Don't forget to press vote, thank you.
Gillian's POV
Jika kalian berpikir aku akan menyembunyikan semua ini dari Zayn, maka kalian salah. Karena aku lebih memilih untuk memberitahukan Zayn tentang semua ini, hubungan tak akan pernah berjalan dengan baik jika ada sesuatu yang terus-terusan kita sembunyikan, walaupun sejujurnya aku sedikit kecewa kepada Zayn karena dia tidak memberitahuku tentang pertemuannya dengan Harry beberapa waktu lalu. Namun aku mencoba untuk mengerti, mungkin saja Zayn hanya tak ingin aku kembali mencemaskan tentang kehadiran Harry karena ia tau pasti bagaimana hancurnya aku dulu ketika Harry lebih memilih Camille dibandingkan aku dan kedua anaknya.
Dan sekarang, aku baru saja selesai membicarakan ini kepada Zayn.
Awalnya ia marah, sangat marah. Bahkan ia berkata aku terlalu baik karena masih memberikan Harry ruang untuk bertemu kedua anaknya. Tapi syukurlah aku bisa membuat Zayn menerima ini semua, karena biar bagaimana pun Emma dan Mila tetaplah mempunyai darah Harry dalam tubuhnya. Apa yang telah Harry lakukan dulu tidak akan mengganti fakta jika Harry memang ayah biologis mereka dan aku tak seharusnya memisahkan Emma dan Mila dari ayahnya.Walaupun aku tau Zayn berat untuk menerima semua ini. Namun Zayn juga berusaha mengerti, sejujurnya ia hanya takut jika Harry kembali menyakitiku lagi, ditambah dengan umur Emma dan Mila yang sudah semakin mengerti akan hal-hal yang terjadi di sekitar mereka. Zayn hanya tak ingin kedua malaikatku itu mempunyai psikis yang terganggu hanya karena suatu saat nanti ia mendapati aku--sebagai ibu mereka disakiti oleh Ayah mereka.
Namun, aku bisa melihat jika saat ini Harry memang sudah berubah. Semua masalah yang menimpa dirinya kurasa benar-benar membuatnya mengerti akan apa kesalahannya dulu yang sudah ia perbuat. Dan aku yakin, Harry tak akan menjadi seorang bajingan seperti dulu lagi.
"Mom, apakah uncle Hally akan kesini lagi besok?" Tanya Emma kepadaku sambil membawa botol susunya.
Aku pun tersenyum kepadanya, lalu mengelus kepalanya penuh sayang, "Entahlah, memangnya kenapa?" Tanyaku kepadanya namun ia justru naik kepangkuanku.
"Uncle Hally baik, ia mau menjadi pasienku ketika aku menjadi dokter. Sedangkan Zaddy tidak pernah mau menjadi pasienku, ia selalu sibuk dengan pekerjaannya setiap kali aku mengajaknya bermain." Jawabnya dan aku pun mencium hidungnya gemas.
"Kau tau jika Zaddy sangat sibuk, Em. Kau bisa bermain dengan Mila atau dengan mom 'kan?" Tanyaku namun ia justru mengerucutkan bibirnya.
"Aku 'kan juga ingin mempunyai pasien laki-laki seperti uncle Hally tadi."
"Jangan merajuk, kau jelek jika seperti itu." Candaku kepadanya dan tak lama Emma pun tersenyum kepadaku.
"Emma? Mengapa kau belum tidur?" Tanya Zayn sambil bergabung bersamaku dan Emma diruang tv.
"Aku tidak bisa tidur, Zaddy." Jawab Emma lalu Zayn pun mengambilnya dan mendudukkannya diatas paha Zayn.
"Kau tidak lelah? Bukannya kau bermain seharian ini?" Tanya Zayn sambil mencium kening Emma, dan anak itu pun menggeleng pelan.
"Tidak. Aku boleh tidur bersama Zaddy tidak?" Tanya Emma dengan hati-hati, "Tentu, sayang. Ayo kita istirahat." Jawab Zayn lalu ia beranjak berjalan kekamar kami sambil menggendong Emma, namun tidak denganku, karena aku tak ingin beristirahat sesore ini.
Harry's POV
Aku sedang membawa mobilku dalam kecepatan sedang, ya, aku tak mempekerjakan Fionn hari ini. Setelah kemarin aku menghabiskan waktu bersama Emma dan Mila, hari ini aku kembali untuk bertemu dengan mereka. Aku tak menyangka jika Gill benar-benar bisa menerimaku untuk berada disekitarnya, walaupun hanya untuk Emma dan Mila, namun itu tetap membuatku tak menyangka akan sifat malaikat yang ia miliki.
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN US | Harry Styles
FanfictionCOMPLETED ✔ Once in a lifetime It's just right We make no mistakes - Once In a Lifetime STORY WRITTEN BY : GRIZTAA IDEA BY : GRIZTAA COVER BY : GRIZTAA PUBLISH DATE : FEBRUARY 03, 2019