15.monster

3.7K 209 28
                                    

Cassie menatap luka di tangan nya dan gadis itu hanya bisa meringis merasakan sakit ditangannya ia masih tidak menyangka jika Edward akan melukai nya seperti ini.

Dan kenapa juga Edward sangat peduli kepada gadis yang bernama Qilla itu?, apa mungkin Edward ingin balas dendam padanya karna telah menyakiti nya dengan dirinya berpacaran dengan Agra? Apa seperti itu pikir gadis itu

Menghela nafas panjang Cassie hanya bisa diam merenung didalam kamarnya ingin menangis pun rasanya ia sudah lelah, sudah terlalu banyak air mata yang ia keluar kan.

....

Cukup lama berada didalam kamar Dan rasa bosan menghampiri nya dengan malas Cassie beranjak dari tempat tidurnya bersiap siap untuk keluar.
Cassie berjalan pelan mencari Cafe yang nyaman untuk dirinya menikmati kesendirian, entah kenapa Cassie ingin berjalan kaki.
Cassie melihat tangannya yang dibalut perban tidak parah hanya saja luka itu terlalu dalam dan tergores sedikit panjang.

Sampai disala satu cafe yang cukup nyaman baginya langsung saja masuk kedalam dan duduk.
"Ingin pesan apa? "Tanya pelayan cafe itu.
"Capuccino"ucap Cassie.
"Baiklah, tunggu sebentar " Cassie menganggukkan kepalanya dan pelayan cafe itu pergi meninggalkan nya.

Cassie sibuk menatap satu persatu orang yang berada dicafe ini dan tidak sengaja mata Cassie menatap sosok yang tak asing baginya siapa lagi jika bukan Edward dan juga Qilla mereka berdua disana, begitu bahagia bahkan Qilla sangat terlihat nyaman berada didekat Edward.
"Seharunya itu aku"ucap Cassie mengalihkan perhatiannya dari mereka.

"Ini pesanannya, mbak" ucap pelayan itu dan kembali pergi.
Asik menikmati pesannya Cassie tidak sadar jika Edward memperhatikan nya dari kejauhan, mata Edward tertuju pada tangan Cassie yang terluka karna nya. Ingin rasanya Edward menghampiri Cassie dan meminta maaf.
"Kak, lagi liatin apa? "Tanya Qilla yang melihat tatapan Edward teralihkan
"Tidak ada"senyum Edward dan kembali menatap Qilla

Bruck!

Cassie kaget saat orang didepannya ini tiba-tiba menggebrak meja yang Cassie tempati sehingga cappuccino pesanan nya tumpah dan untung saja tidak tumpah mengenai bajunya.
"Ini mejaku, kenapa kau berada disini" ucap seorang gadis yang tidak Cassie tau siapa namanya.
"Tapikan ini umum"ucap Cassie yang tidak mau di salahkan juga, walau bagaimanapun ini tempat umum dan gadis itu sudah menumpahkan cappuccino pesanannya. Menyebalkan
"Ais sudahlah, beruntung aku baik hati sekarang kita duduk berdua disini, dan aku akan mengganti cappuccino pesanan mu"
"Eh. Kenapa tiba-tiba " ucap Cassie heran menatap gadis itu yang kini telah duduk dikursi kosong yang berada didepannya.
"Sudah aku katakan, kalo aku itu baik hati sekarang "ditatapnya Cassie dengan kesal karna masih tidak mengerti dengan perubahan sikapnya, Cassie tersenyum kecil dan menganggukkan kepalanya.
"Jadi, siapa namamu? "Tanya Cassie
"Aku... Meliana,oh ya aku akan mengganti pesanan mu".
"Ah tidak perlu, aku harus pergi sekarang. Namaku Cassie " Di lihat Cassie beranjak dari tempat duduknya ingin meninggalkan Meliana, Cassie baru ingat jika Abram akan datang kerumah nya.
"Kenapa cepat sekali "Meliana mencoba menahan Cassie.
"Maaf, Mel. Aku ada janji dengan teman ku" Meliana menganggukkan kepalanya dan langsung saja pergi dari meninggalkan meliana sendiri.

Bersambung....

The Monster Is My LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang