengetahui keberadaanku, maka itu aku mencari tempat yang pas untuk aku bersembunyi, namun tetap bisa melihatmu, dan disinilah tempatnya." Tambahnya lagi dan itu membuatku membulatkan mataku karena terkejut.
"Aku melihat kau menangis disana, tepat ditempat Liam sedang tertidur saat ini. Dibawah pohon pinus kelima yang terdapat batu besar dibawahnya, aku selalu hafal dimana tempat kau akan duduk ketika kau kemari." Ucapnya lagi, dan dia benar, itu adalah tempat favorite ku hingga saat ini.
"Kau tau mengapa aku tak mempunyai cukup keberanian untuk mendekatimu secara langsung kala itu?" Tanyanya kepadaku, aku pun hanya menggelengkan kepalaku dan menatap kedua kakiku, enggan menatapnya karena entahlah, aku merasa sedikit gugup.
"Karena aku sadar, aku terlalu bajingan untuk wanita sepertimu. Kau adalah wanita baik, bahkan kau hanya mempunyai tiga teman kala itu, Liam, Sophia dan Dylan. Aku mengutuk diriku ketika aku terlalu lemah untuk bisa mendapatkan hatimu." Ucapnya lagi dengan suara raspy nya, dan sialan, itu terdengar panas.
"Aku tak pernah menganggapmu bajingan, Harry. Tak pernah sekalipun aku menilaimu dan yang lainnya seperti itu. Semua orang mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dan semua itu adalah pelajaran agar kita bisa membawa diri kita untuk lebih baik lagi." Jawabku dan Harry hanya tersenyum melihatku.
"Ah, bagaimana kabar Troll?" Tanyanya kepadaku.
"Sangat baik, kau harus menemuinya, kurasa dia merindukanmu." Jawabku namun ia terkekeh sambil menggelengkan kepalanya.
"Tidak, ia tidak mungkin mengingatku. Tapi ya, aku akan mengunjunginya nanti." Jawabnya.
"Jika kau tak mempunyai keberanian untuk mendekatiku kala itu, mengapa kau justru berani menciumku disaat aku menjadi milik Nick saat itu?" Tanyaku, Harry yang tadinya memandang lurus ke danau akhirnya melihatku, tidak, maksudku ia melihat bibirku dengan dalam.
"Karena aku tau, seharusnya bibir itu adalah milikku." Jawabnya dan aku terkejut ketika ia menempelkan bibirnya pada bibirku, menciumnya lembut, aku tak membalasnya, aku masih shock dan hanya bisa diam sebelum akhirnya ia menggigit kecil bibirku, membuatku membuka mulutku dan dengan cepat ia memainkan lidahnya untuk mengabsen seluruh bagian dalam mulutku.
"Balas ciumanku.." Gumamnya ditengah-tengah ciumannya padaku. Aku masih diam tak membalasnya, namun Harry tak menghentikan kegiatannya yang mengulum bibirku.
Entah apa yang terjadi namun aku membalas ciumannya, membuat ciuman ini semakin panas dan sedikit liar. Harry menarik tubuhku agar aku lebih mendekat padanya, memeluk erat pinggulku dengan tangan kirinya dan tangan kanannya ia gunakan untuk mengelus pipiku.
Ciuman kami terhenti ketika ponsel Harry berbunyi, untunglah, karena aku sudah hampir kehabisan oksigen.
Aku mengernyitkan dahiku ketika Harry justru me-reject panggilan pada ponselnya, lalu ia kembali menatapku, menyatukan keningnya dengan keningku, membuat hidung kami menyentuh satu sama lain."Be mine.." Ucapnya dengan rendah, aku memejamkan mataku, ini seperti mimpi disiang hari, aku bersumpah.
"Harry.."
"Be mine, G. I've been waiting for you for ages.." Ucapnya lagi dan kedua tangannya mengelus halus tanganku.
"I-i can't, Harry.." Ucapku, aku mendengar Harry menghela nafasnya pasrah ketika mendengar jawabanku.
"I'm sorry.." Kataku lagi, lalu ia menjauhkan wajahnya. Ia melihatku dengan tatapan kecewa, namun kemudian ia tersenyum kepadaku dengan dimples yang menghiasi wajahnya.
"Aku mengerti.." Ucapnya sebelum akhirnya ia kembali mengajakku untuk bergabung dengan yang lainnya.
————
————Thank You,
All The Love, G.
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN US | Harry Styles
FanfictionCOMPLETED ✔ Once in a lifetime It's just right We make no mistakes - Once In a Lifetime STORY WRITTEN BY : GRIZTAA IDEA BY : GRIZTAA COVER BY : GRIZTAA PUBLISH DATE : FEBRUARY 03, 2019