Don't forget to press vote, thank you.
Harry's POV
"Harry, besok aku kembali ke Vienna." Ucap Dienda kepadaku ketika kami baru saja menyelesaikan makan malam.
"Kau sudah packing?" Tanyaku santai dan Dienda hanya mengangguk pelan. Menarik nafas dalam dan menatap Dienda yang juga tengah menatapku.
"Aku masih tidak mengerti mengapa kau masih terus bekerja, Dienda. Aku bisa menghidupimu tanpa kau bekerja."
"Harry, ini bukan tentang permasalahan kau bisa menghidupiku atau tidak. Tentu, kau bisa menghidupiku, hanya saja bekerja adalah impianku. Untuk apa aku mempunyai gelar pendidikan jika aku hanya menjadi ibu rumah tangga?" Jawabnya dan aku pun terkekeh ringan.
"Lalu, untuk apa kita menikah jika kau terus meninggalkanku hanya untuk pekerjaan sialanmu itu?!" Jawabku sambil bangkit berdiri dan meninggalkan Dienda yang hanya menunduk disana.
Aku masuk keruang kerjaku dan membuka laptopku perlahan, tak ada pekerjaan yang mengharuskanku bekerja, namun aku muak dan tak tau harus melakukan apa. Bukan sekali dua kali aku meminta Dienda untuk berhenti dari pekerjaannya, dan aku lelah harus membujuknya. Ia bekerja dikementrian Inggris yang berada di Vienna, dan itu membuatnya harus tinggal disana dan hanya mengunjungiku jika ia mendapatkan libur ataupun mengambil cuti.
Tok Tok Tok
"Harry, bisa kita bicara?" Ucap Dienda dari balik pintu dan aku hanya bisa memejamkan mataku frustasi sebelum akhirnya mengizinkannya masuk kedalam ruangan kerjaku.
"Ya, masuklah."
Dienda masuk dengan mata yang sedikit sembab, membuktikan jika ia baru saja menangis tadi.
"Ada apa?" Tanyaku dingin seolah tak perduli dengannya.
"Harry, maafkan aku. Aku sungguh sangat ingin bekerja, itu adalah impianku sedari dulu. Ku mohon kau mengerti.." Lirihnya pelan dengan wajah yang memelas.
"Kau memintaku untuk mengerti? Seriously, Dienda? Kau yang seharusnya mengerti, aku suami, dan aku membutuhkanmu untuk berada disampingku, Dienda! Menjalankan rumah tangga dengan jarak jauh seperti ini tidak akan pernah berhasil, nantinya, kau ataupun aku akan merasa jenuh, dan disitulah perselingkuhan akan dimulai. Berpikir kedepan, Dienda, jangan hanya memikirkan impian sialanmu itu yang akan mengorbankan rumah tangga kita!" Ucapku membentaknya sambil memukul kencang meja kerjaku, membuat Dienda bergidik terkejut.
"Aku tak akan pernah selingkuh, Harry, percayalah." Jawabnya lagi meyakinkanku dan aku hanya menggelengkan kepalaku sambil tertawa meremehkan.
"Kau Tuhan? Kau tak akan tau apa yang terjadi nantinya, Dienda. Jangan pernah mengatakan tak akan pernah, karena disaat kau nantinya melakukan itu, kau akan kembali memakan kata-katamu itu tanpa ampun." Jawabku sambil berlalu meninggalkannya yang tengah menangis diruang kerjaku.
*******
Aku menjalankan mobilku dengan kecepatan standar, memandangi kota London pada pagi hari merupakan salah satu kesukaanku. Indah, banyak orang yang berlalu-lalang demi bekerja tepat waktu.
Aku tak mengantarkan Dienda tadi, tentu saja, aku masih teramat kesal dengannya yang selalu menomersatukan pekerjaannya, tanpa memikirkan kebutuhanku sebagai suami.
Aku mengatukkan jari-jariku pada stir mobil ketika lampu merah, melihat kearah kiriku, terdapat mobil hitam bermerk Range Rover disana.
Penumpang didalamnya berhasil menarik perhatianku, sama seperti aku pertama kali bertemu dengannya, tak ada yang berubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN US | Harry Styles
FanfictionCOMPLETED ✔ Once in a lifetime It's just right We make no mistakes - Once In a Lifetime STORY WRITTEN BY : GRIZTAA IDEA BY : GRIZTAA COVER BY : GRIZTAA PUBLISH DATE : FEBRUARY 03, 2019