MP-6: Masalah baru

5K 323 29
                                    

MALAM pun tiba. Langit malam terlihat lebih kelam daripada biasanya.

Sekarang, Bella bisa menghela nafas lega karena semua pekerjaan rumah berhasil ia selesaikan. Tentu saja dengan begitu, tidak ada lagi alasan yang akan membuat Ibunya itu memarahinya.

Namun saat Bella baru saja mendudukkan tubuhnya di ruang tamu, Ibunya itu datang dari balik pintu dengan langkah yang terlihat di hentak-hentakkan. Dari ekspresinya saja, Bella sudah dapat berasumsi bahwa suasana hati Ibunya ini tidak sedang baik.

Damn.
Sekarang apalagi?

Bella yang tidak jadi duduk, akhirnya memilih untuk kembali berdiri hingga kini ia bisa berhadapan langsung dengan Ibunya.

"Ibu kenapa?"

Bukannya menjawab, wanita bernama Xeron itu malah menampar Bella tanpa asa-asa. Saking kerasnya tamparan itu, Bella hampir saja terjatuh dari posisinya. Hal itu juga sukses membuat Aurel keluar dari kamarnya.

"Kamu bolos sekolah, hah?" serunya kemudian.

Bella tertegun. Ia melupakan hal tersebut. Pasti sekarang wali kelasnya telah memberitahukan perihal dirinya yang bolos tadi kepada Xeron.

Sementara Aurel yang baru saja datang, langsung merangkul Bella seraya menghalanginya dari tatapan tajam Xeron. "Ibu kenapa nampar Bella!"

"Ini tidak ada hubungannya sama kamu, Aurel. Ayo masuk kamar!" usir Xeron secara terang-terangan.

"Aurel gak bakalan pergi kalo Ibu nyiksa Bella kayak gini!"

Xeron menajamkan pandangannya. Ia menunjuk Bella lalu berkata, "Dia itu udah bolos sekolah! Udah sepintar apa kamu sampai berani bolos kayak gitu, hah?"

Bella semakin tertunduk mendengarnya. Berbeda halnya dengan Aurel yang kini tersentak, lalu berbalik untuk menatap Bella.

"Bel, kamu bolos sekolah?" tanyanya pelan.

Bella mengangguk lemas. "Maafin Bella, Bu. Bella tadi kesiangan karna hujannya deras banget."

Xeron berjalan mendekati Bella, kemudian menarik tangan gadis itu dengan kasar. "Saya tanya, kamu udah sepinter apa sampai berani bolos kayak gitu! Cuma karna kehujanan kamu bisa bolos? Terus seharian tadi kamu kemana, Bella!" semprot Xeron.

Bella tidak bisa lagi menahan tangisnya. "Gerbangnya tadi udah bener-bener ditutup dan Bella gak dibolehin masuk, Bu. Terus tadi Bella mampir ke toko buku buat belajar bareng temen Bella," jawabnya jujur.

"Oh kamu belajar sama temen kamu yang sama-sama bolos itu? Kamu pikir Ibu bakalan percaya? Kamu itu makin besar makin gak bisa dipercaya ya!" Xeron mendorong bahu Bella hingga berakhir dengan Aurel yang menahan tubuh gadis itu agar tidak terjatuh.

"Bu, udah dong! Ibu gak boleh kasar kayak gini sama Bella. Bella bolos untuk belajar juga, kan? Bella gak mungkin bohong sama Ibu!" bela Aurel kemudian.

"Asal kamu tau, Aurel. Anak kayak dia itu cuma jadi beban buat saya! Saya juga gak ngerti kenapa saya yang harus dititipin anak kayak dia!"

Setelah mengucapkan itu, Xeron melangkah pergi dari sana. Meninggalkan isakan tangis dari Bella yang semakin terdengar.

Melihat itu, Aurel langsung saja membawa Bella ke dalam pelukannya. "Udah, Bel. Jangan masukin omongan Ibu ke dalam hati, ya. Ibu lagi emosi aja. Sebenernya dia itu sayang banget sama kamu," bisiknya pelan.

Bella menggeleng cepat. "Enggak, Kak. Ibu gak pernah sayang sama aku. Ibu cuma sayang sama Kakak." Bella mengusap air matanya dengan kasar seraya melepaskan pelukan Aurel. "Bella itu sebenernya siapa sih, Kak? Kenapa Ibu jahat banget sama Bella? Kenapa Ibu gak pernah sedikit pun ngasih rasa sayangnya sama Bella? Emang Bella itu anak pungut ya?"

"Hush!" Mata Aurel melebar. Ia sontak menyalahkan perkataan Bella. "Kamu jangan ngomong kayak gitu! Kamu itu adik Kakak! Kamu juga anak kandungnya Ibu dan selamanya bakalan kayak gitu!"

Bella menangis lagi. Kali ini dirinyalah yang lebih dulu memeluk Aurel, lalu terisak di pelukannya.

"Bella capek, Kak. Kalau bisa ... Bella pengen ke dunia lain aja biar hidup bahagia."

__________________________________

Mermaid Princess [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang