13.Monster

4K 215 47
                                    

Ck! Apa aku terlalu baik? Sehingga dia dengan gampang nya mempermainkan ku? Memiliki hubungan dengan pria yang bernama Agra, dan parahnya dia tidak ingin melihat ku.
Apa aku juga harus mencari gadis lain? Tapi itu sangat rumit untukku, perasaan sayangku sudah menetap padanya, tentu saja jika mencari gadis lain itu sangat sulit.

Aku sadar jika aku adalah Monster mahluk yang menjijikkan yang pernah ada, bahkan vampire dan werewolf lebih terhormat dari ku.
Sial! Kepalaku benar-benar pusing, apa yang harus ku lakukan?.

....

"Hm kak Lano" ucap suara tiba-tiba dari arah samping Edward pasalnya ia duduk di kantin cukup lama bahkan Cassie dan kekasihnya sudah pergi.
"Hmm...itu, aku rasa lebih nyaman memanggilmu Lano" gadis itu tersenyum kecil saat dilihatnya Edward hanya diam.
"Terserah denganmu" balas Edward dan gadis itu tersenyum senang menatap mata Indah Edward.
"Siapa namamu? "Sambung Edward memperhatikan gadis itu.
"Qilla, hm kak Lano apa aku boleh duduk disini? "Tanya gadis itu dan Edward hanya bisa menganggukkan kepalanya dengan cepat gadis itu duduk, sebenarnya Qilla merasa malu dan gugup jika harus seperti ini, demi ingin dekat dengan Edward apapun akan dia lakukan walaupun sebenarnya Edward murid baru disini.
"Oh iya kak, aku selalu bawa makanan dari rumah, makan bareng yuk. Aku udah sering si makan di sini hanya saja aku ingin menawarkan nya pada kakak" gadis itu mengeluarkan kotak bekalnya,ya edward akui jika Qilla adalah gadis yang cepat terbuka pada siapapun dan sangat ramah ,lebih tepat nya Qilla terlihat sangat polos.
"Apa ini? "Tanya Edward pada Qilla setelah gadis itu membuka tutup kotak bekal nya dan menyodorkan nya psda Edward terlebih dulu.
"Hanya daging sapi yang dimasak dengan kecap, hehe maaf kalo penampilannya Aneh Qilla baru saja mencoba belajar masak daging kecap" Edward tertawa kecil dengan ucapan berturut-turut dari Qilla, gadis didepannya ini begitu cerewet.
"Apa aku harus mencoba nya? " ucap Edward yang bersiap untuk mengambil satu suapan, jangan berfikir jika Edward tidak bisa makan masakan manusia, tentu saja makan manusia selalu ia makan, Karna ia berkerja dengan manusia dan bergaul   dengan manusia.
"Tentu. Kak lano harus mencoba nya" Edward terkekeh menatap gadis otu dengan lahap Edward memakan makanan itu dan mengunyah dengan nyaman.
"Enak! Aku suka,dagingnya empuk " setelah edward mengucapkan itu Mata Qilla terlihat bahagia setelah mendengar takjub dengan pujian yang Edward lontarkan untuk nya.
"Aaa! Senangnya " tanpa sadar Qilla menepuk tangannya gembira, astaga gadis ini.

Edward hanya bisa tertawa kecil melihat tingkah gadis yang ada didepan nya.
"Kutunggu masakan lainnya " ucap Edward mengambil satu potong daging sapi dan langsung memasukkan nya kedalam mulutnya.
"Baiklah, aku akan masak lagi dengan menu yang berbeda " Edward menganggukkan kepalanya menatap setuju kearah gadis itu.
"Ihh pelan-pelan makannya, belepotan hhahaha"Qilla terus tertawa tapi tangannya tidak lupa mengambil tissue dan mengelapkan nya pada sudut bibir Edward.
"Terim--... "Ucapan Edward terpotong saat seseorang memanggilnya.

"Edward " ucap suara itu saat Edward menatap siapa yang memanggilnya ternyata itu adalah Cassie,hanya cassie yang memanggil nya dengan sebutan 'Edward '.
"Ya? "Singkat Edward bahkan langsung membuang wajahnya tidak ingin menatap Cassie, Cassie yang diperlakukan seperti itu hanya bisa menahan tangisnya. Edward nya telah berubah

Entah kenapa Edward menjadi dingin dan menjaga jarak jika berdekatan dengan Cassie, apa mungkin pria itu sudah malas dengan nya? Atau Edward sudah terlalu sakit hati, sehingga ia menjauhkan Cassie dan mencari gadis lain?.

"Aku ingin berbicara sesuatu dengan mu" ucap Cassie yang terus memperhatikan Edward sekali kali ia mencuri pandang kearah Qilla, tapi sayang Edward tidak mau menatap nya sedikit pun.
"Apa kau tidak lihat jika aku sedang sibuk" ucap Edward dingin sedangkan Qilla hanya diam memperhatikan Perdebatan antara Cassie dan juga Edward.
"Hm, maaf. Kurasa lain kali" setelah mengatakan itu langsung saja Cassie pergi meninggalkan mereka berdua dan begitu juga air mata Cassie jatuh tanpa bisa ditahan lagi.
Edward hanya bisa menghelang nafasnya menatap punggung Cassie yang mulai menjauh darinya.
"Kakak tadi siapa? " ucap Qilla langsung membuat Edward kembali fokus menatapnya.
"Bukan siapa-siapa " ucap Edward tersenyum kecil kearah Qilla.

Bersambung....
Jangan lupa vote/komen. Makasih

The Monster Is My LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang