SESAMPAINYA Bella di Aerist Kingdom, gadis ini langsung masuk ke sebuah kamar yang telah disediakan oleh Justin. Ia membaringkan ekornya di atas ranjang, kemudian menyenderkan punggungnya pada badan kasur tersebut.
Bella merasa sangat lega ketika ia bisa melewati masalah di hari ini.
Dan, yah ...
Akhirnya semua mimpi buruk Bella yang dialaminya di Aera Kingdom sudah berlalu. Bella juga awalnya tidak menyangka bahwa Alex akan mendengar permintaannya--tentang Bella yang ingin Alex melepaskannya untuk kembali bersama Justin. Dan keputusan Alex ini membuat Bella yakin, bahwa Alex belum berubah. Lelaki itu masih menjadi Alex yang menjadi sahabatnya dulu saat di daratan sana.
Ya walaupun awalnya Alex sempat bersikap jahat kepadanya, tetapi akhirnya lelaki itu mengerti dengan keadaan Bella. Intinya, Alex juga ingin melihat Bella bahagia--walaupun tidak bersama dengannya.
Saat tengah asyik melamun, kedatangan Justin membuat Bella terhenyak dan memilih untuk mengalihkan pandangannya ke arah merman tampan tersebut.
Justin kini tersenyum lalu duduk di samping Bella, membuat Bella menatapnya dengan tatapan bingung.
"Kenapa?"
Justin menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa. Aku hanya lega saja karna akhirnya kamu kembali kesini," jawab Justin kemudian.
"Hanya itu?" tanya Bella lagi, seakan tidak puas dengan jawaban Justin.
Justin lantas mengangkat salah satu alisnya dan bertanya, "Kamu ingin jawaban yang lain?"
Bella sontak memalingkan wajahnya. "Tidak," jawabnya kemudian. Jujur, awalnya saat melihat kedatangan Justin ke kamarnya, Bella mengira bahwa lelaki itu akan membicarakan perihal ungkapan cinta yang dikatakan oleh Bella saat di Aera Kingdom tadi. Ternyata tidak.
Dengan ini ...
Bella jadi ragu, apakah Justin juga sama mencintainya?"Bella." Panggilan Justin membuat Bella refleks kembali menatapnya. "Aku ingin menanyakan sesuatu yang penting kepadamu," lanjutnya.
"Menanyakan apa?"
Justin berdehem. Lelaki ini sedikit menggeser posisi duduknya agar bisa lebih dekat dengan Bella. "Apa kamu benar-benar mencintaiku?"
Bella sontak terdiam. Ternyata, Justin tidak melupakan hal tersebut.
Sial.
Apa yang harus Bella jawab sekarang? Apa lebih baik Bella jujur saja?Bella menundukkan wajahnya. Jari jemari lentiknya terlihat meraba-raba ekornya dengan asal. "Iya, itu benar. Tetapi ... itu bukan berarti aku memaksamu untuk mencintaiku secara balik. Aku tidak akan memaksamu, Jus," jawab Bella pelan.
Tiba-tiba Justin tertawa di tempatnya. Tawa yang membuat hati Bella menghangat ketika mendengarnya.
"Lagian tanpa kamu memaksaku pun, aku sudah lebih dulu mencintaimu, Bella," kekehnya di sela-sela tawanya.
Kini, Bella memberanikan diri untuk mengangkat wajahnya untuk menatap Justin. "Kamu mencintaiku karna aku adalah matemu, atau karna aku ini seorang wanita?"
Pertanyaan dari Bella sukses membuat tawa Justin terhenti. Pertanyaan Bella ini terdengar seperti sebuah pilihan di telinga Justin.
"Walaupun kamu memang lebih dulu mencintaiku, itu karna pasti kamu berpikir bahwa mencintai mate sendiri itu adalah hal yang wajib, kan?" tanya Bella lagi, membuat Justin tertegun karnanya.
Justin terdiam beberapa saat, membuat Bella yakin bahwa perkataannya ini memang benar. Hingga akhirnya Justin mengeluarkan suara.
"Aku sudah pernah bercerita kepadamu saat aku pertama kali melihatmu, itu saat kamu berusia tujuh tahun dan aku sepuluh tahun. Di saat itu, aku langsung tertarik kepadamu. Aku belum tau apa itu cinta. Aku juga belum mengerti betapa pentingnya mate di hidupku." Justin meraih kedua tangan Bella--menggenggamnya dengan lembut seraya menatap gadis itu dengan intens.
"Tetapi satu hal yang aku tau saat itu adalah ... saat aku melihatmu, aku tidak bisa melepaskan pandanganku kepadamu. Aku ingin menjadi pelindungmu dari segala marabahaya. Aku juga ingin selalu menghapus air matamu ketika kamu menangis. Intinya, aku ingin menjadi orang pertama yang ada di sampingmu di segala situasi, Bella," lanjut Justin panjang lebar.
"Apa itu bisa disebut dengan cinta?" tanya Justin kemudian, membuat Bella merasa bahwa jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. Ia tidak menyangka bahwa Justin mempunyai rasa yang sebesar ini kepadanya, padahal waktu itu dirinya hanyalah sesosok anak kecil.
"Justin, aku ..."
"Bella, dengar," ujar Justin, memotong ucapan Bella. "Ini memang salahku karna sejak awal, aku berkata padamu bahwa keberadaanmu ini sangat penting untuk kerajaanku. Tetapi sungguh, aku mencintaimu bukan karna hal itu. Aku mencintaimu karna murni tanpa ada alasan apapun," sambung Justin yang kini bergerak untuk mengusap pipi Bella dengan sayang.
"Aku mencintaimu, Bella," tegas Justin sekali lagi.
Bella tidak bisa lagi menahan senyumannya. Gadis ini lalu menerjang tubuh Justin dan memeluk lelaki itu dengan sangat erat. Sama halnya dengan Justin yang juga secara refleks membalas pelukannya. Justin juga beberapa kali mencium pucuk rambut Bella dengan sayang.
"Aku juga mencintaimu, Justin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mermaid Princess [END]
Fantasía[Fantasy-Romance] Kedatangan sesosok Pria tampan di kehidupannya, membuat semua pertanyaan yang selama ini terpendam di benak Bella, akhirnya satu demi satu mulai terungkap. Dari kejadian-kejadian gila yang diluar naluri, hingga kebenaran-kebenaran...