"KAMU diam di sini. Jangan keluar ataupun pergi ke manapun!"
Saat Justin hendak menutup pintu ruangan, Bella lebih dulu mencegahnya. "Aku juga ingin melihatnya, Jus! Kenapa aku malah dikurung di kamar ini?" tukasnya kemudian.
Ya, setelah menerima pesan tadi, Justin langsung menarik Bella untuk masuk ke dalam kamar tersebut. Awalnya Bella berpikir bahwa Justin akan menariknya untuk bertemu Alex, tetapi nyatanya Justin malah berakhir dengan mengurungnya seperti ini.
"Di luar sangat berbahaya, Bella. Aku tidak akan membiarkanmu terluka," jawab Justin.
"Dia Alex, kan? Dia temanku. Dia tidak akan pernah menyakitiku!" balas Bella bersikukuh.
"Kamu tidak akan mengenal Alex yang sekarang. Pangeran itu sudah jauh berbeda dengan orang yang menjadi temanmu saat di daratan dulu. Jadi tolong, turuti saja perintahku sekarang." Tanpa menunggu jawaban dari Bella, Justin menutup pintu tersebut lalu menguncinya.
Bella yang diperlakukan seperti itu kini hanya bisa termenung di tempatnya.
"Pangeran? Apakah ... Alex juga pangeran di negeri mermaid juga?"
***
Dentuman keras terdengar sangat menggema ketika Alex melayangkan sihirnya untuk menghancurkan beberapa pilar Aerist Kingdom.
Justin yang baru saja tiba di tempat kejadian sukses terkejut bukan main. Pasalnya, ternyata setelah berhasil menerobos gerbang utama, Alex yang hanya seorang diri itu mulai menghancurkan bangunan-bangunan istana. Dan dia tidak main-main ketika melakukannya.
"ALEX, HENTIKAN!" teriak Justin dengan lantang. Hal itu berhasil membuat Alex menghentikan aksinya dan beralih untuk melihat Justin yang berdiri tidak jauh dari posisinya.
Mata Alex menajam. Kedua tangannya terlihat mengepal. Tanpa aba-aba, Merman berekor ungu cerah ini langsung melemparkan serangan berupa gelombang air besar kepada Justin. Sementara Justin yang memang sudah terlatih dengan kejadian tidak terduga seperti ini, sukses untuk menghindar.
"CUKUP ALEX!" teriak Justin geram.
Namun Alex tidak mendengarnya. Untuk yang kedua kalinya ia kembali melempari Justin dengan kekuatannya. Ia mulai membabi buta. Nampak jelas bahwa amarah Alex sudah mencapai batas yang tidak wajar.
"ALEX HENTIKAN!" Justin berteriak lagi, dan hal tersebut membuat Alex akhirnya berhenti.
Alex merasakan nafasnya memburu dengan hebat. Rasanya ia ingin membunuh Justin saat itu juga, tetapi ia menahannya.
"Di mana Bella?" tanya Alex penuh penekanan.
"Bella aman bersamaku. Dia sekarang baik-baik saja," jawab Justin berusaha tenang.
"AKU TIDAK MENANYAKAN KEADAANNYA! AKU MENANYAKAN KEBERADAANNYA, JUSTIN!" bentak Alex yang sudah naik pitam.
"Kau bilang bahwa kau tidak akan membawanya! Kau hanya membutuhkan kalungnya, kan? Tetapi kenapa kau malah berakhir dengan menculik Bella ke lautan seperti ini!" sambungnya, menatap Justin dengan tatapan tajam.
"Waktu itu aku salah. Aku berpikir bahwa kalung itu bisa berfungsi tanpa pemilik, namun kenyataannya tidak," jawab Justin.
"Tetapi itu bukan berarti kau bisa membawa Bella ke bawah laut dengan seenaknya!" Alex berenang sekarang mendekati Justin. Hal ini membuat Justin bisa melihat dengan jelas amarah yang terpancarkan di wajah Alex.
"Dewa laut memang menciptakannya untuk menjadi pendampingku, kan? Takdirnya memang di sini."
"DIA ITU MANUSIA! Takdirnya itu di darat, bukan di sini!" bentak Alex dengan nada yang tinggi. "Kau telah merebut hak itu darinya, kau tahu," sambungnya kemudian.
Justin terdiam sesaat. Lalu tak lama kemudian, merman ini menarik salah satu sudut bibirnya dan menjawab, "Memangnya sebagus apa kehidupannya di daratan, sehingga kau bersikukuh untuk mengembalikan dia ke sana?"
Alex terkejut mendengar jawaban itu. Ia melihat Justin kini semakin mengembangkan senyumannya. Lalu, untuk kesekian kalinya kedua tangan Alex mengepal. Ia secara refleks melemparkan kekuatannya ke arah Justin, lagi. Dan tentu saja Justin bisa dengan mudah menghindarinya.
"DIA MEMPUNYAI KELUARGA! DIA MEMANG SUDAH DARI SEJAK KECIL TINGGAL DI DARATAN DAN AKAN TETAP SEPERTI ITU UNTUK SELAMANYA!" Alex berteriak seraya menyerang Justin. Namun Justin yang lihai, tentu tidak pernah terkena oleh serangannya.
"Kau tau sendiri, Alex, Ibunya itu tidak pernah memperlakukannya dengan baik. Kau juga tau bahwa Bella tidak pernah suka dengan kehidupannya itu." Justin menjeda ucapannya ketika salah satu serangan Alex hampir saja mengenai tubuhnya. "Kau melakukan semua ini hanya karna kau tidak ingin kehilangan Bella, kan?"
damn.
Pertanyaan itu sukses membuat Alex seketika mematung. Dengan mata yang memerah, ia menatap Justin yang kini juga tengah menatapnya.
"Kau diam karna perkataanku benar, kan?"
Alex semakin bungkam. Nafasnya sudah mulai teratur dan hal itu membuat Justin bisa diam di posisinya.
"Tetapi sayang, Alex. Dewa laut menciptakan Bella untukku. Dan kau ... kau tau sendiri bahwa mate mu itu sudah tiada. Apa kau tidak ingat?"
Mendengarnya, Alex langsung menggeleng cepat. "Tidak! Aku melakukan semua ini karna kau memang merebut Bella dariku! Aku yang sudah bersama menemaninya di daratan hingga sejauh ini! Jadi untuk bersamanya, adalah hakku!"
Justin tersenyum kecut. "Ini bukan tentang hak lagi, Alex. Ini semua tentang takdir. Seberapa keras kau ingin mendapatkan Bella, tetapi jika takdir ingin aku yang menjadi pendamping hidupnya, kau bisa apa?"
Dan pernyataan itu, berhasil membuat Alex terdiam sejadi-jadinya.
____________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Mermaid Princess [END]
Fantasy[Fantasy-Romance] Kedatangan sesosok Pria tampan di kehidupannya, membuat semua pertanyaan yang selama ini terpendam di benak Bella, akhirnya satu demi satu mulai terungkap. Dari kejadian-kejadian gila yang diluar naluri, hingga kebenaran-kebenaran...